Cinta. Sebagian besar orang menganggapnya sebagai hal yang indah. Namun, tidak bagi mereka yang hatinya sudah membeku sejak lama.
Awalnya, mereka pun menikmati betapa indahnya cinta itu. Lalu ketika hatinya telah patah, mereka jatuh kemudian ditolong oleh logika yang mengatakan bahwa cinta itu adalah kelemahan.
Itulah yang tertanam di kepala Lady Casmira hingga detik ini. Princess dari Clan Asten itu bangkit dari tempat tidur lalu mengambil pakaian dalam dan gaunnya yang berhambur di lantai.
"Lady?" panggil Lord Taylor yang masih bergumul dengan selimut di tempat tidur.
Lady Casmira berbalik dan tanpa malu memamerkan lekukan tubuhnya yang indah. "Kenapa?" tanyanya sembari memakai pakaian dalam lalu gaunnya.
"Kau dan Lord Victor, apa itu benar?" tanya Lord Taylor. Anak sulung salah satu petinggi di kerajaan Asten itu tampak ragu.
"Bukan urusanmu," kata Lady Casmira cuek. Padahal dia baru saja menghabiskan malam yang panas dengan pria itu, tetapi Lady Casmira terlihat begitu dingin seolah malam itu tak pernah terjadi.
"Aku akan mengakhiri hubunganku dengan Lady Margareth untukmu." Lord Taylor memakai baju dan celananya.
Lady Casmira tersenyum miring sembari merapikan rambut. Kini ia terlihat anggun kembali dengan gaun mewahnya. "Ayolah, Lord Taylor. Kau dan aku tidak akan sampai ke situ. Kau mengenalku."
Wajah Lord Taylor berubah muram. Sebenarnya, sudah sedari kecil ia memendam rasa pada Lady Casmira. Lord Eduardo bahkan telah memberi lampu hijau untuknya. Karena selama ini Lord Taylor memang dikenal dengan perangai yang baik. Lord Eduardo tentu menginginkan pria yang baik untuk adiknya.
Namun, sepertinya Lady Casmira memang tak pernah tertarik untuk menjalin hubungan serius. Yang dilakukan oleh gadis ini hanya terus bersenang-senang dengan teman sosialitanya.
"Apa bagusnya Lord Victor? Dia hanya akan menyakitimu."
"Aku sudah sakit sejak awal." Lady Casmira berdecak. "Sudahlah. Aku harus pergi," katanya lalu meninggalkan kediaman Sang Lord.
Pelik mulai bersemayam di hati Casmira sejak kematian ibunya, Lady Vivianne. Lalu pelik di hati Casmira semakin merebak saat melihat bagaimana ayahnya, Lord Ladarius melampiaskan kesedihan dengan tidur bersama banyak wanita dari berbagai ras. Ladarius bahkan tak ragu menebar benihnya pada wanita sembarangan.
Mungkin bila Lord Eduardo tidak membunuh mereka, dapat diperkirakan bahwa Lady Casmira sudah memiliki lima puluh adik saat ini. Coba bayangkan betapa gilanya Ladarius. Cinta begitu melemahkannya dan mampu membuatnya bertindak di luar nalar.
Masa-masa kesedihan Lord Ladarius adalah masa yang paling kelam bagi Casmira dan Eduardo. Sebab mereka berdua harus menuntaskan masalah yang Ladarius perbuat. Kegilaan Lord Ladarius baru lenyap ketika Lady Bona hadir di dunia ini.
Setelah melalui masa sulit itu, Lady Casmira sadar bahwa cinta itu dapat melemahkan. Bahkan bisa memberi rasa sakit yang lebih pada orang di sekitar.
Kala itu Lord Ladarius terlalu larut dalam kesedihan, hingga tak sadar telah menoreh luka yang mendalam di hati kedua anaknya.
Sejak saat itu, hati Casmira telah mati untuk cinta. Alih-alih mencinta, Casmira lebih memilih untuk bercinta.
Lady Casmira menyusuri pemukiman Asten. Banyak diabolus yang membungkuk padanya. Gadis itu kemudian tersenyum lebar tatkala melihat teman-temannya. Mereka adalah Lady Valerie, Lady Ruby dan satunya lagi Lady Margareth, kekasih Lord Taylor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolus
Fantasy(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus tahun lamanya telah disembunyikan oleh kakak dan Sang ayah sebab segala hal mengenai manusia masih dominan pada diri Bona. Baik dari segi fis...