Chapter 58

439 28 1
                                    

Kita comeback guys!!
Mana suportnya??????
Pliss ini cerita susah banget mikir alurnya
Kasih vote dan komen gitu biar author semangat update.

Eh lupa, Saia kan selalu update walau gak ada yg minta:v

Oke back to story'

Hari ini merupakan hari yg menjadi puncak kesepakatannya bersama Aska. Iya, hari ini malam ini adalah hari dimana ia dan Aska melangsungkan balapan sesuai perjanjian yg sudah mereka buat. Jika kalian bertanya siapa yg meminta untuk melaksanakan balapan ini dimalam hari, tentu saja Aska. Laki-laki dingin yg tak ingin mengalah.

Soal ia keluar kota kemarin, sudah dua hari yg lalu ia kembali kerumahnya. Sekarang gadis itu tengah berada dirumahnya, hari ini Minggu jadi ia bisa menghabiskan waktu dirumah sembari memikirkan apa yg akan ia lakukan agar bisa menang dari Aska si raja jalanan.

Doni yg melihat putrinya tengah duduk diruang keluarga menghampiri nya. Ia dan yg lainnya sudah membuat rencana agar bisa menjaga putri mereka dari musuh-musuh diluar sana.

"Dek," Doni bersuara membuat Aiska yg fokus dengan dunianya kembali sadar. Ia menatap sang Papa sudah duduk disebelah nya. "Kenapa Pa?" Tanya Aiska mengalihkan perhatian nya kearah Doni. Tiyo juga ikut bergabung duduk disebelah adiknya, entah kapan Aiska pun tak tau.

"Berhubung bentar lagi mau sweet seventeen kamu harus tinggal dirumah bareng papa sama Mama." Lanjut Doni mengusap lembut surai putrinya. "Kok mendadak Pa? Kan janjinya kalo adek udah 17tahun baru balik ke rumah, masih beberapa bulan loh Pa." Ujar Aiska membuat Doni diam. Tiyo yg mengerti jika sang Papa tak bisa menjawab pun bersuara.

"Gapapa, biar Aish gak perlu jauh dari kita lagi." Ujar Tiyo tanpa menatap adiknya melainkan fokus dengan siaran yg memperlihatkan bocah dengan kekuatan tiga nya.

Aiska melirik Tiyo kesal, tapi apa yg diucapkan oleh abangnya itu juga benar. "Iya sih, yaudah Pa. Adek mau," ujar Aiska kembali menatap sang Papa dengan senyumnya. Doni yg melihat itu pun terkekeh kecil sembari mengangguk. Untung saja putrinya tidak banyak bertanya.

"Yaudah, Papa mau nyusul Mama dulu. Awas jangan berantem!" Peringat Doni menatap putra sulungnya. Karena terakhir saat Aiska dan Tiyo hanya berdua tak jarang Tiyo membuat Aiska menangis dan merengek entah itu hal kecil sekalipun.

°°°°

TokTokTok

Suara ketukan pintu membuat orang didalam rumah minimalis itu terkejut. Ia sudah berkeringat dingin saat melihat siapa yg datang.

"Siapa Mas?" Tanya istrinya yg sudah menyusul kearahnya. Laki-laki itu gelagapan sendiri kemudian membekap mulut sang istri. "Ayo pergi, jangan berisik." Beo nya kepada sang istri.

Sang istri yg tak mengerti hanya mengikuti suami yg sudah menarik nya menjauh, namun tidak membuka pintu yg semakin keras diketuk. Pria tersebut yg diketahui ayah dari Monika a.k.a teman Mona membawa istrinya menuju ke kamar putri mereka. Pagi ini libur, jadi mereka semua berada dirumah.

Monika yg masih tertidur diatas queensize nya dibangunkan oleh Rusdi. Merasa terganggu Monika pun membuka matanya perlahan, melihat kedua orang tuanya berada disini, Monika duduk dengan kesadaran yg masih belum terkumpul.

"Sayang ayo cepat! Kita harus pergi dari sini." Ujar Rusdi sembari menarik tangan istri dan anaknya.

Monika yg tak siap pun hanya bisa pasrah, karena tarikan Rusdi lebih kuat dari nya. Apalagi dia baru saja bangun tidur.
"Kenapa Pa?" Tanya Monika yg masih ditarik oleh Rusdi.

Aska RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang