Thirty Seven: Dark Version of Cinderella

8K 1.4K 571
                                    

*lagi bersihin lapak ini pake vacuum cleaner biar debunya pada ilang*

Bismillah ga diamuk netijen wp dan semoga ga nemu komen (yaampunz aku lupa alurnya thoOorrr)

Bismillah ga diamuk netijen wp dan semoga ga nemu komen (yaampunz aku lupa alurnya thoOorrr)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayo, Lady. Kau pasti bisa!"

Lady Bona berusaha untuk fokus. Kedua netra birunya lurus tertuju pada sebuah apel yang bertengger manis di atas kepala Patricio. Ratu fraksi barat Clan Akennaton itu memegang belati pemberian sang ayah erat-erat kemudian memasang ancang-ancang.

Rebecca dan Eva bersorak untuk menyemangati ratu mereka.

Sementara Patricio tampak menegang di sana. Zinki dan Gilbert yang bertindak sebagai pelatih tengah mengawasi gerak-gerik sang lady. Sebagai bentuk pembuktian kesetiaan pada Lady Bona, tiga pria lycan itu bersedia mengajarinya cara bertarung.

Setelah tiga hari dilatih, kini Lady Bona diajarkan cara membidik sasaran menggunakan belati. Puluhan lemparan gagal Bona lewati. Hingga sesaat membuat gadis itu berkecil hati. Namun, hal itu tak akan membuat semangatnya mati.

Kegagalan Bona yang cukup memalukan mungkin karena konsentrasinya yang kurang maksimal. Alhasil bidikan yang tadinya merupakan papan sasaran berukiran spiral, kini Zinki ganti dengan sebuah apel serta Patricio sebagai korban. Katanya supaya Lady Bona lebih berkonsentrasi.

"Langsung lempar saja, Nona!" Damares berujar dengan wajah muram, merasa gemas pula yakin bahwa lemparan sang tuan akan kembali gagal.

Bona lantas melempar belatinya menuju apel. Sayang, ia malah salah sasaran. Belati itu menggores ujung telinga Patricio hingga berdarah.

"Aaaaaa!" Lady Bona, Damares dan Rebecca berteriak histeris.

Lady Bona langsung berlari menuju Patricio. "Maafkan aku, Patricio. Aku tidak bermaksud melukaimu," katanya khawatir.

Bukannya sungkan, Patricio malah ketakutan. Justru pria lycan itulah yang tampak merasa bersalah. "Tidak apa-apa, Lady," sahutnya. Tak lama kemudian, luka kecil di telinganya menghilang. Mengingat ras lycan memang memiliki kekuatan healing.

Mereka semua dikagetkan kala sebuah ranting tajam melesat begitu cepat lalu menancap pada apel di atas kepala Patricio.

Lady Bona berbalik dan menemukan Lady Caitlyn berdiri jauh di belakang Damares. Selir kesayangan penguasa Clan Aneor itu kemudian menarik ranting tersebut menggunakan kekuatannya lalu mencabut apel milik Patricio.

Lady Caitlyn menghampiri sang tuan rumah dengan seringaian genitnya. "Bertarung tidak cocok untukmu, Lady."

Gadis Aneor itu memberikan apel tadi pada Patricio sembari mengedipkan mata kirinya.

"Mari belanja barang-barang mewah saja dan menggoda pria tampan bersamaku," ujar Lady Caitlyn kembali.

Lady Bona berbalik menghadap para lycan di sampingnya. "Terima kasih untuk hari ini. Kalian boleh beristirahat," kata gadis itu lalu mengambil belatinya.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang