Tertipu keadaan.
__________
Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar, bijaklah dalam membaca.Happy reading.
Jangan lupa vote komennya.
__________Untuk orang lain, seminggu itu sangat cepat berlalu. Namun, bagi Lia ... untuk melewati satu minggu, itu bagaikan neraka. Tidak ada yang istimewa, hanya ada rasa panas.
Ia setiap hari akan menghindar untuk sembunyi dari Jae dan kawan-kawannya. Melihat teman sekelasnya sendiri yang sering tidak sadar diri. Menyaksikan Dafka dan Ara cek-cok. Terus menerus berdebat dengan Kafka, si mulut setan. Membujuk Gama agar tidak menjemputnya setiap hari jumat. Dan bahkan, di kediamannya sendiri, harus menghadapi kakaknya yang suka kentut. Itu sangat melelahkan.
Untungnya masih ada hari minggu yang mana sedikit mengurangi kegilaan hidupnya.
Hari sudah berganti dengan malam. Lia terlihat keluar dari kamar mandi dengan keadaan fresh. Ia sengaja berlama-lama untuk menenangkan pikiran dan tubuhnya. Setelah selesai berpakaian, ia keluar kamar.
"Mas Gama ada di sini?" tanyanya.
Ternyata ada Gama--sedang duduk seraya melihat Nila yang fokus pada mesin jahit.
Gama menoleh. Dan seperti biasa, ia akan tersenyum hangat. "Iya." Ia lantas menyuruh Lia agar duduk di sebelahnya.
"Katanya ikat rambut motif kamu hilang lagi," lanjut Gama.
Gama tadi bertanya kepada Nila tentang jahitan apa yang sedang dikerjakannya. Nila adalah sosok perempuan yang sangat suka menjahit. Ia akan membuatkan kembali ikat rambut motif Lia yang sudah hilang atau rusak. Ia juga sering mendesain baju lalu menjahitnya sendiri. Karena hobinya ini, sedikit banyak orang menghubunginya agar dibuatkan pakaian.
Lia mengangguk sebagai bentuk konfirmasi. "Kali ini murni kesalahan Lia."
"Katanya, dia tiap hari berantem terus." Nila bergabung dalam obrolan.
"Yeee... dianya dulu yang mulai." Lia membela diri.
Antara Nila dan Lia, sifat dan keperawakannya cukup terbilang berbeda. Keperawakan Nila sedikit tegas, namun sikapnya lembut walau terkadang tak bisa diprediksi. Sedangkan Lia, keperawakannya lembut, namun sikapnya tidak bisa dianggap remeh.
"Biarin aja, biar nggak kena buli. Lagian masih SMA juga, kan. Masih remaja." Gama membela seraya mengelus kepala Lia.
Lia sendiri tersenyum bangga.
"Lo ini, Gama. Manjain dia terus," timpal Nila. Tangannya terulur--menyerahkan hasil ikat rambut motif baru Lia.
Lia mengambil dengan hati senang dan langsung memakainya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Eum... ini malam minggu, lho."
"Mau malmingan?" Gama bertanya.
"Orang jomblo, tuh apa yang mau dimalmingin?" Nila menimpali.
"...."
Lia menggembungkan hidungnya. Sedangkan Gama kembali diam.
"Gama, ngadep ke sana." Tunjuk Nila ke arah yang berseberangan.
"Kenapa?" Gama mengernyit.
"Gue mau buat underwear, nggak sopan kalo lo liat."
"...." Gama mengernyit. "Nggak sopan gimana, soal itu, kan semua orang juga pakek."
"Gue sambil mau ngukur ukurannya Lia."
"...."
Lia reflek melihat kakaknya. Tidak, dari mana datangnya pemikiran itu? Ia baru tahu jika kakaknya semenyeramkan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [END]
Fiksi RemajaFIKSI REMAJA! RECEH! BAHASA KASAR! COCOK DIJADIKAN HEALING SETELAH BACA NOVEL SAD __________ 19-8-20//25-1-21 Maaf... bukan cerita yang bagus brilian gemilang keemasan. Ini hanyalah cerita MAINSTREAM penuh dengan PLOT dan KONFLIK yang sangat ringan...