Chapter 61

476 26 1
                                    

Malam ini merupakan malam dimana Aiska akan kembali menunjukkan diri dimasyarakat luas, karena setelah kejadian beberapa tahun lalu tak ada satupun orang yg tau bagaimana keadaan satu-satunya putri dari keluarga Adnan. Selain untuk melindunginya malam ini juga akan menjadi malam yg sangat penting untuk para anggota keluarganya. Semua berkumpul, dari Adnan hingga anak cucunya hadir malam ini. Para tamu juga sudah banyak yg hadir dalam acara ini. Bahkan Akel, Andre, Fikro, Arkan, dan Satria juga sudah berada disana.

Mereka terlihat sangat mempesona malam ini, dengan setelan jas yg lengkap. Aura disana semakin membuat kelimanya terpancar, tak jarang banyak sekali mata yg menatap mereka kagum.

"Lo semua ternyata datang." Ujar Arkan melihat teman-teman nya.
"Iya anjir, gue kira acara temen bokap siapa gitu... eh ternyata om Doni." Sahut Satria menimpali.

"Iya njir, gue juga kaget. Tapi kata bokap gue acaranya buat anak nya om Doni. Menurut Lo siapa, Tiyo atau Aiska?" Tanya Andre.

"Gak, gak, gak mungkin kan bang Tiyo bener-bener dijodohin." Heboh Fikro membuat semuanya kompak menoleh.

"Wah kita harus cari tau nih," lanjut Satria menatap yg lainnya aneh.

"Bentar, Kel itu Kila bukan?" Tatapan Fikro teralih pada seorang gadis dengan gaun selutut datang bersama kedua orang tuanya. Akel yg melihat itu terdiam sesaat, Kila dengan gaun selutut rambut yg dicepol berbentuk donat kebelakang menyisakan anak-anak rambut didahinya. Gadis itu terlihat sangat anggun, dengan senyum yg terukir dibibir kecilnya menyapa para tamu.

"Anjir, adem juga liat dia kek gitu. Aura bar-bar nya kagak keliatan gilak." Puji Arkan spontan membuat Akel menatapnya nyalang, dengan kesal Akel menutup mata Arkan yg berani menatap miliknya.

"Mau tu mata keluar dari tempatnya!?" Cetus Akel tak terima. Hal itu sontak mengundang tawa mereka yg berada disana. Membuat para tamu ikut menoleh, menyaksikan pemandangan yg sangat fenomenal ini.

"Woi!" Sentak seseorang membuat mereka semua kaget.
"Bang, kalo datang gak usah ngagetin." Kesal Arkan melihat Tiyo diikuti Dion dibelakangnya.

"Lo semua aja yg bengong. Liatin apa sih?" Kepo Tiyo ikut menoleh kemana arah pandang teman-temannya tadi.

"Liatin siapa sih Lo semua." Tanya Tiyo lagi karena tak mendapati hal yg menurutnya wow saat itu.

"Kepo Lo!" Ketus mereka kompak.
"Biasa aja njir. Gausah ngegas!" Rutuknya kesal.

"Ikut gue kuy, gue mau Lo ketemu sama dua Abang gue lagi." Ujar Tiyo kembali bersuara. Semua mengangguk setuju,
"Kuy lah, gue juga mau ketemu sama sultan kek bang Alfa. Kali aja gue diajarin tutor biar kaya." Ujar Fikro mulai mengikuti Tiyo dan Dion.

Semua membalik bola mata malas "Kalo mau kaya, kerja dong. Jan minta aja sama Bokap-nyokap Lo!" Saran Andre membuat Fikro nyengir.

"Tenang aja Lo, nih besok delapan tahun lagi, gue bakalan jadi orang sukses dan bisa nyari duit." Bangga Fikro menerawang kehidupannya beberapa tahun kedepan.

Pletak
Arkan mengetok kepala orang yg lebih pendek dari dirinya, "Gimana Lo sukses, kalo masalah ujian atau ulangan masih nyontek gue!" Kesal Arkan, mengingat betapa rewelnya Fikro ketika sudah mendapati ulangan atau ujian kepada dirinya.

"Gak usah digetok palak gue!" Cetus Fikro, semua kembali menggelengkan kepala, melihat kelakuan dua teman yg seperti nya tidak akan pernah mengalah jika sudah berdebat.

"Tunjukin aura cool Lo pada, biar Abang gue gak ilfil ntar." Potong Tiyo membuat mereka kembali terdiam. Terutama Fikro, dia harus tampil sekeren mungkin agar bisa mendapatkan trip and trik dari Sultan Muda itu.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang