Fifteen: Raxil

14K 1.9K 199
                                    

Tadi pagi, Bona dan pelayan-pelayannya dibuat ketakutan setengah mati lantaran pintu kediaman Bona diketuk oleh seseorang yang tak dikenal.

Mereka tentu tahu bahwa seseorang itu pastinya bukan berasal dari Clan Asten. Sebab mereka yang mengetahui kedatangan Bona tak pernah berkunjung melalui pintu, melainkan dengan portal. Namun, kali ini berbeda. Ada tamu tak diundang yang datang.

Butuh waktu yang cukup lama bagi Damares mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu.

Damares membuka pintu perlahan, tetapi tak berani ia buka lebar-lebar. Ia melihat seorang pria berjubah besar berdiri membelakangi pintu.

Ketika Damares bertanya, "Siapa?" barulah pria itu berbalik.

Wajah dingin dan kaku Milson menyambutnya. Damares sigap membuka pintu lebar-lebar kemudian menunduk rendah, "Lord," sapanya.

"Kenapa kau lama sekali membuka pintu?" Suara Milson terdengar kesal.

Bona dan Gelsy keluar dari tempat persembunyian mereka. Bona berlari kecil menuruni tangga dengan senyuman lebar, bagaikan anak kecil yang baru saja dibelikan mainan oleh ayahnya.

Bona datang dan berdiri di depan sang tamu. Raut wajah Milson masih sama, selalu datar dan tak mengenakkan sama sekali ketika dipandang. Meski begitu, senyum Bona untuk pria itu tetap bertahan.

"Silakan masuk, Lord," kata Bona. Lantas Milson masuk ke dalam.

Mereka berakhir di dalam ruangan, tempat di mana Gelsy biasanya beristirahat setelah seharian melayani tuannya, juga merupakan tempat untuk bereskperimen dengan ramuan-ramuan sihirnya.

Ruangan itu cukup berantakan. Ratusan buku resep ramuan sihir Gelsy yang hampir memenuhi ruangan tak tersusun rapi di rak-rak buku, botol-botol ramuan yang berantakan di atas meja, dan kertas-kertas resep ramuan gagalnya berserakan di lantai.

Milson yang merupakan pecinta kerbersihan lantas terlihat tidak senang. Bona yang menyadari itu langsung memberi kode kepada Gelsy dan Damares untuk segera merapikan ruangan.

Sembari menunggu seisi ruangan terlihat rapi, Milson berkeliling, melihat-lihat koleksi buku sihir milik pelayan Bona.

"Jadi, salah satu pelayanmu seorang penyihir?" Milson buka suara.

"Ya, benar." Jawab Bona.

Setelah dirasanya ruangan telah rapi, Gelsy dan Damares berdiri di belakang sang nona.

Bona yang berniat memecah keheningan sontak berkata, "Ah, iya. Aku belum memperkenalkan mereka padamu, Lord. Iya, kan?"

Milson mengangguk singkat lalu menghampiri Bona.

Bona menarik tangan Damares ke depan, "Dia Damares. Seorang Diabolus biasa keturunan Asten," katanya.

Oh. Milson pernah bertemu dengan pria ini. Dia pernah datang ke Clan Akennaton, mendampingi Lord Eduardo hari itu.

Milson menatap Damares dari atas sampai bawah, menelisik penampilan dan rupa fisiknya. Wajah pria itu lumayan tampan. Sorot matanya yang dingin menunjukkan kesan keberanian. Milson bahkan merasa tertantang ketika Damares berani menatapnya dalam waktu yang lama. Pria ini cukup lancang dengan profesi rendahannya.

Bona lalu menarik Gelsy, "Ini Gelsy. Dia seorang penyihir."

Milson kembali melakukan penilaian. Penampilan Gelsy terlihat sangat aneh dan... mencurigakan. Rambut pendeknya berwarna ungu gelap. Dan yang paling membuat Milson keheranan, ialah topeng gadis itu. Gelsy memakai topeng yang menutupi separuh wajahnya.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang