Di pagi-pagi buta ketika pertemuan para bangsawan Akins baru saja usai, Lady Helena dikejutkan oleh suara kebisingan yang berasal dari pemukiman. Suara teriakan diabolus elemen udara sangat nyaring hingga terdengar sampai istana.
Helena yang sudah sangat stres lantas dibuat semakin stres. Penguasa Clan Akins itu berteriak dengan marah, "Apa-apaan ini? Kenapa ribut sekali?"
Kemarahan Helena membuat Sang adik terpaksa harus angkat kaki untuk mengecek keadaan. Lord Thomas langsung membuka pintu teras lantai dua dan menatap pemukiman dari atas. Pemukiman warga tampak begitu kacau. Mereka berlarian panik ke sana ke mari.
Thomas yang tak kunjung datang membuat Lady Helena dan Lord Edward ikut mengecek keadaan. Mereka sama bingungnya seperti Lord Thomas. Namun, ada yang lebih mengejutkan dari itu. Di sisi timur pemukiman sebelum memasuki hutan, ada begitu banyak malaikat pencabut nyawa. Makhluk-makhluk pembawa aura kematian itu berbaris dengan rapi menyaksikan ketakutan para diabolus.
Ketika salah satu Sang malaikat berdongak menatap Helena dengan seringaian lebar, Helena langsung merinding ketakutan.
Tak lama kemudian tanah Akins berguncang hebat. Terlihatlah dari kejauhan pasukan Akennaton melesat begitu cepat menuju Clan Akins.
Aura kematian yang dibawa oleh pasukan Lord Milson begitu terasa, walau hanya dalam pandangan. Jumlah mereka yang sangat banyak membuat Lady Helena ketar-ketir. Ia panik luar biasa. Sebab Clan Akins belum mempersiapkan apapun untuk menghadapi perang.
Ras lycan, cerberus, ogre dan troll berlari begitu cepat. Pijakan kaki mereka yang kuat membuat debu berterbangan ke atas.
Sementara pasukan diabolus Akennaton dan Asten terbang di atas mereka. Tubuh diabolus Akennaton mengeluar api yang begitu besar.
Ukuran api yang paling besar tentu dimiliki oleh dua Sang penguasa, Lord Milson dan Lord Victor. Kakak beradik itu menatap wilayah lawan dengan nyalang. Milson kemudian menepuk punggung Paco, mengisyaratkan burung phoenix itu agar melesat lebih cepat. Sementara Victor berdiri di atas punggung Paco dengan santai. Pria itu sedang menyeringai saat Clan Akins kini sudah berada di depan mata mereka.
Yang paling duluan tiba, ialah ras lycan. Para serigala yang dipimpin oleh Zinki itu langsung meluluhlantakkan pemukiman warga. Mereka menabrak bangunan-bangunan hingga retak lalu menerkam para diabolus elemen udara. Mereka begitu beringas dan tak pandang umur. Patricio bahkan tak segan mengoyak tubuh anak kecil hingga tak bernyawa.
Seekor serigala berbulu cokelat, memanjat naik ke atas pohon lalu melompat masuk ke dalam rumah diabolus yang melayang di atas. Serigala itu adalah Gilbert. Ia kemudian melempar dua orang diabolus wanita hingga terjatuh ke bawah. Sehingga Rebecca yang dalam wujud serigalanya yang menunggu di bawah, menatap santapannya dengan menjilat bibir. Serigala abu-abu yang memiliki perut besar itu kemudian mengoyak perut dua wanita tersebut secara bergantian.
Ras lycan begitu cepat dalam melakukan penyerangan. Seolah tak ada ampun, mereka menghabisi lawan dengan gigitan dan cakaran brutal. Mereka tahu cara melumpuhkan lawan. Baik itu pemukiman di bawah maupun di atas, mereka sapu rata.
Meski, diabolus Akins melakukan perlawanan dengan menghempas mereka menggunakan hembusan udara berkecepatan tinggi, para lycan tetap bangkit untuk kembali menyerang.
Ketika ras cerberus dan para raksasa tiba, darah hitam semakin bercucuran di mana-mana. Rumah-rumah di pemukiman hancur lembur dengan sekali hentakan kaki para ogre dan troll.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolus
Fantasy(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus tahun lamanya telah disembunyikan oleh kakak dan Sang ayah sebab segala hal mengenai manusia masih dominan pada diri Bona. Baik dari segi fis...