Aska Rajendra

Chapter 42

YANG BACA CERITA INI WAJIB FOLLOW AUTHOR @ftrhytii

FOLLOW JUGA AKUN DIBAWAH👇👇

•intagram: ftrhytii [khusus update]

•heyfitraa [blog pribadi author]

•Pinterest: Fitra Hayati

[visual Aska Rajendra]

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETIAP PARAGRAF 🔥

SEBELUM BACA MAU ABSEN KALIAN DARI MANA AJA?

CAST YG KALIAN SUKA?

CAST YG PENGEN KALIAN DAPAT DI REALLIFE?

"Beribu-ribu masalah tidak akan pernah membuat mu kalah jika membaginya dengan orang yg benar-benar kau percaya"

~Rina Nahdaliya~

Aska dan yg lainnya sudah kembali dari ruang dokter. Entah apa yg tengah mereka bahas sehingga baru datang kesini.

"Lama amat dah Lo pada." Ucap Arkan yg sudah duduk dari tidurnya. Ia sangat lelah, sehingga memilih istirahat sebentar menunggu Aiska sadar.

"Gimana Aish?" Tanya Tiyo tak merespon pertanyaan yang tadi. Ia juga sangat lelah hari ini. Bukan hanya mereka berdua tetapi semuanya sangat lelah hari ini. Sejak pagi mereka tidak berhenti menggerakkan tubuhnya. Mulai dari pagi, mereka mempersiapkan acara sekolah untuk besok pagi dan berlatih untuk pertandingan. Hingga hilangnya Aiska, kejar-kejaran dan saling adu kekuatan dengan para penculik tadi dan berakhir dirumah sakit ini.

Semua menghembuskan nafas gusar. Mereka juga sedari tadi belum melihat tanda-tanda Aiska sadar dari obat biusnya. Wajah lelap itu yg sedari tadi mereka lihat tanpa ada pergerakan sama sekali. Bahu Tiyo merosot begitu saja, melihat tak ada yg menyauti nya. Tiyo berjalan mendahului yg lainnya untuk menghampiri adik kesayangannya. Diikuti Dion, Rega dan juga Aska.

Aska terpaku melihat wajah tenang itu. Matanya Tek henti-hentinya melihat setiap sudut wajah milik gadis itu. Tatapannya berhenti pada pipi Aiska yg memar dan bibirnya yang membiru. Ia baru menyadari nya. Dengan refleks Aska memegang tepat disudut bibir Aiska membuat Tiyo dan yg lainnya juga ikut memperhatikan.

Sadar dengan apa yg ia lakukan Aska segera menjauhkan tangannya yg dengan mudah menyentuh tepat dibibir Aiska.

"Gue balik." Ucap Aska pada akhirnya. Ia tak ingin berlama-lama melihat wajah Aiska. Jika itu terjadi, maka perasaan yg selama ini ia bendung akan semakin besar dan akan membuat ia jatuh pada akhirnya, dan Aska tidak mau itu terjadi. Ia sudah memutuskan akan membuat gadis itu menjauh darinya dan juga teman-temannya, itu keputusannya.

Tak ada yg menjawab membuat Aska berlalu begitu saja. Dion menghembuskan nafas pelan, ia sadar tatapan mata Aska ketika melihat adiknya. Namun ia tidak dapat memastikan nya karena itu semua ditutupi oleh perlakuan Aska.

"Lo semua balik aja. Biar gue sama Tiyo yg jagain Aish." Ucap Dion pada akhirnya. Mereka diam sejenak, memang hari sudah sore dan mereka juga belum izin kepada orangtuanya masing-masing terutama yg perempuan.

"Iya kak, nanti kalo Aika sadar jangan lupa kabarin kita." Ucap Kila sudah berdiri dari tempatnya, Diikuti Cika dan Rina.

Dion mengangguk sebagai jawaban. Sebelum benar-benar pergi, mereka menyempatkan diri untuk menyemangati Aiska walau mereka tau gadis itu tidak mendengar nya. Tiyo menyingkir dari sana, guna memberikan ruang untuk ketiga orang yg berstatus sebagai teman adiknya.