Happy reading
---
M
enjadi mafia bukanlah hal mudah. Apalagi menjadi mafia seperti Jimin. Jika kalian melihat sisi Jimin yang lebih dalam, sebenarnya pemuda itu sangatlah rapuh. Baginya menjadi mafia adalah hal yang sulit di pertimbangkan. Tujuannya hanya satu, yaitu membalas dendamnya.
"Apakah dia sudah mendingan?"
Appa Jimin baru saja masuk ke dalam kamar Jimin yang di mana disitu ada Jin, Yoongi, dan Jungkook. Sudah pastinya ada Jimin juga yang sedang terbaring lemah di ranjang besarnya itu.
"Aku juga tidak tau paman, kita hanya bisa memastikan nya saat dia terbangun." Jawab Jin.
Semalam adalah hari yang sangat menegangkan. Trauma Jimin yang membuat Jimin harus mempertimbangkan untuk menjadi seorang Mafia.
Suara tembakan yang menjadi penyebab utamanya. Jimin tidak bisa mendengar banyak suara tembakan. Sebagai mafia harus bisa berkutat dengan alat tembak bukan?. Jimin sudah melatihnya untuk bisa bertahan dengan suara-suara itu. Tapi, itu hanya bertahan sebentar. Setelahnya semuanya akan menggelap.
"Apakah dia akan tidur lama lagi seperti waktu itu?"tanya Jungkook dengan raut wajah khawatir.
"Tenang saja Jungkook- ah, Jimin itu anaknya kuat. Jadi sudah di pastikan Jimin akan bangun lebih cepat daripada yang waktu itu." Jawab Yoongi menenangkan Jungkook.
"Seharusnya, kita tidak perlu mengajaknya." Appa Jimin menyesal.
"Tenang paman, memang si musuh brengsek itu sangat tergesa-gesa melakukan misinya, Bodoh." Kesal Yoongi.
Muka pucat Jimin terpampang jelas di wajahnya. Siapa yang tidak kasihan jika melihat orang dengan muka pucat.
Jika orang lain mengira Jimin ini koma, itu salah besar. Jimin ini sebenarnya hanya tidur. TIDUR! Tidak lebih dari apapun dan akan terbangun dengan keadaan yang tidak mengenakkan. Seperti orang ketakutan? Ya.
Sangat sulit menjadi Park Jimin!
...
"Semuanya sudah lengkap kan?"
"Sudah, waktu rapat sudah hampir dekat."
"Oke, siapkan mobilku Sekarang!"
Gadis berambut panjang itu beranjak keluar dari gedung besarnya ini menuju tempat mobilnya yang sudah di siapkan untuk pergi ke tempat rapatnya itu.
Hari ini adalah rapat penting para petinggi. Jadi, mau tak mau Yena harus menghadirinya tanpa alasan. Banyak rekan-rekan bisnisnya yang ikut dalam rapat, mungkin termasuk ParkCorp.
"Apakah dia juga hadir?"
Melaju membelah jalanan kota Seoul dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih berputar di kepalanya sendiri.
Ada perasaan mengganjal di hatinya. Entah itu apa, tapi rasa itu adalah rasa khawatir. Siapa yang Yena khawatirkan? Taehyung? Sepertinya dia baik-baik saja.
...
"Rapat selesai, terimakasih."
Yena memberi hormat kepada rekan-rekan bisnisnya itu untuk pamit pulang. Ada rasa kecewa di benaknya, karena orang yang dia tunggu-tunggu tidak turut hadir di rapat penting ini.
"Aisshh!! Ada apa denganku? Kenapa aku jadi sedih karena dia tidak hadir?seharusnya kau senang, Yena." Monolog Yena dalam hatinya.
Entah apa yang ada di pikiran Yena. Jika boleh menebak 'Dia merindukan Jimin'. Apa tebakan kalian juga benar?
Yena melesatkan mobilnya itu kembali ke rumah, karena sudah tidak ada pekerjaan yang perlu di lakukan. Yena itu adalah orang yang sangat gesit, mangkanya dia suka mendapatkan waktu senggang seperti ini.
Melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah besarnya ini dengan tangan yang menenteng tas kecil tapi terlihat elegan.
"Ahh! Kamchangiya!"
"Kau sudah pulang?"
Yena terkejut karena ada Appanya di ruang keluarga sedang menonton siaran televisi. Entah kenapa semenjak Appanya pergi, Yena terlihat lebih bahagia dan juga bebas.
(Bapak Lo Yenn!!)
"y-ya, pekerjaan ku di kantor sudah ku selesaikan."
"Kenapa tidak menetap di sana sampai waktu kerja selesai? Apakah ada CEO yang pulang duluan?"
"Untuk apa? Toh, pekerjaan ku sudah selesai dan tertata rapih di tangan karyawan-karyawan ku itu."
"Aishh!! Kau ini."
Yena langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang ada di lantai 3. Dia sudah muak dengan kata-kata yang di lontarkan oleh Appanya itu. Terlalu banyak aturan. Yena tidak suka di atur.
...
"Paman, apakah dia tidak lapar?"
"Jika lapar dia akan terbangun Jungkook- ah. "
Mereka ber-4 sedang berada di ruang makan untuk melakukan makan malam bersama, kecuali Jimin. Jimin masih belum ingin membuka matanya sampai sekarang. Entah kenapa Jimin sangat suka tidur dan bermimpi.
Jungkook kesepian atau lebih tepatnya semuanya kesepian tanpa adanya Jimin. Padahal Jimin sudah seperti ini berkali-kali, tapi tetap saja mereka tidak bisa membiasakan dirinya.
Seperti waktu itu, Jimin tidak terbangun selama hampir 1 bulan. Sangat aneh bukan? Tidak dinyatakan koma dan juga tidak dinyatakan meninggal. Dia bernafas dengan teratur, tapi tidak ingin membuka matanya.
Dia terbangun setelah menemukan mimpi buruk.
...•
•
•
•
End...
Hai aku back😽
Jangan lupa Vote and follow ✔️
💜🤸🏻♀️HAPPY BIRTHDAY MARKUTET 🤸🏻♀️💜
✨GOD BLESS U BABY✨
...
Shintaera 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Mafia
Fanfiction[ON GOING] Seorang Mafia yang mengincar musuhnya dengan memanfaatkan seorang gadis yang baru menginjak usia ke 19 tahun. Mafia tersebut bernama Jimin, atau lebih tepatnya Park Jimin. Dan seorang gadis yang di manfaatkan nya itu bernama Kim Yena. Tap...