35| Will You Marry Me?

314 20 1
                                    

Happy reading

---

"Ada apa kau ingin menemui ku?" Tanya Jungkook langsung.

"Aku ingin meminta maaf padamu." Jawab Yoongi dengan nada menyesalnya.

Kalian tahu bukan jika di dalam ruangan berjeruji itu tidak menyenangkan. Tidak ada ruangan pendingin ataupun penghangat dan tak ada yang namanya kasur empuk seperti di mansion.

Untuk makanan jangan ditanyakan lagi. Tidak ada yang enak di dalam penjara, sekalipun ada penjara VIP.

"Haruskah aku memaafkan mu?" Balas Jungkook dengan sinis.

Bukannya menjawab, kini Yoongi hanya menunduk sambil memainkan jari tangannya yang di borgol itu.

"Asal kau tahu, aku hampir kehilangan Hyung kesayanganku." Ucap Jungkook dengan penuh penekanan.

"M-maafkan aku, aku di luar kendali." Jawab Yoongi dengan nada yang sedikit bergetar.

Hanya Yoongi yang tahu bagaimana jika Jungkook sudah marah. Menurutnya, jika Jungkook sudah marah, apapun yang ada di sekitarnya yang akan menjadi pelampiasannya.

"Kau salah jika harus meminta maaf denganku. Minta maaf lah pada orang yang sudah hampir ingin menghilang nyawanya di tanganmu." Ucap Jungkook.

"A-apakah dia baik-baik saja?" Tanya Yoongi.

"Tentu, jika saja aku telat waktu itu. Maka, kau sudah tidak akan akan di dunia ini." Balas Jungkook.

Jika Jimin nya tidak selamat waktu itu, mungkin saja Min Yoongi sudah tidak bisa melihat dunia lagi pada malam itu juga.

Karena Jungkook juga sedang buru-buru, jadi dia langsung berbalik meninggalkan Yoongi yang masih saja menundukkan kepalanya.

Sebelum keluar, Jungkook berbalik.

"Aku akan membawa Jimin Hyung kesini. Entah dia akan meringankan hukuman mu atau justru malah memberatkan hukuman mu. Doakan saja semoga hati malaikat nya masih menancap di tubuhnya." Jungkook langsung meninggalkan Yoongi begitu saja.

Jungkook tidak peduli sekali pun Yoongi sudah membantu banyak pekerjaan Jungkook. Jika, Yoongi ataupun orang lain sudah mengusik kebahagiaan nya. Maka, tidak akan ada yang aman di tangannya.

...

"Yena- ya, aku bosan di dalam ruangan ini terus. Bolehkah aku keluar ke taman menikmati sejuknya udara di luar sana. Aku rindu sekali." Pinta Jimin dengan sedikit ber- aegyo.

"Apakah sudah tidak ada yang sakit tubuhmu?" Tanya Yena.

"Tidak, ayolah. Aku hanya ingin menikmati udara luar sebentar saja." Bujuk Jimin.

"Oke, tunggu aku harus mengambil kursi roda dulu." Yena pun keluar dari ruangan Jimin untuk mengambil kursi roda.

Jimin pun hanya tersenyum senang, akhirnya ia bisa keluar dan menghirup udara luar lagi. Ia rindu sekali.

Yena pun masuk dengan membawa kursi roda yang saat ini sedang ia dorong menuju ranjang Jimin.

"Bisakah kau turun, apakah tidak akan sakit?" Tanya Yena khawatir.

The Strongest MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang