⚡ BAB 24

30 21 38
                                    

Perayaan Sweet Seventeen.

__________
🐣 Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca. 🐣

Selamat membaca.
Silakan komen dan diakhiri vote.
__________

Mata Lia terbuka. Ia melihat langit-langit kamarnya untuk beberapa saat. Ia sadar betul jika hari ini adalah hari ulang tahunnya, hari lahirnya. Ia tidak berharap banyak seperti mendapatkan kado ini itu. Hanya saja ... ia ingin kabur.

Lia takut, juga khawatir. Sekarang ada satu orang tambahan di hidupnya. Dan orang itu lebih parah gilanya dari yang lain.

Menghela napas sekaligus matanya terpejam ketika memikirkan sosok itu. Ia harap, sosok itu hanya mengucapkan 'selamat ulang tahun' saja.

Suara ketokan pintu terdengar. Lia mengalihkan pandangannya ke sana.

"Udah bangun?" itu Nila.

Lia mengangguk.

"Kok lesu gitu. Hari ini ulang tahun, lho."

"Ibu sama bapak bakal ke sini?"

Nila mengangguk. "Nanti sore pasti udah sampek."

"Mas Gama ikut gabung kan, Mbak?"

Nila reflek menoleh. Wajahnya nampak kaku. Lia mengernyit melihat itu.

"Nggak tau," jawabnya. "Sudah, ayo mandi. Terus, berangkat sekolah."

Kembali diingatkan akan sekolah, Lia lemas kembali. Ia tidak ingin ke sana. "Libur aja deh, sekolahnya." Lia merengek.

"Kok, gitu. Kasian Ara, lho."

Lia merenggut kesal. "Kan, bisa ke sini."

Nila terdiam sejenak sebelum kembali berkata, "Iya, sih. Kalau gitu suruh aja ke sini, sama Dafka juga, kan?"

Ah, memilih jahan ini pun salah. Meskipun Ara ke sini, tetap saja saudara sepupu edan itu otomatis akan ikut juga. Lalu apa bedanya? Malahan jika ke sini pasti akan lebih buruk lagi. Ia tidak mau lagi melihat Kafka dan Gama berdebat. Dan ia tidak mau lagi menjadi serba salah ketika membela salah satu di antaranya.

__________

"Lia, selamat ulang tahun."

Lia mengangguk seraya menampilkan senyum sebagai bentuk terima kasih.

"Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur, ya."

Lia tersenyum lagi. Semoga panjang umur itu membawa ketenangan.

"Happy sweet seventeen."

Lagi-lagi bibirnya tersenyum untuk menghargai ucapan-ucapan itu. Namun dalam hati ia mengeluh. Semoga sweet bukan horror.

Sejak masuk gerbang, Lia sudah banyam mendapatkan ucapan-ucapan selamat. Lia memang cukup terkenal, ditambah lagi Jae yang tahun lalu membuat kehebohan saat ulang tahunnya. Maka dari itu, seluruh sekolah ingat betul kapan ulang tahun Lia.

Lia menoleh ketika suara Ara berteriak memanggilnya. Sahabatnya itu berdiri di taman kecil di samping kantin. Lia cukup kaget melihat tempat itu. Di sana sudah ada balon--berdiri di ke empat sisi. Ada juga tulisan 'sweet' dan di bawahnya angka 17. Di sana juga biasanya tidak ada meja, sekarang sudah ada, lengkap dengan kursinya. Di atas meja tersebut ada sebuah kotak. Tidak perlu ditanya lagi, Lia yakin jika itu adalah kue.

"Kok, heboh gini?" tanya Lia seraya mengedarkan pandangannya.

Ara hanya tersenyum tipis. Tiba-tiba Dafka datang dan ikut bergabung. "Gimana kejutannya?"

TROUBLE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang