Twenty Four: Gossip

10K 1.6K 290
                                    

Pelayan-pelayan istana fraksi barat Akennaton tampak sibuk sekali pagi ini. Dibantu oleh beberapa pria lycan, mereka mengangkat barang-barang untuk dipindahkan ke suatu ruangan. Ruangan itu, adalah ruang tempat peristirahatan atau sebut saja ruang pribadi untuk Lady Bona.

Satu-persatu barang seperti lemari, sofa, meja, guci-guci cantik dengan ukiran unik, dan masih banyak barang mewah lainnya telah tersusun rapi di dalam.

Ruangan tersebut di dekorasi oleh Bona sendiri. Atas izin Lord Milson, Bona memilih ruangan yang dilengkapi dengan banyak jendela. Sebab ia tak terlalu suka kegelapan. Setidaknya, ia ingin memiliki ruang pribadi dengan kesan ceria. Alhasil, gorden-gorden raksasa yang menempel cantik di pinggir jendela, didominasi oleh warna merah muda.

Rak-rak di dalam ruangan itu pun diisi dengan patung-patung emas kecil. Bona tak tahu seberapa kayanya Clan Akennaton sehingga gemar mengoleksi emas seperti itu. Tak adakah patung yang berlapis berlian? Bona sudah bosan dengan emas.

Bona menatap dekorasi ruangannya dengan puas. Tak lupa ia meletakkan bunga escravo-nya di atas meja. Bunga itu kelihatan bermekaran dengan indah, selaras dengan suasana hati majikannya.

Semua pelayan dan pria-pria lycan membungkuk rendah pada Sang ratu. "Silakan nikmati waktu Anda, Lady," kata Gilbert mewakili mereka semua.

Bona tersenyum. "Terima kasih, ya. Kalian sudah bekerja keras. Silakan istirahat."

Para pelayan mulai meninggalkan ruangan. Begitu juga dengan pria-pria lycan. Kecuali, Gilbert. Sebab Bona menahannya dengan berkata. "Bagaimana kabarmu, Gilbert? Apa kau terluka saat perang?"

Gilbert semakin menunduk dalam, mengira bahwa Bona sedang menyinggungnya. Pria ini kelihatan ketakutan atas perilaku tak sopannya. "Aku baik-baik saja, Lady. Mohon maafkan aku. Seharusnya aku yang lebih dulu menanyakan kabar Anda."

Gelsy menahan tawa melihat ekspresi Gilbert. Bayangkan saja bagaimana kekarnya tubuh pemimpin ras manusia serigala itu. Namun, dibuat mati kutu oleh gadis mungil di hadapannya. Penyihir itu langsung diam setelah mendapat tatapan dingin dari Damares.

"Santai saja, Gilbert." Bona mencoba untuk menggeser gorden di jendela agar terbuka lebih lebar. Namun, ia tampak kesusahan. Sehingga Damares datang menolongnya.

"Ngomong-ngomong, di mana Eva dan Rebecca?"

"Mereka di pemukiman lycan, Lady."

"Katakan pada mereka untuk jangan sungkan datang ke sini. Aku rindu berbincang dengan mereka berdua."

Sudut bibir Gilbert tertarik mendengarnya. Pernah sekali Rebecca mengatakan padanya bahwa Lady Bona telah mengetahui bahwa Eva adalah manusia dan berulang kali meyakinkannya bahwa Ratu mereka itu menerima identitas Eva dengan tangan terbuka. Lady Bona bahkan bersedia tutup mulut pada pendampingnya sendiri agar ras lycan tak kena masalah dengan tuan mereka, Lord Milson.

Senyuman hangat Lady Bona membuat Gilbert kini yakin seratus persen bahwa Ratu Clan Akennaton itu tak pernah memakai topeng lain untuk melakukan tipu daya.

Gilbert membungkuk rendah pada Sang ratu, "Terima kasih, Lady," katanya lalu enyah dari ruangan.

Di tinggal bertiga menjadikan Gelsy dan Damares dapat bergerak leluasa. Gelsy langsung membanting diri di sofa dengan kaki yang terangkat di meja. Sedangkan Damares tengah menyusun novel-novel erotis karyanya di dalam rak mini.

Bona kemudian mengambil sebuah kotak di dalam laci. Itu hadiah Milson untuknya. Bukan. Bukan jantung Earie. Kali ini Milson memberinya hadiah yang normal. Itu pun karena permintaan Bona sendiri.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang