29| He's bad

316 20 1
                                    

Happy reading

---

Setelah 1 Minggu di rawat, akhirnya Jimin di perbolehkan pulang. Namun, bukan berarti dia sudah di perbolehkan melakukan kegiatannya seperti biasa.

Hari ini ia hanya ingin ke kantor untuk mengecek para karyawan nya di sana. Lagi pula tidak ada seokjin kali ini. Kemana seokjin? Dia berada di Daegu, untuk menyelesaikan proyek disana. Seharusnya si Jimin yang pergi, tapi keadaannya belum 100% pulih.

"Yakk!! Hyung. Aku belum menyentuh kopinya. Tapi kau malah...aisshh" kesal Jimin.

Raut wajah Jimin seketika menjadi berubah karena ulah Hyung nya itu. Tidak ada seokjin bukan berarti tidak ada pengganti, bukan?. Yoongi, manusia itulah yang mengganti seokjin untuk menemani Jimin.

Berakhir mereka berantem karena masalah kopi. Pagi yang buruk.

"Kenapa? Lagi pula kenapa kau hanya memesan satu?" Tanya Yoongi dengan wajah sewot nya.

"Siapa suruh kau tu-"

Tok...tok...

"Masuk." Perintah Jimin.

"Permisi, maaf mengganggu waktunya. Hari ini ada rapat perusahaan, apa Presdir bersedia?" Jelas karyawan yang baru saja masuk ke dalam.

"Jam berapa rapatnya dimulai?"

"Sekitar jam 10."

"Oke, siapkan semuanya."

"Baik, saya permisi." Pamit karyawan tersebut dan langsung berjalan keluar dari ruangan yang bertulisan 'Presdir Park'.

Jimin pun melanjutkan kegiatannya untuk mengecek berkas-berkas yang baru saja di kirim ke mejanya itu.

Karena merasa jengah, Jimin pun berhenti kegiatannya sebentar. Mengurut pelipisnya pelan. Baru hari pertama bekerja saja sudah seperti ini. Apakah tidak ada yang menghendel berkas-berkas nya ini kemarin?huh.

"Hyung..." Panggil Jimin, memanggil Yoongi yang sedang bermain ponselnya di sofa luas yang berada di ruangan Jimin itu.

"Hmm?" Gumam Yoongi.

Karena jarak dari meja Jimin ke sofa itu cukup jauh, Jimin pun berjalan menuju sofa besarnya itu. Dan duduk di hadapan Yoongi dengan batasan meja panjang.

"Aku sedikit bingung, apa motif si Jung itu menculik Yena?" Tanya Jimin dengan nada herannya.

Yoongi yang tadinya cuek, kini mematikan ponselnya dan menatap ke arah Jimin. Ada rasa gelisah pada saat Jimin berbicara tentang si Jung itu.

"Aku juga tak tau." Jawab Yoongi simple.

"Ternyata dia belum berubah. Selalu membuat orang tersakiti dan menjadi sasaran empuknya." Lirih Jimin.

"Hey, kau memikirkan nya?"

"Tidak, hanya saja aku yang berharap dia menjadi temanku. Tapi, dia masih tetap sama seperti yang dulu, Jung Hoseok si tukang bully. Haha." Tawa renyah Jimin.

The Strongest MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang