47. Anggerek

154 19 6
                                    

Aliya pov...

Aku tidak tahu Kak Lintang akan membawaku, ia selalu saja seenak jidatnya.

" kakak kita mau kemana?" Aku bertanya kesal, ia sama sekali tak memperdulikan pertanyaanku dan fokus menyetir.

Karena kesal aku memalingkan wajahku dan menatap keluar jendela.

" kamu memanggilku kakak? Sedangkan kamu memanggil Bintang dengan sebuatan A'a, itu tidak adil Aliya, aku suamimu bukan kakakmu" ucapnya tiba tiba dengan nada tidak terima.

" bukannya kemaren memanggilmu kakak?" Aku membalas sambil melihat ke arahnya. " lagian itu untuk membedakan, sebelum menjadi suamiku kau lebih dulu menjadi kakak sepupu dan atasanku CEO L" sambungku menjelaskan padanya.

Rasannya aku ingin memarahinya habis-habisan, jika tidak mengingat dia ini pewaris utama UC CROOP sudah ku maki maki karena seenaknya padaku.

" kamu berani padaku Sekertaris Al, makilah aku" ucapnya menggunakan nada bicara datar dan tersenyum miring mengahadap jalan raya.

" siapa bilang?" aku berusaha mengelak walaupun itu akan sia-sia saja.

" emmm kemana kita akan pergi? Cepat katakan!!!"

" kamu ini pintar sekali merubah pembicaraan Sekertaris Al, lihat saja nanti kemana aku menculikmu" ia menjawab dengan tersenyum devil, sudah lama aku tak melihat senyuman menyeramkan itu.

" dasar manusia es dan iblis!!" Aku memakinya dan ia kembali tersenyum seperti iblis.

' tamatlah riwayatmu Aliya '

Aku pun memejamkan mataku untuk tidur dari pada melihat senyuman iblis dari bibirnya itu, haiss kenapa aku tidak melawan tadi saat ia memaksaku, kau benar benar bodoh Aliya.

" bangun kita sudah sampai!!!" Nada bicara yang tegas.

Hais dia ini sungguh menyebalkan, baru saja aku mulai terlelap dan suara iblisnya itu menggangguku.

Aliya pov end....

Lintang pov...

Aku keluar dari mobil dan bersandar di dasbor mobil.

" cepat!!" Teriakku karena Aliya tak kunjung keluar.

" hais kenapa tidak pulang saja sih? Ini udah jam set 7 malem" grutunya belum menyadari dia sedang di mana sekarang.

" buka matamu dulu" kataku tanpa melihat ke arahnya.

Ia segera melihat ke sekitar, ku lihat ekspresi wajahnya yang terkejut dan sangat bahagia.

" ini kan taman bunga anggerek" ia berkata dengan sangat senang dan ke girangan seperti anak kecil.

" tapi kan ini udah tutup ngapain kesini?" Ia bertanya dengan herah.

" aku menyewa taman ini sampai jam 8 malam" jawabku seadanya.

" benarkah??" Ia sangat senang.

"Hm"

" ayo masuk" ajakku dan ia langsung berlari masuk seperti anak kecil, aku berjalan di belakangnya sambil membawa kamera yang sudah ku persiapkan.

Ia segera melihat lihat bunga anggerek di sini dengan tatapan berbinar dan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

'Cantik' aku pun memotretnya diam diam memgggunakan kamera yang aku bawa.

Tak salah ia menjadi model sebagai sampingan. Ia sama sekali tak menyadari aku mengambil fotonya diam diam. Aku berjalan ke arahnya yang sedang mengobrol bersama kariyawan yang menjelaskan jenis bunga anggerek.

Ketika Takdir Memilih✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang