Memperbaiki, mengawali perubahan.
__________
🐣 Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca.Happy reading
Silakan komen dam diakhiri vote
__________Sebuah mobil berwarna putih bersih--berhenti di seberang jalan di sebuah sekolah SMA. Setelahnya sesosok cewek berseragam lengkap dan bersepatu putih keluar dari pintu bagian belakang. Itu adalah Lia. Ia kemudian menutup pintu mobilnya kembali. Setelahnya ia maju dua langkah--berdiri tepat di samping pintu depan mobil yang kacanya sudah diturunkan. Nampaklah di sana Gama yang sedang menyetir dan di sebelahnya ada Nila.
"Baik-baik di sekolah. Nggak pa-pa bar-bar, yang penting bisa jaga diri dengan baik," pesan Gama.
Namun pada sisi Lia yang mendengar itu--ia mengkerutkan kening tidak paham. Matanya melirik Nila tapi kakaknya itu mengendikkan bahu.
Namun Lia tetap membalas, "Iya, Mas."
Setelah berucap beberapa kalimat lagi, akhirnya mobil Gama pergi. Lia mengikat kepangan rambutnya yang tadi ia kerjakan selama dalam perjalanan--menggunakan ikat rambutnya yang kali ini bermotif beruang. Dengan senyuman ringan ia mengelus ikat rambut itu.
Tangannya kemudian merogoh ke dalam tas hanya untuk mengeluarkan sesuatu. Dan sesuatu itu sendiri ialah daun singkong lengkap dengan tangkainya. Senyumannya tiba-tiba merekah. Ia pun memotong daunnya lebih pendek. Setelahnya ia tempatkan di jari telunjuknya. Melihat ke kiri dan kanan, Lia akhirnya menyeberang seraya memutar-mutar daun singkong tersebut.
Setelah menyeberang dan sampai di depan pintu gerbang--mungkin karena kebiasaan, Lia mendongak menatap nama sekolahnya. Mulutnya mengela napas, matanya berubah malas.
Lia sesaat berbicara kepada satpam sebelum masuk ke dalam.
Satu minggu lebih ia absen tapi, perasaannya kepada sekolah ini tidak memiliki rasa rindu sedikit pun. Malahan ia sudah merasa penat terlebih dahulu.
Sebenarnya, waktu sekolah sudah menunjukkan jam istirahat. Karena beberapa alasan Lia memilih masuk pada jam ini. Bisa dilihat jika murid-murid pada berbaur di sana-sini.
Sampai di koridor gedung IPA, murid di sana sadar akan kedatangan Lia. Ekspresi mereka bermacam-macam, namun yang lebih dominan ialah ekspresi terkejut. Lia mengabaikan itu dan terus bermain-main dengan mainan alami di jari telunjuknya.
Namun tiba-tiba ada murid yang tidak sengaja menyenggol Lia karena sedang berlari. Lia mendesis seraya melihat ke lantai karena mainannya jatuh. Murid yang menyenggol itu pun sadar kalau yang sedang disenggol ialah Lia.
Lia melihatnya. Ia adalah murid kelas sebelah. Tatapannya turun, ia kemudian mengernyit. Di kedua tangan murid itu ada sandal jepit yang sengaja diselipkan. Lia berpikir ini aneh, kenapa orang berlari tapi sandalnya di selipin di tangan. Lagipula, bukankah murid itu seharusnya memakai sepatu?
"Eh-eh Lia, lo--kamu udah masuk." Karena kaget, ia berbicara dengan terbata-bata.
Lia melihatnya lagi. Dengan ekspresi cemberut ia naik ke tangga menuju kelasnya. Sampai di lantai dua, siapa yang menyangka bila dirinya akan langsung bertemu dengan musuhnya--si mulut setan, Kafka.
Langkah Lia terhenti. Di seberang sana, Kafka juga berhenti. Mereka sama-sama diam dengan mulut bungkam. Perasaan Lia aneh dan juga kebingungan. Itu juga tidak jauh beda dengan perasaan Kafka. Mereka merasa seperti melihat pintu keluar tapi dibaliknya hanya ada jalan buntu.
Entah beberapa menit mereka seperti itu, Kafka akhirnya bergerak menghampiri Lia.
"Kita harus ngomong," katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [END]
Teen FictionFIKSI REMAJA! RECEH! BAHASA KASAR! COCOK DIJADIKAN HEALING SETELAH BACA NOVEL SAD __________ 19-8-20//25-1-21 Maaf... bukan cerita yang bagus brilian gemilang keemasan. Ini hanyalah cerita MAINSTREAM penuh dengan PLOT dan KONFLIK yang sangat ringan...