[ON GOING]
Seorang Mafia yang mengincar musuhnya dengan memanfaatkan seorang gadis yang baru menginjak usia ke 19 tahun. Mafia tersebut bernama Jimin, atau lebih tepatnya Park Jimin. Dan seorang gadis yang di manfaatkan nya itu bernama Kim Yena.
Tap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hahh, oppa. Aku akan sangat merindukanmu." Yena memeluk erat Taehyung.
"Nado, Yena- ya." Balas Taehyung sambil mengusap pucuk kepala Yena.
"Sudah-sudah, kalian ini seperti anak kecil saja. Taehyung- ah, jadwal pesawat mu sebentar lagi berangkat."
"Yena- ya. Kau harus ingat kata-kata ku. Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri, jika terjadi sesuatu tolong harus tetap berfikir tenang, jaga emosional mu itu. Arra?"
Yena bingung harus menjawab apa, karena ia tidak tahu masalah apa atau sesuatu apa yang akan terjadi. Yena juga tidak bisa berjanji, karena dia adalah orang yang emosional nya tidak bisa terkontrol.
"Ne, oppa. Aahh, pesawatnya sudah ingin berangkat. Sampai jumpa." Ucap Yena sambil melepas pelukan Taehyung dan melambaikan tangannya.
"Y-yaa,sampai jumpa." Taehyung membalas, dan berjalan menjauh dari Yena dan appanya. "Semoga kau selalu kuat apapun yang terjadi Yena."gumam Taehyung pelan dan tidak di dengar oleh siapapun.
Yena sebenarnya ingin menangis, tetapi dia tidak mau di tatap lemah oleh Appanya. Setelah Taehyung pergi, Yena berpamitan dengan Appanya. Lalu, keluar dari bandara dan masuk kedalam mobil Taehyung. Ya, apa kalian lupa jika Yena ada janji dengan seseorang di cafe?huh.
"Kita ke Cafe Town Heels daerah Hongdae."
"Baik, non."
...
Yena sudah sampai di Cafe nya. Dia duduk di bangku pojok dekat jendela sambil melihat pemandangan di luar yang tidak begitu ramai. Sampai, ada seseorang duduk di hadapannya.
"Hai"sapa orang tersebut sambil membuka masker hitamnya yang ia kenakan.
Yena terkejut bukan main. Dia mencoba mengingat orang yang di hadapannya ini, tetapi tidak bisa.
"Kau siapa?"
"Ohh, ternyata kau tidak kenal siapa aku?"orang tersebut bertanya balik dengan kekehan kecil.
"Tentu aku tidak kenal. Kalau aku kenal ngapain juga aku nanya. Sekali lagi, kau siapa?"
