Pernyataan Cinta.
__________
Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca.Selamat membaca.
Silakan komen dan diakhiri vote
__________Manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di detik selanjutnya--kapan akan terjadi dan kapan akan berakhir. Manusia hanya bisa mengira-ngira.
Hari ini cuacanya cerah, hujan pun sudah jarang terjadi. Lamanya musim hujan tahun ini tidak selama tahun kemarin. Namun itu juga tidak pasti, karena apapun bisa terjadi. Jangankan keanehan alam yang mendadak berubah, makhluk hidup pun bahkan bisa lebih parah. Contohnya Kafka Zafran Renaldi. Sejak ia mengakui bagaimana perasaannya terhadap Lia pada Dafka, ia mulai berjuang dan menyingkirkan segala macam halangan. Beruang madu ini memang tidak kenal takut.
Bel pulang sudah berbunyi, hari ini bertepatan dengan jadwal piket Lia. Ia bersama temannya mulai merapikan seluruh meja dan kursi dengan rapi sebelum menyapu lantai hingga bersih.
Ada tiga orang di dalam kelas itu dan masing-masing mempunyai ekspresi yang berbeda-beda. Dimulai dari Lia, ekspresinya sangat suram layaknya awan hitam yang membawa perasaan tidak nyaman, itu karena parasit bermulut setan reinkarnasi beruang madu ada di pintu dan sedang menyandarkan diri. Sedangkan Kafka selalu setia mengikuti gerak-gerik Lia yang terus berpindah-pindah posisi dengan tatapan yang dalam. Dan untuk orang terakhir, ia terus menerus diam hanya untuk melirik Kafka dan Lia.
Semua orang sudah tahu hubungan Kafka dan Lia semakin lengket. Tidak ada yang berani mendekati Kafka lagi setelah mengetahui targetnya ialah Lia. Sedangkan para penguntit Lia semakin lama semakin menghilang hingga hanya menyisakan Jae seorang. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana seorang Kafka menyingkirkan halangan itu.
"Lia, pacaran yuk." Dengan tidak memikirkan suasana, Kafka menyampaikan niatnya.
Namun, suasana sepi yang mencekam terjadi selama beberapa detik. Tidak. Kenapa harus ada orang yang menyatakan cintanya di tengah-tengah sampah yang berserakan ini.
Lia menoleh pada temannya. "Jangan dengerin, dia lagi ngigau."
Temannya itu mengangguk mengerti.
Detik kemudian Kafka kembali berkata, "Kalo lo nggak mau, berarti kita langsung nikah."
Lia memberikan tatapan datarnya ke seberang sana.
"Apa? Lo nggak ngerasa udah cukup umur buat pacaran? Bahkan di umur lo segini banyak di luar sana yang sudah nikah bahkan punya anak."
"Gue bukan mereka!" nada Lia naik satu tingkat.
Kepala Kafka mengangguk sekali. "Terus gimana soal hubungan kita?"
Alis Lia berkedut, ia merasa hal buruk akan terjadi.
"Kita bahkan udah beberapa kali berduaan di kamar mandi. Gue nemenin lo di kamar mandi cewek dan lo juga pergi ke kamar mandi cow--"
Lia merasa semburan gunung merapi membara di atas kepalanya. Baruang madu bajingan ini, fitnah apa yang sedang ia rencanakan. Lia kelabakan sejak kalimat pertama itu terucap namun ia masih bisa melihat ekspresi temannya yang telah memburuk. Karena itu, Lia buru-buru menghampiri Kafka dan memasukkan penghapus papan di mulutnya.
Kafka mengambil penghapus papan itu dengan ketenangan yang murni.
"Dela, lo bisa pulang dulu." Meskipun mulutnya berkata kepada temannya namun, matanya menetap pada sosok Kafka. "Gue yang bakal bersihin semua kotoran di sini. Termasuk yang ada di depan gue ini."
Teman Lia pergi dengan diam-diam. Lia melihat seringaian Kafka dengan heran.
"Mau gue hamilin dulu nggak, biar lo mau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [END]
Teen FictionFIKSI REMAJA! RECEH! BAHASA KASAR! COCOK DIJADIKAN HEALING SETELAH BACA NOVEL SAD __________ 19-8-20//25-1-21 Maaf... bukan cerita yang bagus brilian gemilang keemasan. Ini hanyalah cerita MAINSTREAM penuh dengan PLOT dan KONFLIK yang sangat ringan...