26| Die

317 21 4
                                    

Happy reading

---

Sebuah mobil sedan baru saja memasuki mansion yang letaknya sedikit terpencil, namun hanya mansion itu yang besar.

Seluruh pelayan yang ada di mansion tersebut memberikan salam hormat kepada Tuan nya. Pria dengan rambut surai hitam berjalan angkuh dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya itu.

"Bawa dia ke kamar yang ada di samping kamar ku."

"Baik."

Semua pelayan yang berada di sana menatap heran dengan seorang gadis yang di gendong ala bridal style tersebut.

Jung Hoseok, pria rambut bersurai hitam itulah yang menculik Yena yang sudah tidak sadarkan diri akibat pukulannya yang mengenai leher belakang gadis malang tersebut.

Yang dia pikirkan hanya 'bagaimanapun keadaannya, aku harus menikahi gadis itu!'.

Dia masuk ke dalam kamarnya. Mengganti semua pakaian yang dia pakai. Lalu, dia menidurkan tubuhnya di ranjang besarnya itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur.

"Hah... akhirnya aku mendapatkan nya. Tidak sulit, hanya saja butuh kekerasan sedikit. Maafkan aku Yena, sayang. Mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan agar kau ingin ikut dan menikah dengan ku. Hahahaha!!!" Ucapnya entah dengan siapa.

...

Lain dengan Jimin dan Yoongi yang saat ini mobilnya berhenti di pinggir jalan. Mereka berdua kehilangan jejak si mobil Jung itu.

Jimin yang masih menahan amarahnya itu hanya bisa memukul stir mobilnya berkali-kali. Yoongi bisa apa jika Jimin sudah seperti ini.

"Jim, apa kau tidak menaruh alat pelacak pada Yena?" Tiba-tiba Yoongi membuka suaranya.

Mata Jimin langsung terbinar sempurna setelah mendengar perkataan Yoongi tadi. Ya, ada alat pelacak di tubuh Yena.

"Ada, seingat ku aku menempelkan alat pelacak di dress nya itu. Kenapa kau baru mengatakan nya sekarang, Hyung!!" Ucap Jimin.

"Ya!! Mana ku tau, kau ini!! Aishh.."

"Hyung, tolong ambilkan tablet ku di belakang, lalu buka aplikasi pelacak nya." Perintah Jimin.

Yoongi turun dari mobil Jimin, lalu mengambil tablet yang tadi di suruh Jimin itu. Dan ia menyalakan tablet tersebut.

Mencoba mencari dimana titik Yena berada, namun agak sedikit sulit.

"Jim, titiknya berada di dekat halte Yangju."

"Halte Yangju? Setauku di sana hanya ada jalan raya yang besar. Mana mungkin ada perumahan."

"Apa salahnya jika kita mencoba?" Lanjut Yoongi pasrah.

Mau tidak mau mereka berdua menjalankan mobilnya menuju titik dimana Yena berada.

...

"Ngh..."

Mata sipit yang indah itu terbuka secara perlahan, namun yang dia dapatkan bukanlah kamarnya. Yena berfikir sebentar.

The Strongest MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang