Milson berujar dengan marah, "Hentikan sikap tidak sopanmu sebelum kuangkat kain ini di depan wajahmu, Lord Eduardo! Relakan Adikmu atau... relakan kerajaanmu?"
Wajah Milson memerah murka. Bona bisa merasakan aura kemarahan menyeruak keluar dari tubuhnya.
Hawa menegangkan tak dapat terelakkan. Setelah Milson berujar, cengkeraman Eduardo di tangan Bona menguat.
Eduardo terlihat bimbang di tengah-tengah kemarahannya. Bona bisa melihat itu. Namun, dilain sisi Bona pun memiriskan diri sebab Eduardo yang merupakan kakaknya, membutuhkan waktu yang begitu lama untuk membuat pilihan yang melibatkan dirinya.
Bona menatap Eduardo dengan sendu, merasa sedih untuk dirinya atas permasalahan yang tidak menguntungkan ini. Ia pun menyadari bahwa dua bersaudara dari Negeri Api itu mulai tak senang dengan kebungkaman Eduardo. Tanda-tanda perubahan ekspresi mereka membuat Si Raja dari Negeri Asten terlihat semakin gelisah.
"Harus berapa menit lagi kau menyita waktu berhargaku, hm?" Tanya Victor dengan seringaian tipis, berusaha untuk memperburuk suasana.
Victor menambahkan, "Aku baru tahu kau membutuhkan waktu yang selama ini membuat keputusan untuk pilihan yang semudah ini. Beginikah karakter Raja Clan Asten?" singgungnya dengan sedikit kekehan, dengan terang-terangan menjatuhkan harga diri Eduardo.
Casmira dan Djoser, pelayan setia Eduardo tampak marah dengan perkataan Victor barusan. Ujung trisula para pengawal semakin mendekat pada Milson dan Victor.
Hal ini membuat Victor marah, merasa tak terima dengan perlakuan pengawal rendahan seperti mereka. Namun, sebelum Victor melakukan sesuatu, Milson sudah lebih dulu bertindak. Dengan kekuatannya, Milson membuat para pengawal terhempas ke berbagai arah agar menjauh darinya. Suara trisula yang berjatuhan di lantai menimbulkan suara nyaring.
Air yang mengelilingi dinding istana Asten bergemuruh. Ikan-ikan berukuran besar dan para mermaid bermunculan dibalik dinding ruang takhta. Mereka merasakan adanya bahaya dan kecekaman dari perseteruan yang tak kunjung usai itu.
Victor terlihat semakin marah, "Berani-beraninya! Lancang sekali kalian!" katanya geram. Telapak tangan pria itu mulai mengeluarkan api.
Eduardo dan para pengawal berancang-ancang, bersiap-siap untuk memasang perisai air jika api di telapak tangan Lord Victor menyerang mereka.
Gelsy dan Damares menarik Bona mundur ke belakang untuk melindunginya.
Casmira terlihat ketakutan. Pikirannya dipenuhi dengan kemungkinan buruk bahwa jika perselisihan ini berlanjut ke perkelahian, maka akan terjadi perang.
"Kaulah yang lancang, Lord Victor. Pikirmu kau sedang berada di mana sekarang? Sebagai seorang tamu, kau telah menghilangkan kehormatanmu sendiri!" Hardik Eduardo marah.
Pikiran Bona sejalan dengan pikiran Casmira saat ini. Jika Clan-nya dan Akennaton berperang, Asten akan kalah telak. Sebab semua Clan di dunia alam bawah pasti akan memihak Clan Akennaton. Asten tak akan pernah memperoleh kemenangan, melainkan hanya kehancuran.
"Kau harusnya sadar diri jika berbicara tentang kehormatan, Lord Eduardo. Kehormatanmu berada di bawah kakiku saat ini!" Kata Victor. Eduardo menggeram mendengarnya. Ia melanjutkan, "pikirkan betapa hancurnya kehormatanmu jika aku menyebar kabar mengenai Adikmu yang kau sembunyikan! Semua Diabolus bisa langsung menebak bahwa hanya ada satu alasan mengapa kehadiran Diabolus disembunyikan. Dia memalukan bagi garis keturunannya, sebab dia adalah half Diabolus," Victor menyeringai, "Bona Asten adalah setengah iblis."
Lagi-lagi Eduardo dan Casmira kalah telak. Eduardo hanya bisa menahan amarah dengan mengepal kuat tangannya. Perkataan Victor yang memang sesuai fakta menjadikan lidahnya kelu untuk berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolus
Fantasy(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus tahun lamanya telah disembunyikan oleh kakak dan Sang ayah sebab segala hal mengenai manusia masih dominan pada diri Bona. Baik dari segi fis...