1. Pertemuan

783 39 4
                                    

Normal pov..

Terlihat seorang gadis berusia 15 tahun yang duduk di bangku taman komopeleks salah satu perumahan di jakarta utara, tepatnya di perumahan pantai indah kapuk.

Untuk apa seorang gadis berada di taman jam 5 pagi dengan ke adaan sekitar yang masih sepi dan gelap hanya di temani cahaya lampu taman.

Gadis itu menatap arah timur yang menjadi tempat terbitnya matahari.

Tak ada rasa takut sedikitpun di mata gadis itu, taman ini sangat sepi dan gelap, sungguh gadis yang pemberani.

Gadis itu berdiri dari duduknya dan meregangkan otot otot tubuhnya, setelah itu gadis itu mulai berlari mengelilingi taman beberapa putaran, setelah matahari mulai muncul ke permukaan gadis itu pergi berlari keluar taman untuk berlari keliling kompeleks perumahannya.

Sementara di bandara sukarno hatta terlihat 2 orang pemuda yang keluar dari bandari dengan membawa koper mereka masing masing, setelah beberapa kali berusaha menyetop taxi akhirnya mereka mendapatkan taxi, setelah memeberitahu tujuan mereka, sang supir segera menjalankan taxi nya ketempat tujuan.

Langit yang mulai cerah dan memperlihatkan warna birunya, seorang gadis yang nenatap langit biru, gadis itu adalah Aliya putri pertama Indra dan Amalia

Aliya pov..

Kutatap lekat lekat lagit biru...

Dulu ada yang bilang padaku kalau langit biru adalah perlambangan dari rindu, jadi saat aku merindukan seseorang aku akan memandang langit biru, tapi aku lebih menyukai langit malam yang gelap, yang di sinari cahaya bulan dan bintang, bulan dan bintang tak egois seperti matahari, saat siang yang terliahat hanya cahaya diri matahari padahal di sana juga ada bulan dan bintang, sinar matahari sangat terang dan mampu mengalahkan sinar bulan dan bintang, tapi saat malam bintang dan bulan akan terlihat, tak kan ada ke egoisan dari matahari.

Dan menurutku langit malam sangat menenangkan dan sunyi, langit malam yang bertabur bintang akan sangat indah, kegelapan langit malam sama seperti kelamnya hidupku.

Aku lebih suka dengan bintang dari pada matahari dan bulan, matahari yang egois aku tak ingin seperti matahari yang egois dan tak ingin menjadi bulan yang selalu bergantung dengan sinarnya matahari, aku lebih suka menjadi bintang karena bintang ada walau tak terlihat saat siang hari karena adanya matahari, tapi bintang selalu ada dan bintang tak butuh sinar matahari karena dia memiliki sinarnya sendiri.

Setelah puas menyalurkan rinduku dengan melihat langit biru, kulihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 06. 15 pagi, aku berjalan menuju rumahku.

Sebenarnya ini sudah bulan juli awal tapi tadi malam hujan turun dengan sangat deras jadilah ada genangan air dijalan.

Saat aku beejalan ada taxi yang mencipratkan air karena melewati genangan air di sampingku.

" hai berhenti!!!! " teriakku lalu taxi itu berhenti aku segera berjalan ke taxi itu.

Ku ketuk pintu pengemudi lalu supirnya turun.

" ma'af nona" sesalnya.

" pak kalau nyetir lihat lihat dong, kan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain" jelasku.

" sekali lagi saya minta ma'af non" sesanyaskali lagi.

2 pemuda turun dari taxi itu.

" nona ini kan cuman masalah sepele jangan di besar besarkan" ucap salah satunya.

" masalah sepele atau gk harus di pertanggung jawabkan" balasku.

" sudah lah wahyu, gadis seperti ini gk usah di ladenin" ucap pemuda satunya.

Ketika Takdir Memilih✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang