Siang hari selepas kembali dari The Black Soil, Lord Gavriel menemukan kesibukan baru. Tumpukan berkas terkait kerajaan Dexter telah menanti di atas meja.
Sehingga penguasa clan elemen es itu segera berkutat dengan berkas-berkas tersebut agar bisa bersantai setelahnya.
Namun, ada aroma yang belakangan baru ia kenal tiba-tiba mampir di rongga hidungnya.
Lord Gavriel berdongak, menerawang sembari memikirkan betapa beraninya Si pemilik aroma itu mendekati wilayah kekuasaannya setelah kejadian tempo hari. Apa gadis itu tak takut mati?
Tanpa menunggu waktu lama, Lord Gavriel meninggalkan berkas-berkasnya dan langsung berteleportasi hingga berakhir di tengah-tengah dataran es dekat perbatasan Dexter dan Asten.
Ditatapnya Sang Lady dengan mata nyalang. Lady Bona tampil feminim nan anggun seperti biasanya. Ratu Akennaton itu sedang menunduk dengan wajah tertekuk. Gavriel menyadari kerisauan gadis itu.
Sampai saat Lady Bona berdongak, sorot terkejut langsung terlihat di matanya. Lord Gavriel enggan mendekat. Ia tak punya alasan untuk itu. Sebab kaki Sang Lady masih menginjak wilayah Asten.
Lord Gavriel memutuskan untuk bermain-main. Pria itu menciptakan badai kecil. Membuat rambut Bona beterbangan hingga syalnya langsung terlepas.
Melalui angin ciptaannya, Lord Gavriel membimbing syal tersebut terbang masuk ke dalam wilayah Clan Dexter hingga berakhir dalam genggamannya.
Ketika Lady Bona mendaratkan kaki di dataran es, tatapan Lord Gavriel berubah jahat. Pria itu berteleportasi dan kini telah berdiri di hadapan Lady Bona.
Lady Bona berdongak dan mata mereka langsung bertemu. Tak ada senyuman yang terukir. Pula tak ada perasaan yang berdesir. Yang ada hanya perasaan getir dengan hasrat tertahan ingin mencibir.
Mereka bertatapan begitu lama. Lady Bona berusaha membaca isi kepala pria itu melalui matanya dengan tangan terkepal was-was. Namun, Bona tak bisa melihat sorot lain selain keberingasan.
Lady Bona tak punya pilihan lain selain harus menginjak sarang pria berbahaya ini. Dia ingin mencuri ramuan raxil. Sebab ada Lord Milson yang menunggunya pulang.
Bona pun tak mau melibatkan kedua kakaknya kali ini. Karena bila ia tertangkap, Bona akan jatuh sendiri, tanpa perlu menyeret Clan Asten dalam marabahaya.
"Selamat datang, Lady." Lord Gavriel menyembunyikan syal biru muda milik Sang Lady di belakang punggungnya.
Lady Bona membungkuk anggun. Layaknya seorang tamu, ia berusaha untuk sesopan mungkin, walau hasrat ingin kabur sungguh menggebu-gebu di kepalanya.
"Boleh kutahu apa tujuanmu mengunjungi wilayahku?"
Lady Bona kelihatan gugup. "Mengambil syalku."
Dahi Lord Gavriel berkerut tak senang. Tatapannya tampak semakin tajam.
"Dan bertemu denganmu."
Perlahan, kerutan di dahi Gavriel lenyap. Namun, tatapan tajamnya masih bertahan. "Aku tak menyangka kau berani menemuiku seorang diri. Apa kau tidak takut mati?"
Lady Bona mengangkat dagu. Mencoba untuk terlihat kuat. "Beginikah caramu menyambut tamu, Lord? Aku bahkan tidak marah saat kau masuk ke dalam kediamanku tanpa permisi!"
Lord Gavriel terlihat marah. Penguasa Clan Dexter itu mencengkeram tangan Lady Bona. Perkataan gadis itu nyaris membuat kehormatannya terhina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolus
Fantasy(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus tahun lamanya telah disembunyikan oleh kakak dan Sang ayah sebab segala hal mengenai manusia masih dominan pada diri Bona. Baik dari segi fis...