31| Ring

261 21 0
                                    

Happy reading

---

Matahari sudah menampakkan dirinya melewati celah-celah jendela yang tidak tertutup oleh gorden. Kamar dengan nuansa hitam yang membuat siapapun yang masuk ke dalam kamar tersebut akan bergidik ngeri.

Jimin, mengerjapkan matanya karena terganggu dengan matahari yang muncul dari jendela besarnya itu. Mau tak mau dia terbangun dan mengibas selimutnya.

Ternyata dia masih memakai jas kerjanya. Apakah semalam dia begadang? Jimin pun melangkah kan kakinya menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya itu.

Tak jauh beda dengan Kim Seokjin, dia juga baru saja terbangun dari tidurnya karena suara alarm ponselnya yang berbunyi.

Jam 08.00 kst.

Seokjin yang keluar duluan dari kamar apartemen Jimin dan langsung menuju ke dapur untuk membuat sarapannya dengan Jimin.

"Pagi, Hyung." Sapa Jimin.

"Ne, setelah sarapan kita harus segera ke kantor. Kita ada pertemuan dengan Presdir Kang." Jelas Seokjin yang masih berkutik dengan ovennya itu.

Yang dia ajak bicara hanya menganggukkan kepalanya paham. Lalu, dia duduk di meja pantry. Dia sudah rapih dengan jas hitamnya, sama dengan Seokjin yang juga sudah rapih dengan jas abu-abu nya itu.

...

Drrtt...drrtt....

Taehyung calling...

"Yeobseo."

"JIMIN-AHH!!!"

"YAK! Jangan berteriak, bodoh!"

"YENA, JIM!!! Y-YENA DI CULIK SESEORANG!!"

Brakk...

"MWO? Bagaimana bisa, Taehyung- ssi?"

"Aku tidak tau, pada saat aku ingin memanggil nya untuk sarapan dia sudah tidak ada di kamarnya dengan keadaan pintu terbuka dan banyak barang yang berserakan di kamarnya."

"Kau sudah cek ke kantornya?"

"Sudah, dan mereka bilang Yena belum ada di kantor hari ini. Lalu..."

"LALU, APA KIM TAEHYUNG!!!"

"M-mobilnya Yena ada di rumah, dia tidak memakai mobilnya."

Bipp....

Telepon Taehyung langsung di putuskan oleh Jimin. Jimin pun yang langsung terbakar oleh amarah, langsung melangkahkan kakinya keluar dari apartemen nya itu.

Seokjin yang tidak tau apa-apa langsung mematikan ovennya dan mengikuti arah Jimin pergi. Dia pun sama paniknya dengan Jimin.

Ingin bertanya ada apa, namun ini bukan situasi yang tepat. Karena melihat Jimin yang sedari tadi melumat bibirnya sendiri dan juga tangannya yang terus mengepal sembari meremat kunci mobilnya itu.

The Strongest MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang