Chapter 31

645 32 0
                                    

Aska dkk sudah berada di basecamp Death devil. Kali ini mereka memutuskan untuk sekedar berkumpul agar hubungan antara mereka menjadi lebih erat.

Inilah yg membuat mereka ingin menampakkan diri kepada dunia, namun jika mereka tidak merahasiakan identitas mereka maka akan banyak yg terjadi. Apalagi jika orang tua mereka mengetahui nya.

"Sering-sering deh bang kita kumpul gini." Celetuk salah satu anggota Deathdevil. Para anggota mengangguk setuju begitu juga dengan para inti tak terkecuali Aska sang ketua.

"Sa ae lu jamedd. Bilang aja Lo mau makan gratis." Balas Fikro yg selalu memancing keributan.

"Wajar lah bg kalo kumpul makan-makan. Kalo gak makan gak asik dong. bener gak guys?" Balas anggota lainnya meminta pendapat.

"Bener tuh."

"Setuju gue mah"

"SETUJU!" Saut anggota yg lainnya. Hal itu membuat Aska tersenyum kecil, melihat kekompakan para anggota nya yg bahkan jarang sekali mereka bersama.

Ting

Suara notifikasi ponsel milik Aska berbunyi. Membuat semuanya mengalihkan atensi mereka kepada sang ketua.

Aska melihat siapa yg baru saja mengirimkannya pesan.

Gio

|Gue tunggu di arena balap biasa
Kalo gak gue bakal buat masalah
Sama teman-teman Lo

|Jam 22.30

|See u PEMBUNUH!

Rahang Aska mengetat, dia sedang tidak ingin membuat masalah kali ini. Tapi, karena ini berhubungan dengan teman-temannya maka, Aska tidak akan tinggal diam.

Akel yg melihat itu menyerngit bingung, mereka semua jelas melihat perubahan wajah Aska -sangketua-

"Kenapa?" Tanya Akel yg berada dihadapan nya.

Aska tak bersuara ia hanya menggeleng kan kepala kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Gue balik." Ucapnya dan berlalu meninggalkan teman-temannya.

Sepeninggalan Aska tak urung para anggota Deathdevil bertanya-tanya kepada teman sang ketua alias para inti.

"Bg Akel, bos kenapa?" Tanya Rafly salah satu anggota Deathdevil.

"Gak kenapa-napa. Lo pada lanjut aja paling juga masalah keluarga." Ucap Akel kepada teman-temannya. Semua mengangguk paham. Beberapa dari anggota mengetahui bagaimana situasi keluarga sang ketua. Tapi mereka tidak ikut andil dalam menanganinya, kecuali sang ketua memerlukan pendapat mereka disitulah mereka akan bersuara.

*****

Disini Aiska tengah panik, kejadian disekolah itu membuat dia tak bisa tenang. Pertama, soal jantungnya yg masih jedag-jedug ketika mengingat Aska hari ini dan kedua, bagaimana jika Aska memberitahu kepada teman-temannya. Sedangkan ia belum sempat mengatakan itu kepada teman-temannya.

Aish!

Ribet benget gilee!!

Saat tengah santai Aiska mendapatkan pesan masuk dari seorang. Aiska senang mengetahu dari siapa pesan itu, tapi? Apakah Aska menyimpan nomor nya??

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang