Chapter 76

265 11 0
                                    

WELCOMEBACKK!!
HAPPY READING 📚
_______

"Mungkin gak? kalo dia pelakunya?" Tanya Rina membuat teman-teman nya menatap kearahnya.

"Kenapa emang Na?" Tanya Aiska menyerngit bingung. Baru saja Rina ingin menjelaskan, ia kembali menutup mulut rapat-rapat. "Nanti kita bahas," ujar Rina. Merasa paham mereka pun mengangguk.

Disisi lain, Naya dan Mona berdecak sebal, karena belum puas merendahkan Aiska dan teman-temannya. "Aaaaa anjing! Kenapa gak mati aja sih tu orang?!" Kesal Mona yg kepalang tanggung. Dia benar-benar kesal dengan Rina yg songong itu.

"Sabar Mon, kita harus main cantik biar gak ketahuan. Kalo yg kemarin gagal kita masih bisa nyusun rencana yg baru." Ujar Naya, membuat Mona menatap penuh arti kepadanya.

"Lo-----ada rencana?" Tanya Mona to the poin. Dengan mantap Naya mengangguk kemudian senyum devil tercetak diwajah mereka.

'Sampai kapan Lo kaya gini Mon,' batin Monika menatap iba sahabatnya. "Apa rencana Lo Nay?" Tanya Monika pada akhirnya. Senyum Mona perlahan hilang, "Kali ini Lo gak perlu tau Monik, biar ini urusan gue sama Naya." Ujar Mona membuat Monika hanya bisa tersenyum kecil dengan anggukan 'paham'

"Ta---" ucapan Naya terpotong, karena dering ponsel nya berbunyi, menampilkan nama 'Gio' dilayarnya. "Siapa?" Tanya Monika.

"Gio," balas Naya seadanya kemudian mengangkat telpon dari orang tersebut. "Kenapa?" Tanya Naya saat telpon tersambung.

"....."

"Oke bagus, gue kesana." Ujar Naya sebelum telpon tersebut terputus. Hal itu menimbulkan tanda tanya dikepala Mona dan juga Monika. "Rencana Lo masih sama Gio?" Tanya Mona, kemudian diangguki Naya.

"Kali ini gue yakin berhasil, bukan cuma dia tapi mereka semua gak bakal bisa berkutik dihadapan kita." Ujar Naya lagi, diangguki oleh Monika.

****

Seperti biasa, rumah Aska tengah dipenuhi oleh Aiska dan Aska cs bahakan Tiyo dkk juga ikut serta di dalam nya. "Oke kita mulai, pertama apa ada kecurigaan kalian setelah cari tau disetiap sudut sekolah?" Tanya Akel membuka suara. Hening, hingga beberapa saat kemudian Rina mengangguk mantap. Semua mata tertuju kepadanya, meminta gadis itu menjelaskan apa yg dicurigai olehnya.

"Boleh gue curigain salah satu murid di SFI?" Tanya Rina. "Boleh," jawab Akel mantap. Mendengar jawaban dari Akel Rina pun mengangguk. "Gue------curiga nya sama Naya." Lanjut Rina, membuat semua duduk dengan tegap. "N-naya? L-lo gak salah?" Tanya Arkan merasa tak percaya.

"Gini ya Arkan, pertama penculikan Aika terjadi disekolah. Kedua Aika dapat kertas teror dirooftop sekolah, dan Aika juga pernah dapat teror hewan disekolah dan itu ditoilet cewek. Lo gak curiga, sejauh ini yg gue tangkap pelaku nya pasti cewek. Nah—

"—gue paham," potong Tiyo. Rina yg tiba-tiba ucapan nya dipotong berdecak sebal. "Disini Naya menjadi tersangka yg kuat, karena yg gak suka hubungan Aika sama Aska itu dia, dan juga gak pernah ada yg masuk sekolah selain dari anak SFI, jadi ini semua fiks ulah orang dalam." Lanjut Tiyo membuat Arkan mengangguk membenarkan.

"Jadi teror segitiga?" Tanya Andre meminta pendapat teman-teman nya. "Spekulasi Gue teror segitiga itu Aiska, Aska dan Naya. Kalo benar 24 itu angka kelahiran Aiska, pasti dua sisi dari segitiga itu berhubungan dengan Lo dan Naya," Ujar Akel menatap Aska yg berada didepannya.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang