Happy readingDrrt...Drrt...Drrt...
Seseorang yang sedang memberi makan ke anjingnya itu menoleh ke arah nakas melihat handphone nya bergetar. Dan berjalan ke nakas, lalu mengangkat nya.
"Yeobseo"
Tetapi, taehyung tidak mendengar suara pemilik handphone ini. Yang ia dengar hanya suara lagu disko dan suara orang-orang yang sedang mabuk.
Sampai ia mendengar suara laki-laki dengan nada dingin.
---
"Benarkah?".Taehyung kaget mendengar suara yang baru saja ia dengar di ponselnya itu. Dia kenal dengan suara itu, suara yang ia benci begitu juga dengan pemilik suaranya.
Lalu, Taehyung langsung bersiap siap untuk menuju ke tempat yang adiknya kunjungi itu. Dia turun kebawah dan langsung memasuki mobil sport hitam miliknya itu, lalu ia melacak nomor ponsel Yena. Dan dia terkejut melihat lokasi Yena, karena lokasi itu menunjukkan ke sebuah Club. Dengan keadaan panik taehyung langsung melesat ke lokasi tersebut.
"Sialan kau, Park Jimin."
Taehyung melesatkan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menembus ke pertengahan jalan kota Seoul.
.....
"Oh tidak, kenapa si Kim Taehyung ini lama sekali!" Gerutu Yena dalam hati. Dia ketakutan melihat wajah Jimin yang sangat dingin. Seharusnya dia tidak takut dengan wajah seperti ini, tetapi ini BERBEDA. Wajah dinginnya sangat mendominasi, dan itu membuat Yena takut.
"Apa kau sedang berfikir bagaimana caranya kau bisa keluar dari sini?" Tanya Jimin dengan wajah dinginnya itu.
"Tidak akan bisa gadis kecil. Siapa yang ingin menolong mu? Kau ke sini sendiri bukan? Hahaha." Lanjut Jimin sambil terkekeh, namun itu tidak terlihat seperti kekehan.Benar juga Yena kesini hanya sendiri. Tetapi, Yena itu licik dan selalu berfikiran positif. Yena sangat yakin pasti kakaknya akan datang sebentar lagi. "Cih, siapa bilang tidak ada yang bisa menolongku?"
"Benar-benar keras kepala." Monolog Jimin dalam hatinya. Dan sampai ada tangan yang menonjok kepala Jimin, sehingga ia tersungkur ke lantai.
"Brengsek kau! Mau apa kau menggoda adikku?" gertak Taehyung yang sudah hilang kesabaran.
Kedua bodyguard Jimin pun datang. Yang satu menolong Tuannya yang tersungkur ke lantai yang satunya lagi menodongkan pistol ke arah Taehyung.
"Hei, jangan bermain senjata. Aku tidak membawanya jika kau bermain senjata." Kata Taehyung dengan nada mengejek.
Jimin yang melihatnya hanya terdiam sambil tersenyum sinis ke arah Taehyung.
"Kau ingin melepaskan adik mu itu atau kau ingin satu peluru itu menembus kepala mu?" Ancam Jimin kepada Taehyung."Jangan coba-coba untuk menyentuh kakak ku brengsek." Yena sudah kesal dengan drama yang berada di tempat ini. Akhirnya, dia diam-diam mengambil pistolnya dari dalam tas hitam berliannya itu tanpa ketahuan oleh orang lain.
Taehyung bisa merasakan gerakan tangan Yena yang sedang mengambil pistol di belakangnya itu. Karena posisi Yena yang bersandar di dinding dan di depan Yena ada Taehyung yang memunggungi Yena.
Tangan Taehyung mengambil pistol dari tangan Yena. Dan dengan cepat...
Dorr....
"Tepat sasaran." Ucap Taehyung berbisik.Dorr...
"Mudah sekali." Bisik Taehyung dengan kekehannya.(Kedua bodyguard itu sudah terkapar dengan darah.)
Kini pistolnya mengarah ke Jimin. Dan Jimin tidak merasa takut akan pistol Taehyung yang bisa kapan saja menembus jantungnya.
"Wow, seperti itu ya cara bermain kalian?" ucap Jimin sambil melangkah kan kakinya ke arah Taehyung dan Yena. Dan ia membuka jas yang ia pakai, lalu membuangnya ke sembarang arah.
Melihat Jimin yang mendekat tidak membawa senjata apapun, Taehyung pun mengembalikan pistolnya ke Yena.
"Kau jangan sok jagoan Park sialan.""Aku memang jagoan jika kau lupa, Kim." Sahut Jimin yang merasa di remehkan oleh musuhnya sendiri. Tetapi, itu tidak membuat Jimin tersinggung sedikit pun.
"Jangan pernah berfikir kau bisa menyentuh adikku ini, sialan." Taehyung marah, sangat marah jika sudah ada yang berani menyentuh adiknya ini. "Dan satu lagi, aku disini tidak ingin menyentuh mu yang kotor itu dengan tangan bersih ku ini."
Jimin tertawa yang membuat orang-orang yang berada di Club ini merasa ngeri melihat tawa Jimin yang seperti mengundang kematian. "Kita bisa bermain sebentar Kim Taehyung."
"Aku tidak Sudi brengsek. Brakkk.." Taehyung menendang perut Jimin, sampai Jimin tersungkur ke lantai sangat jauh. Dia sudah sangat kesal dengan pria bermarga Park ini. "Yena, ayo kita pergi." Menarik tangan Yena, lalu pergi menuju mobil masing-masing dan melesat dari tempat itu.
.....
"SIALAN KAU KIM TAEHYUNG!!"
"Dan kalian berdua tidak berguna!" Marah Jimin ke kedua bodyguard nya yang sudah terkapar tak berdaya.
Jimin sudah tidak bisa mengejar mereka berdua karena mereka melesat begitu cepat. Jimin keluar dari tempat Club miliknya. Orang-orang yang berada di Club itu ketakutan melihat pemiliknya ini marah.
Jimin masuk ke dalam mobilnya, lalu melesat dari tempat Clubnya dan pulang ke mansion besarnya.Mansion Jimin.
Pintu gerbang terbuka, mobil sang pemilik mansion masuk kedalam dan di sambut oleh para pelayan.
Jimin turun dari mobil dengan muka yang sangat dingin dan juga ada luka memar di bagian pipinya. Setelah masuk ke dalam rumah dia di suguhkan 3 sahabatnya, yaitu Jin, Jungkook, dan Suga.
"Hyung, ini sudah larut. Dari mana saja kau?" Yang termuda membuka pertanyaan lebih dulu.
"Tidak perlu tahu." Jawab dingin Jimin. Lalu, jin memberi kode ke Jungkook dan Suga karena dia sudah tahu kalo yang di ajak bicara ini sedang tidak baik moodnya.
Jimin langsung berjalan ke kamarnya untuk beristirahat. Karena, benar mood Jimin sedang tidak baik.
"Kau memang selalu merusak rencana ku KIM TAEHYUNG!"
•
•
•
•
TBC..Yeayyy...
Jangan lupa Vote nya✔️
Shintaera💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Mafia
Fanfic[ON GOING] Seorang Mafia yang mengincar musuhnya dengan memanfaatkan seorang gadis yang baru menginjak usia ke 19 tahun. Mafia tersebut bernama Jimin, atau lebih tepatnya Park Jimin. Dan seorang gadis yang di manfaatkan nya itu bernama Kim Yena. Tap...