Chapter 17

838 41 0
                                    

Andai aku bisa memiliki mu
Percayalah aku akan selalu menjadi orang yg pertama mengobati lukamu

_Aiska Nandini_

"Aska" Aiska memanggil orang yg tengah mengotak-atik kotak obat-obatan. Aska yg merasa bahwa Aiska sudah bangun kaget namun sesegera mungkin ia mengubah raut wajah nya menjadi datar seperti biasanya.

1
2
3

Aska mebalik badannya menghadap orang yg memanggil namanya. Aiska yg tadi nya senang ketika seorang Aska mau melihat kearahnya semua urung, rasa senang nya luntur seketika. Refleks Aiska turun dari ranjang kemudian menghampiri Aska yg memiliki luka pukulan disudut bibirnya.

"ASTAGA!! Aska ini kenapa?" Tanya Aiska panik ketika sudah berada dihadapan Aska, ia refleks memegang luka milik Aska membuat sang-empunya meringis kesakitan.

"So-sory, gak sengaja" beo Aiska melepaskan tangannya dari sudut bibir Aska.

Hanya deheman yg didengar oleh Aiska. Ia sudah sangat berharap jika Aska membalas ucapannya, untuk saat ini tapi-

Tidak, yg terpenting sekarang adalah mengobati luka sudut bibir Aska. Lukanya seperti sudah mengering namun belum dibersihkan membuat Aiska seketika meringis melihatnya.

Aska berniat ingin keluar saat ini, ada hal aneh yg meronta untuk keluar ketika melihat Aiska cemas kepadanya, namun sekuatnya ia tahan.

Saat ingin melangkah tangannya sudah dicekal oleh seorang. Siapa lagi jika bukan Aiska sang pelaku penarikan tangan itu.

"Mau kemana?" Tanya Aiska masih setia memegang tangan kekar milik Aska.

"Kelas" singkat, jelas dan padat. Aiska yg mendapat kan respon seperti itu merasa ada benda tajam yg menyayat hati nya, namun segera ia tepis.

Saat ingin melangkahkan kakinya Aska lagi-lagi ditahan oleh Aiska.

"Kenapa?" Tanya Aska to the point membuat Aiska nyengir. Aska yg mendapat respon seperti itu merasa gemes sendiri melihatnya.

"Sini aku obatin lukanya" ucap Aiska menarik Aska menuju sofa yg berada disebelah ranjangnya.

Aska ingin menolak tetapi urung karena Aiska sudah membawa nya duduk disofa tersebut.

"Bentar aku ambil kotak P3K nya"ucap Aiska menuju kotak obat-obatan yg berada di UKS.

Hampir 3 menit Aiska mengotak-atik kotak obat-obatan namun ia tak mendapat kan apa yg ia butuhkan.

Pantesan Aska berisik. Ternyata obatnya gak ada batin Aiska meremas rok miliknya.

Aska yg melihat gerak-gerik Aiska menarik sudut bibirnya terangkat tipis.

Namun sayang Aiska tidak melihatnya. Jika Aiska melihat nya sudah dipastikan ia akan lompat-lompat seperti cacing kepanasan.

Aduuuh ini gimana batin Aiska berkecamuk. Ia ingin sekali mengobati luka milik Aska namun obat yg ia butuhkan sama sekali tidak ada disana.

Aiska menarik nafas panjang kemudian ia hembuskan perlahan. Ia melihat kearah Aska yg masih setia menunggunya diatas sofa, dengan ragu Aiska melangkah kearahnya.

"Emm-"

"Permisi" suara seseorang masuk kedalam UKS. Membuat Aska dan Aiska serempak menoleh kearah nya.

"Eh. Ma-maaf kak, ini aku cuma mau narok P3K soalnya tadi aku pinjem buat teman dikelas" ucap gadis yg bernametag Ghina Linka.

Aiska mengangguk sembari tersenyum kepada adik kelasnya yg bernama Ghina itu. Berbeda dengan Aska ia hanya menatap datar gadis itu membuat sang-empu berkeringat dingin padahal didalam sini AC nya menyala.

Ghina benar-benar takut jika berhadapan dengan Aska. Wajah datar nya membuat orang sekitar begidik ngeri.

"Ka-kalo gitu saya tarok sini kak kotak nya" ucap Ghina gelagapan.

"Sini kotak nya. Kakak perlu" ucap Aiska. Dengan ragu Ghina menghampiri Aiska dan memberikan kotak P3K yg ada ditangannya.

"Makasih" ucap Aiska sembari mengambil kotak P3K ditangan Ghina. Ghina mengangguk kemudian dengan tergesa ia pamit dan segera keluar dari UKS.

"Saya permisi kak" beo Ghina kemudian berlalu keluar.

Pantesan gue cari gak nemu batin Aska.

Dengan segera Aska meraih kotak P3K yg ada ditangan Aiska. Hal itu membuat Aiska kaget namun segera ia menampilkan wajah biasa saja.

"Biar aku yg obatin" ucap Aiska mengambil alih kotak P3K dari Aska. Namun Aska sama sekali tak memperdulikannya. Ia kembali mengambil kotak yg berada ditangan Aiska, namun Aiska sudah lebih dulu memberikan kapas pembersih luka.

"Jangan gerak. Ini aku lagi obatin" beo Aiska. Membuat Aska terkesimak dan diam ditempat.

Hening

Itulah keadaan yg menggambarkan UKS saat ini. Rasanya ruangan ini sepi tidak ada orang padahal ada dua sejoli yg tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Aiska yg tengah mengobati luka Aska dan Aska yg tengah mencerna apa yg terjadi.

"Siap!" Aiska berseru. Setelah ia membersihkan dan mengobati luka Aska ia kembali meletakkan kotak P3K ketempatnya.

Aska berdiri dari tempatnya dan melangkah keluar dari UKS.

"Thanks" ucap Aska kemudian berlalu meninggalkan Aiska yg tengah berdiri memperhatikan gerak-gerik nya. Ada rasa nyeri dihatinya padahal niat nya ingin berlama-lama dengan Aska tapi Aska tetaplah Aska. Cowok dingin nan cuek terhadap sesuatu apalagi ini menyangkut perempuan.

Aiska menghembuskan nafas pelan

"Padahal pengen lama-lama" beo Aiska menatap punggung tegap milik Aska yg semakin hilang dibalik pintu.

Yeaayyy selseaiii!!!

Gimana part nya??
COMEN COMEN ‼️

Isi setiap kata dengan komentar kalian

See u

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang