Chapter 32

610 26 0
                                    

Perasaan Aiska tidak enak, ntah apa yg membuat perempuan itu gelisah. Malam ini dia hanya sendiri dirumah karena bi Linda sedang pergi kerumah orang tuanya.

Aduh ini gue kenapa sih? Batin Aiska yg masih mondar mandir.

Bi Linda kemana sih? Kok lama banget baliknya.

Aiska menetapkan rasa khawatirnya kepada sang bibi yg sudah menjaganya belakangan ini. Bi Linda selalu ada saat Aiska butuh, jadi dia berharap semoga saja perempuan paruh baya itu segera balik agar ia tidak khawatir lagi.

*****

"Hajar!" Ucap Gio. Maka teman-temannya benar-benar menghajar Aska tanpa ampun. Aska memang laki-laki yg kuat, hingga ia bisa membuat beberapa anggota Black devil jatuh. Tapi, semakin lama semakin perkelahian itu tak bisa dihindarkan. Aska berusaha melindungi dirinya, melawan orang-orang itu sebisanya.
Heyy dia sendiri bagaimana bisa ia melindungi diri.

Aska tergeletak diaspal, wajahnya sekarang sudah tak berbentuk lagi. Hidung yang mengeluarkan darah, bibir sobek, lebam-lebam dibagian pelipis juga wajahnya. Siapa yg akan berbentuk lagi jika ia tengah dikeroyok? Gak ada woi.

Setelah Aska tergeletak diaspal itu, Gio tersenyum miring.

"Itu baru permulaan Aska. Gue bakal bikin Lo menderita. Lo ingat baik-baik!" Ucap Gio lagi dan bukan hanya itu, Gio juga menginjak tangan Aska dan berlalu meninggalkan nya.

"Gio. Apa dia gak kita bawa keluar dari sini? Gue takut kalo ada yg nemuin dia disini kita bakal dalam masalah." Ujar salah satu dari mereka. Gio tampak berfikir. Benar juga, jika ia tidak menjauhkan anak ini dari arena maka mereka yg akan menjadi tersangka pertama. Karena arena balap ini hanya mereka yg selalu mengisinya.

Gio mengangguk kemudian meminta salah satu anggota nya yg membawa mobil agar membawa laki-laki itu jauh dari arena.

"Lo bawa dia. Jangan sampe ada yg liat and hati-hati." Ucap Gio kemudian berlalu bersama dengan anggota nya yg lain.

Aska masih mendengar suara dari Gio dan teman-temannya. Tetapi, laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya semua anggota tubuhnya remuk.

Setelah beberapa dari anggota Black devil memasukan Aska kedalam mobil, mereka ikut menyusul sang ketua. Namun, sebelum itu mereka harus benar-benar menjauhkan Aska dari tempat ini.

Dino, salah satu anggota Black devil dengan dua temannya meletakkan Aska begitu saja ditepi trotoar, setidaknya tempat ini sudah jauh dari arena balap. Jadi, mereka tidak harus menjadi tersangka semisal pria itu mati ditempat nya.

Apa gue bakal mati disini? Batin Aska.

Ia mencoba menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya terlebih tangannya yg diinjak oleh Gio saat ia benar-benar tidak berdaya. Aska berusaha menutup matanya berharap ada orang yg akan membantunya. Mungkin

Aska merasa ada cahaya yg menyoroti mata nya yg semula terpejam, semoga saja benar-benar ada yg akan menolongnya saat ini.

Namun perlahan kesadarannya direnggut. Ia tak dapat melihat orang yg sudah keluar dari mobil itu, hanya bayangan. Ya, bayangan yg tak jelas ditangkap oleh matanya.

"Astghfirullahh hal adzim!" Suara seseorang menginterupsi ketika melihat ada orang yg terbaring di trotoar jalan. Awalnya ia mengira mayat, namun tidak setelah mencoba merasakan nadinya.

Itu bi Linda. Iya bibi yg selama ini menjaga Aiska.

"Den Aska!" Bi Linda panik ketika melihat wajah hancur orang itu. Ia segera meminta sang supir membantunya agar memasukan Aska kedalam mobil.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang