Chapter 29

566 28 8
                                    

"Mati." dibalik masker yg digunakan Aiska bergumam, ditengah redupnya lampu sekolah terlihat seseorang didepan sana yg memperhatikan nya. Tatapan mereka bertemu.

Aiska sontak menarik tangan teman-temannya agar lari. Menyadari itu merekapun lari. Saat itu juga Akel, Andre, Arkan, dan Fikro mendengar suara kaki refleks menoleh kebelakang mendapati bayangan yg sudah hilang. Mereka segera keluar bayangan itu ada dua, mereka kira itu Aska, tapi ternyata Aska tengah berlari kearah mereka.

"Kejar kejar! gue liat mereka tapi kabur!" ucap Aska yg sudah ngos-ngosan mengejarnya.

"Kemana"
"Kemana"

"Kesana!" tunjuk Aska menunjuk patahan koridor menuju gudang.

Aiska dkk sudah berlari, beruntung mereka bisa kabur sebelum tertangkap.

"Hosh...hoshh k-k-alo m-mereka n-gejar g-ggimana?" Cika yg sudah perlahan berjalan masih mengeluarkan suara emasnya. Sekarang mereka masih berada di koridor menuju gudang.

Langkah kaki terdengar menggema dikoridor membuat Aiska dkk berlari lagi.

"Lagi?" Ucap Cika yg sudah kelelahan.

"Udah jangan banyak ngomong lari aja" tukas Rina sembari menarik tangan Cika agar segera berlari.

Kali ini Aiska dkk memilih arah yg beralawan dari gudang, jika diteruskan mengikuti koridor mereka hanya akan menjumpai gudang.

"Sana-sana" aba-aba Kila kepada teman-temannya. Aiska, Rina dan Cika hanya mengangguk patuh dan kembali berlari agar tidak ketahuan.

Setelah berlari mereka sampai dibelakang sekolah. Dengan gesit, Kila sudah terlebih dahulu memanjat pagar belakang sekolah itu tak lupa dengan jenjang yg memang sudah ada dibelakang sana. Itu memudahkan Kila menjalankan aksi memanjatnya bukan??

Rina, Aiska dan Cika seketika melongo tak percaya melihat Kila yg sedang memanjat itu.

"Cepat-cepat bentar lagi terang. Entar mereka liat kita" panik Kila dari ujung tangga. Hal itu membuat mereka yg terdiam kembali mengangguk. Setelah Kila, sekarang giliran Cika dan Rina. Setelah mereka sampai dibawah dengan selamat kemudian Aiska ikut menyusul.

Namun saat tiba di tangga Aiska kaget, karena suara bariton meneriaki nya.

"Woi. Itu tu orang nya. Cepat-cepat!"

"Woi berenti!!"

Antara kaget dan tak percaya, ternyata dibalik tembok sudah ada meja yg akan membuatnya mudah untuk turun.

"Cepat turun" Kila kembali bersuara. Saat Aiska sampai dibalik tembok, ia mendorong tangga yg tadinya ia naiki.

Bugh

Dengan segera mereka kembali berlari menghindari orang itu. Menghiraukan suara tangga yg terjatuh.

Sedangkan dibalik tembok sekolah para laki-laki itu berdecak kesal.

"Shit! Padahal udah mau ketangkep." ucap Fikro kesal sendiri.

"Iya, tapi karena dia dorong tangga nya tadi gue hampir kena njir. Untung gue bisa ngelak. Kalo gak auto death gue" tambah Arkan yg sudah duduk diatas rumput hijau sekolah. Cape guys!

"Dat deth bapak kau. Paling juga kepala kau bocor" ucap Andre yg sudah ngosh ngosan.

"Gilak, ini udah direncanain apa gimana. Kok dia bisa lolos" tanya Akel sembari melihat taman-taman nya meminta pendapat.

"Udah, dan dia bukan cuma sendiri" jawab Aska datar.

"ET ET ET kenapa Lo bisa mikir gitu Ka?" ucap Fikro yg duduk dikaki tangga yg dinaiki oleh orang aneh tadi.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang