27| Ugh!

350 24 5
                                    

Happy reading

---

Segerombolan perawat dan juga beberapa dokter berlari membawa brankar Jimin menuju masuk ke dalam ICU. Yena dan Yoongi mengikuti dari belakang, sampai di depan pintu ICU mereka cuman bisa menunggu dan berdoa.

Yoongi mendekat ke arah Yena yang duduk di depan ruangan. Mencoba menenangkan Yena yang sedari tadi tidak berhenti menangis.

"Tenang Yena, Jimin itu orang yang kuat."

"Hiks....ini semua salahku."

"Yang salah itu si bajingan yang sudah menculik mu Yena." Ucap Yoongi sambil mengusap-usap punggung Yena yang bergetar.

Yena masih memakai dress yang dia pakai tadi di acara pernikahan Taehyung. Dress nya cukup terbuka, Yoongi langsung berinisiatif untuk membuka jas yang dia kenakan, lalu dia pasang ke tubuh Yena yang sepertinya kedinginan.

"Yena!!"

"Tae oppa!!!Hikss..."

Taehyung berlari ke arah Yena, lalu dia memeluknya. Dia tau permasalahan ini dari Jungkook. Sahabat-sahabat Jimin yang lainnya sedang mengurus si Hoseok itu disana. Mangkanya hanya Yoongi yang ada di rumah sakit.

"Oppa...hiks, Jimin oppa...hiks. d-dia seperti ini karna ku..hiks.."

"Tidak Yena, ini bukan salahmu." Balas Taehyung.

Perawat maupun dokter sedari tadi keluar masuk ruang ICU dengan membawa beberapa kantong darah. Yena, Taehyung, dan juga Yoongi yang menunggu di depan ruangan sedikit panik karna melihat perawat dan juga dokter keluar masuk.

Drrt...drrtt....

Tuan Park calling....

"Yeobseo."

"Ya, paman?"

"Ada apa dengan Jimin!?"

Yang di tanya pun nampak berfikir sebentar. Tau dari mana tuan Park jika Jimin sedang dalam masalah? Aishh. Mau tak mau dia harus jujur, toh juga percuma jika di berbohong tentang kondisi Jimin yang tidak memungkinkan ini.

"D-dia sedang di rumah sakit."

"Jelaskan Min Yoongi!!"

"Dia di tembak oleh Jung Hosoek, paman."

"Bagaimana kondisinya?"

"Dokter belum keluar dari ICU, sepertinya Jimin sedang di operasi. Paman tidak perlu datang ke Seoul. Sudah terlalu larut."

"Ya, aku juga akan melakukan sesuatu. Tolong jaga Jimin sampai dia bangun, jika dia bangun telpon aku agar aku menyusul ke rumah sakit, arra yoongi-ah?"

"N-ne, paman. Sebaiknya kau tidak perlu melakukan perlawanan. Aku khawatir denganmu."

"Dia harus merasakan balasannya."

The Strongest MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang