Normal pov...
6 bulan berlalu dengan begitu cepat. Seperti biasa Zulfa berkutat di dapur bersama para maid membuat sarapan.
" non itu hidungnya mimisan" suara histeris dan kawatir dari kepala pelayan.
Zulfa memegang bawah hidungnya dan benar saya dia mimisan, dengan segera Zulfa membersihkan darah mencoba segala cara untuk menghentikan mimisan itu.
Setelah itu Zulfa pergi dari dapur dan mengecek keadaan anak anaknya yang akan pergi ke sekolah.
Baru saja akan masuk ke pintu kamar anak anak sebuah tangan mencekalnya. Zulfa menatap sang pelaku yang ternyata suaminya.
" setelah sarapan ikut bersamaku, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" ucap Lintang.
" baiklah, aku akan mengecek anak anak dulu" setelah itu Zulfa masuk ke kamar anak anak dan Lintang pergi ke lantai bawah, lebih tepatnya ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan Lintang melihat ke tiga putranya tengah duduk manis.
" kalian ke sekolah di antar Bunda" kata Lintang dan diangguki ke tiganya dengan kompak.
" kenapa kok di anter bunda?" Tanya si bungsu yang baru saja datang.
" ayah ada pekerjaan penting" Lintang menjawab dengan lembut.
" anak kecil nggak usah kepo sama urusan orang dewasa" kata Zalvin tanpa di filter dan Zeina hanya mendengus dan menatap tajam Zalvin untuk menyalurkan rasa kesalnya.
" apa lo liat liat? Mata lo bulat bulat kaya tomat" Zalvin semakin menggoda adik bungsunya itu.
" ih... Kak Zalvin ngeselin" teriak Zeina.
Jika orang melihat Zalvin sekilas dia akan mirip Bintang sifatnya.
" Zalvin jangan ganggu adikmu " bukan Lintang yang memberi teguran, tapi Aliya.
" gangguin Zeina itu punya ke senangan tersendiri buat Zalvin bun, jadi dia akan terus lakuin itu" kata Zelvin.
" lebih seru gangguin adik kamu atau gangguin Alea?" Aliya berusaha menggoda sang putra dengan menyebut nama gadis yang di sukai Zalvin. Alea itu putri sepupu jau Aliya yang tinggal di indonesia.
" liat deh Kak Zalvin langsung diem waktu denger nama Alea" Zelyn menertawakan perilaku Zalvin.
Lintang menatap Aliya sambil mengernyit bingung.
" Alea itu anak Fajj sama Bening " kata Aliya sambil menuangkan nasi di piring Lintang.
" Fajjril Al-Ahkamil bukan?"
" iya "
" anak anak ini bekal kalian" kata Zulfa yang datang membawa 5 kotak bekal.
" sini biar aku aja, kamu sarapan gih kan mau keluar sama Kak Lintang" Aliya pun mengambil alih kotak bekal itu.
" tapi..." Zulfa tak melanjutkan kata katanya dan langsung duduk karena mendapat tatapan tajam dari Aliya yang tengah memasukkan kotak bekal itu ke tas masing masing anak anak.
" bunda jangan galak galak sama ibu dong" kata Zein.
" Zein tahu kan kalau ibu itu suka bandel" setelah mengatakan itu Aliya mengecup pipi Zein, sedangkan Zein mengerucutkan bibirnya.
" nanti yang jemput siapa?" Tanya Zeina.
" Bunda yang jemput, sekali kali jemput kalian, biarin ibu istirahat"
" ibu harus istirahat" kata Zelvin perhatian pada ibu sambungnya.
" oke ayo kita berangkat sebelum telat, salim sama ayah dan ibu" setelah berpamitan Aliya segera mengantar anak anak.
***
Saat ini Aliya, Lintang, dan Zulfa tengah berada di salah satu kamar VVIP di sebuah rumah sakit.
" kalian berdua harus segera di bersihin" kata Aliya sambil melihat Lintang dan Zulfa.
" aku?" Lintang menaikkan sebelah alisnya.
" ya, karena tanpa kamu sadari setiap ada orang yang ngirim begitua ke rumah berkali kali walau kamu bisa halau kiriman mereka tetep gak akan semuanya pergi, kayak tetesan air yang jatuh di wadah, lama kelamaan pasti akan semakin banyak airnya" walau mereka tinggal di amerika tetep aja ada hal semacam santet dan lain lain.
" dan aku baru sadar kalau ada yang ngikutin Zulfa ke manapun kecuali masuk ke kawasan rumah, dia udah ngikutin kamu mulai saat kamu di mesir, dan yang memberitahuku adalah Zelvin"
" Zelvin?" Ke duanya terkejut mendengar penjelasan Aliya.
" kalian harus segera di bersihin, apa lagi kamu Zulfa, karena kangker darah yang kamu alami saat ini bukan lah asli dari penyakit turunan dari Umi, dan karena kamu kena gituan penyakitnya jadi kepancing" Lintang dan Zulfa terus menyimak penjelasan Aliya.
" kalian berdua siapkan buat di bersihin sekarang juga?" Dan ke duanya mengangguk.
Aliya pun mulai membersihkan Lintang di kamar mandi dan saat peroses itu Lintang memuntahkan cairan yang bercampur dengan darah.
Saat Aliya membersihkan Zulfa pun tak jauh beda dengan Lintang, malahan Zulfa mengeluarkan lebih banyak darah.
Sekarang Zulfa tengah menahan rasa sakitnya yang sangat sangat amat sakit, keringat mulai membasahinya, itu di karnakan Aliya tengah berusaha mengeluarkan benda yang tak seharusnya ada di dalam tubuh Zulfa.
Lintang hanya bisa melihat dan tidak bisa membantu karena ia lemas setelah di bersihkan oleh Aliya.
" kalian istirahatlah, aku akan menjemput anak anak di sekolah" kata Aliya setelah selesai membersihkan Zulfa.
" perusahaan gimana?"
" kak perusahaan gak akan bangkrut cuman di tinggal sehari sama kamu" Aliya memutar bola matanya malas.
" aku pergi, assalamualaikum" Aliya pun pergi setelah mencium punggung tangan Lintang.
***
Aliya sampai di rumah bersama anak anak.
" bunda! Ibu mana?" Tanya si bungsu.
" sekarang kalian ganti baju terus makan, setelah itu baru bunda kasih tahu di mana ibu" anak anak menuruti perkataan Aliya.
Seperti janjinya Aliya membawa anak anak ke rumah sakit.
" ibu sakit apa?" Zein bertanya penuh dengan perhatian.
" ibu nggak papa kok" Zulfa membelai rambut sang putra.
" ibu harus semangat" kata Zalvin memberikan semangat yang membara.
" iya pasti ibu semangat"
Dengan tiba tiba Aliya menarik Lintang keluar dari kamar dan membiarkan Zulfa dan anak anak bercanda.
Aliya membawa Lintang ke taman Rumah Sakit.
" kira harus bawa Zulfa ke Jerman" kata Aliya.
" aku setuju, karena fasilitas kesehatan di sana lebih baik, perusahaan bisa di hendel Gerry, tapi gimana sama anak anak?"
" kamu tenang aja, aku bisa urus mereka dan kamu bisa fokus ke pengobatan Zulfa di jerman"
" kamu tahu kan umur dia udah gak lama lagi"
" tapi kita udah berusaha dan kita gak bisa nebak takdir" kata Aliya menatap depan.
" kita emang gak akan bisa lawan takdir, tapi kita bisa berusaha mengubahnya" kata Lintang.
" kita udah ngobatin non fisiknya dan sekarang kita harus berusaha ngobatin fisiknya, aku nggaj mau di kenapa napa" balas Aliya.
TBC
Tuban, 4 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Takdir Memilih✔
ChickLitSequel of Amalia Menghadapi Cinta *** Aliya seorang gadis yang diramalkan akan bertemu dengan 2 pemuda yang akan mengubah kehidupannya. Siapakah 2 pemuda itu??? " pertama aku di pertemukan dengan sang Bintang, lalu sang Bintang pergi dan tak akan ke...