Chapter 23

795 26 0
                                    

Malam semakin larut, kali ini semua terbuka setiap masa lalu, masalah, bahkan masa depan dibahas oleh Aiska dkk. Malam ini begitu menyenangkan, mereka bisa melihat dan mendengar satu sama lain. Tidak ada rahasia diantara mereka.

Sedangkan disisi lain, para laki-laki sudah duduk di karpet bulu dan sofa menikmati pertandingan yg sudah mereka tunggu-tunggu.

"Gol gol goll woii" decak Fikro kesal. Dari tadi tim yg ia pastikan akan menang tidak dapat memasukkan bola ke gawang.

"Wah parah ni orang mesti belajar lagi sama gue. Masa dari tadi gak masuk-masuk" timpal Andre yg juga sama sepihak dengan Fikro.

"Gue udah bilang tim Lo pada pasti kalah. Lo berdua gak percaya. Liat aja ntar" saut Arkan yg sudah mencomot popcorn di tangannya.

Waktu terus berlalu, pertandingan juga terus berjalan. Namun saat-saat terakhir, tim sepak bola yg Fikro dan Andre memenangkan turnamen. Membuat yg lainnya kesal.

"Gue bilang apa, tim gue pasti menang" saut Fikro kegirangan membuat Arkan, Akel, Aska, Tiyo dan Satria berdecak kesal.

"Pilihan kita gak pernah salah Fik" ucap Andre membanggakan dirinya.

"Gak usah seneng Lo pada" Tiyo menimpali

"Menang sekali aja bangga. Cuiih" kesal satria.

"IRI?? BILANG BOSS" teriak Andre dan Fikro bersamaan sembari tos kemenangan.

"Udah turnamen doang. Kenapa kalian yg heboh. Toh yg menang juga bukan kalian kan" ucap Dion yg masih dingin tanpa berminat sedikitpun untuk ikut serta dengan acara absurd teman-temannya.

"Iya bg iya. Elaah galak bener" ucap Fikro cemberut membuat yg lainnya bergidik ngeri.

"Besok kita weekend kemana?" Tanya Satria yg sedari tadi diam.

"Gak tau, belum ada rencana" jawab Aska santai. Saat ini ia tengah memikirkan bagaimana cara agar bisa menyelesaikan masalah dirumahnya.

"Lo kenapa sih? Muka kek kambing gaenak diliatin. Ati-ati ntar cewek-cewek lari ngeliat Lo" ucap Arkan nyelengeh. Hal itu membuat yg lainnya tergelak.

"Bussett, jelek bener dongg HAHAHA!" Balas Fikro tak kalah ngakak.

"Eh asal Lo pada tau ya. Kayak gimanapun si Aska. Aiska mah bakal tetep cinta. Ya gak Kel?" tambah Andre mengangkat alis sembari menggoda Aska yg tengah diam menatap mereka tajam

"Yakin gue mahh HAHAHA" saut Akel.

°°°°

Hari sudah berganti, pagi ini merupakan pagi pertama untuk Aiska dkk. Mereka sudah merencanakan bahwa akan mengunjungi rumah yg akan ditinggali Aiska sebelum sweet seventeennya. Hal itu sangat ditunggu oleh Rina, Cika, dan Kila. Pasalnya, saat weekend berikut nya mereka akan selalu menghabiskan waktu bersama dan kali ini mereka sangat ingin merasakan bagaimana tinggal sendiri.

Awalnya, Cika dan Rina melarang keras akan keputusan Aiska, begitu juga dengan orang tuanya. Namun, Aiska tetaplah Aiska, gadis yg keras kepala dan tak ingin dibantah. Mau tidak mau, setuju tidak setuju mereka semua harus menyetujuinya.

"WOII KILA, CEPETAN ELAAH. GUE JUGA MAU MANDIII!!" teriak Rina didepan kamar mandi Aiska. Hal itu tentu membuat Aiska yg tengah berjalan menuju balkon dan Cika yg tengah memakai make up nya mendelik kesal.

"Gausah berisik woi. Masih pagi nih" kesal Aiska. Pagi indah nya terganggu hanya karena drama teman-temanya.

"Kuker bet sih Na, ngapai cobak treak-treak. Orang kamar mandi nya kosong" jawab Cika masih setia dengan liptint ditangannya.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang