Aiska tampak diam, mengingat nya membuat Aiska meringis.
"AIKA!" sentak Cika ketika tidak mendapatkan respon darinya.
Aiska mendongak kemudian menatap kearah teman-temannya.
"Gimana?" Tanya Kila antusias. Rina? Ia mah bodo amat seperti biasanya.
Aiska berusaha menahan bayangan-bayangan itu dan mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yg sebenarnya.Terdengar helaan nafas pelan dari Aiska membuat Kila dan Cika gemas sendiri.
"Dianter ya? Ditinggal iya" jawabnya tertawa hambar. Hal itu membuat Cika dan Kila membelalakkan mata bulat bahkan Rina yg tadinya tidak perduli melihat Aiska dengan tatapan sulit diartikan.
"Ma-maksudnya gimana?" Tanya Cika bingung. Jika sudah begini ia jadi susah konek.
"Ngomong yg benar Ai jangan setengah-setengah" peringat Rina, membuat Aiska lagi-lagi menghembuskan nafas pelan untuk kesekian kali nya.
"Aska gak nganterin gue dia ninggalin gue dihutan" ucapnya menatap lantai, bayangan itu selalu mencoba masuk kedalam pikirannya ketika mengingat itu. Namun itu membuat ketiga temannya menahan amarah yg sudah meledak. Aiska yg menyadari itu segera memperingati teman-temanya.
"Kalian mau ngapain? Jangan macem-macem plis" lirih nya namun terlambat sudah ketiga temannya sudah terbakar emosi.
"Gak Ai kali ini gue gak bakal tinggal diem!" ucap Kila dengan nada yg naik satu oktaf membuat seisi kantin menoleh kearah mereka. Semua kegiatan terhenti begitu saja bahkan Aska dkk yg tadinya tertawa pun ikut terdiam melihat kemarahan Kila. Mereka masih belum tau apa penyebab semua nya.
"Gue mohon jangan. Disini itu gue yg salah karena gue yg tetep ngejar Aska. Dia udah nyuruh gue kemaren buat gak ngejar dia tapi gue tolak" ucap Aiska berusaha menangkan Kila. Namun Rina dan Cika yg malah berdiri membuat Aiska semakin panik.
"GAK AIKA GAK! HARUSNYA ASKA GAK NGELAKUIN ITU SAMA LO! DIA GAK HARUS NINGGALIN LO DIHUTAN KAN?" bentak Rina membuat semua paham apa yg terjadi terutama Aska, dia sangat kaget karena melihat pancaran api kemarahan dimata teman-teman Aiska.
"Gue mohon jangan bikin harga diri kalian jatuh karena kesalahan gue. Gue mohon jangan" Aiska terisak ia sangat kalut saat ini terlebih bayang-bayang itu berhasil memasuki pikirannya.
"GAK AIKA KITA LEBIH BAIK LIAT LO NANGIS KARENA DIPAKSA NINGGALIN ASKA DARI PADA LIAT LO DALAM BAHAYA DAN ITU KARENA ASKA?" Sekarang Cika yg bersuara membuat Aiska meneguk silvanya susah payah.
"Tapi gue gak papa Ka, kalian liat kan gue sekarang sama kalian disini dan ini juga salah gue kalian ingat. Gue yg mau ngejar Aska jadi gue harus bisa nanggung akibat atas apa yg gue lakuin" ucap Aiska sendu walau rasanya lidah itu keluh untuk mengucapkan kata lagi.
Cika mengehembuskan nafas kasar begitu juga dengan Rina dan Kila. Aiska benar, semua terjadi karena dia yg memulainya Aiska yg ingin mengejar Aska. Bahkan mereka juga sudah berusaha agar membuat nya berhenti tapi Aiska tetap lah Aiska, ia keras kepala.
Rina dan Cika kembali duduk ketempatnya mereka baru menyadari jika menjadi tontonan siswa/i SFI.
'gilak sih udah dikasih kode keras sama Aska masih aja ngejar-ngejar. Gak punya malu ya?'
'gak nyangka gue tu cewek ganjen banget'
'urat malu nya putus tuh, makanya kayak gitu'
'Wah punya muka berapa dia hahaha'
'BITCH'
'andai aja gue tau dia dihutan harimau dikebun binatang gue lepas dah biar dia gak balik lagi'
'setuju gue mah'
'murah kali mbak mbak'"DIAM!" Suara bariton milik Rega menggelegar diseluruh isi kantin membuat semua yg tadinya bersuara seketika diam.
"JANGAN PERNAH LO SEMUA GANGGU DIA LAGI!" ucap Rega yg menunjuk kearah Aiska. Jelas terlihat olehnya gadis itu sudah menangis sesegukan ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aska Rajendra
Teen Fiction[BACA DESKRIPSI🚫] [FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA] MOHON MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN DALAM PENGETIKAN Dikejar wanita? Sudah biasa. Seorang laki-laki yg memiliki paras yg tampan serta tatapan yg tajam mampu membuat kaum hawa menjerit tertahan. T...