37. sayangi

166 20 0
                                    

Aliya pov....

Setelah bertemu dengan Ning Ana aku segera pergi ke depan tepatnya di teras mushola yang halamannya tepat di pakai untuk latihan, dan disana Gus Fariz sedang melatih, Rose dan Chan sudah ikut dalam barisan, sedangkan yang lainnya duduk di teras mushola.

" mau ikut latih Al?" Tawar Gus Friz.

" tidak Gus" jawabku dengan duduk di teras mushola.

Aku pikir takdirku sangatlah rumit, aku di tinggal Mama, karena papa dan mama pisah, setelah itu papa menikah dengan Bunda Natasya, saat aku berumur 6 tahun aku memiliki kemampuan sepesyal, aku mencoba menerima kelebihanku yang di anggap aneh orang lain, dan aku berhasil mengontrol kelebihanku dengan baik sampai saat ini, beberapa tahun kemudia mama  kembali dan Bunda pergi untuk selama lamanya, aku tak menyangka kejadian itu akan terjadi sama sekali, Mama kembali meninggalkanku, samapai saat aku bertemu dengan Bintang yang tak lain kakak sepupuku dan aku di jodohkan dengannya, dia mengubah kehidupanku menjadi lebih berwarna, tapi dia juga meninggalakanku untuk selama lamanya, kehidupanku kembali gelap saat itu, sapai aku kembali di pertemukan dengan wajah, iris yang sama dengan Bingang, tapi dia tetap bukan Bintangku karena mereka berbeda, dan sekarang aku menikah dengan dia, aku istrinya tapi aku merasa bersalah padanya juga.

Apa yang di ramala kiyai 2 pemuda itu adalag mereka berdua, yang akan merubah hidupku dalam sekejap?

Setelah puas berkutat dengan pikiranku, aku meliahat ke arah kananku yang sudah ada Kak Lintang di sebahku dengan tatapan yang lurus kedepan, karismanya tetap terpancar, tunggu dia juga mengenalan baju perguruan dan dia memegang ledang yang dari dulu jadi incaranku marena menurutku pedang itu bagu, tapi kiyai selalu  bilang pedang itu milik seseorang, dan aku tahu sekarang ini milik siapa, Kak Lintang semakin tampan plus keren dengan seragam dan pedang di tanagnnya.

" sudah mengagumiku?" Ucapnya tanpa melihatku dan aku gelagapan atas ucapannya.

" se...sejak kapan Kakak disini?" Tanyaku berusaha tidak gugup di depannya.

" sejak kamu memikirkan takdirmu yang rumit" jawabnya dengan meliahat kearahku, Alisnya yabg tebal dan hidung yang mancung, dan iris hitam kelanya yang menjadi idolaku.

" Aliya apa sudah mengagumi ke tampananku?" Tanyanya dengan senyum miring yang terlihat jelas dan wajah songongnya.

" jangan geer gitu" cibirku dengan mengalihkan pandanganku ke arah lain.

" jangan berbohong aku tahu semuanya" peringatnya dan aku langsung menatapnya.

" apa kamu bisa membaca pikiran orang?" Tanyaku penasaran dan tetap melihatnya tepat di iris gelapnya.

" tentu saja aku bisa, apa lagi orang yang sangat aku sayang" jawabnya dengan membalas tatapanku, aku lupa kalau di sama sepertiku.

" Jadi aky ini salah satu orang yang kamu sayang?" Tanyaku denan tersenyum dan menaikan salah satu alisku.

" tentu saja kamu orang yang aku sayang, karena kamu istriku" jawabnya dengan nada bicara yang lebut dan tetap menatap mataku.

Aku seketika menunduk, sungguh aku rasa pipiku dan wajahku memanas.

" baru kali ini aku melihatmu seperti ini" ucapnya dengan nada mengejek. Aku kesal, lalu aku mendorongnya dan membelakanginya.

Sejak kapan dia jadi pandai gombal gini?

" dari dulu aku udah jago Al, kamu aja yang gak tahu" ucapnya tiba tiba, aku melihatnya dengan memicing setelah itu aku membuang muka ku lagi.

Aliya pov end....

Normal pov....

Setelah lama menunggu sekarang sudah waktunya untuk pengujian Aliya.

" Aliya kamu siap?" Pertanyaan itu dari kiyai.

Ketika Takdir Memilih✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang