Kebenaran yang disembunyikan.
__________
🐣 Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca. 🐣Selamat membaca.
Silakan komen dan diakhiri vote.
__________Lia dan kawan-kawan sudah berada di kelas. Mereka sedang menikmati coklat dari kado pemberian Kafka. Tentu saja awalnya Kafka menolak keras dan hanya membolehkan Lia yang memakannya, membuat Lia mau tidak mau beraksi.
"Kenapa? Ada yang mau disampein?" tanya Kafka. Lia tertangkap basah meliriknya beberapa kali. Namun tidak biasnya kucing garong kesayangannya ini tidak mengeluarkan uneknya sama sekali.
"Apa? Kenapa? Lia kenapa?" Dafka ikut bertanya.
"Ikut gue keluar." Lia memberikan Kafka perintah.
"Tarik, dong. Biar dikira romantis." Kafka menunjukkan tangannya.
Lia kembali lagi ke bangkunya hanya sekedar untuk mengambil gunting. Ia kemudian mendekatkan benda itu ke tangan Kafka. Dengan secepat kilat, Kafka menariknya lagi.
Dafka tertawa puas melihat sepupunya selalu diperlakukan seperti itu oleh Lia. Ara juga tidak melewatkan kesempatan ini untuk ikut tertawa.
Langkah Lia terhenti di depan kelas. Ia berhadapan dengan Kafka yang sudah bersedekap dada. Gelagat ini jelas sangat berbeda dengan tadi yang tersenyum tulus. Lia curiga jika Kafka memiliki kepribadian ganda.
Tanpa membuang waktu, Lia mengeluarkan ikat rambut dari sakunya. "Ikat rambut gue kok bisa ada di lo?"
Kafka menghela napas penuh sesal. "Gue kira lo mau nyatain cinta, taunya ini."
"Lo yang nyuri, ya?" Lia mengabaikan pikiran Kafka yang tidak pernah benar.
"Lo yang jatohin, gue yang mungut."
"Kenapa lo nggak kasih dari dulu pas gue nyari-nyari nih benda?"
Kafka berpikir sejenak. "Gue kasih guna-guna dulu."
Lia memutar bola mata malas. Ya, itulah Kafka dengan sejuta alasan gilanya.
Lia kemudian berbalik badan ingin kembali ke dalam. Matanya tanpa sengaja melihat Jae yang berjalan terburu-buru. Kafka juga melihat itu. Wajahnya langsung datar.
Setelah sampai, Jae langsung memberikan sebuah kotak kecil pada Lia dengan kasar. Ia kemudian berlari pergi.
Kado?
Tangan Lia bergerak membuka kotak itu. "AH!" ini kedua kalinya ia berteriak kaget.
Kafka mengambil kotak itu. Wajahnya menggelap melihat isinya. Di dalam sana ada foto Lia dan dirinya yang diambil secara diam-diam. Namun yang menjadi masalahnya ialah tulisan yang ada di foto tersebut. Di sana tertulis 'semoga kalian putus!!!' dengan warna merah darah. Mengerikan.
Kafka bergerak untuk mengejar Jae. Pantas saja ia tadi langsung berlari pergi setelah memberikan benda itu. Untung Lia mencegah Kafka dengan cepat.
"Mau ke mana? Nggak usah dikejar."
"Kenapa?" Kafka jelas tidak suka.
Lia mengambil kembali kotak itu. Melihat isinya sekali lagi sebelum berkata, "Ini bukan darah, tapi lipstik."
Alis Kafka terangkat. Telunjukkan menyentuh tulisan itu sebelum mencium baunya. Benar, itu bukan darah. Namun tetap saja, Kafka tidak suka caranya.
Dafka dan Ara tiba-tiba datang. Mereka mendengar teriakan Lia.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [END]
Teen FictionFIKSI REMAJA! RECEH! BAHASA KASAR! COCOK DIJADIKAN HEALING SETELAH BACA NOVEL SAD __________ 19-8-20//25-1-21 Maaf... bukan cerita yang bagus brilian gemilang keemasan. Ini hanyalah cerita MAINSTREAM penuh dengan PLOT dan KONFLIK yang sangat ringan...