Kebenaran antara Kafka dan Lia.
__________
🐣 Warning! Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca. 🐣Selamat membaca.
Silakan komen dan vote.
__________Hari pertama diskors, Lia menjadi obat nyamuk di antara Gama dan Nila yang sedang menyiapkan pertunangannya. Dua orang yang sedang kasmaran itu membuat Lia jadi murung. Namun ketika Gama sudah pergi, Lia akan melakukan pembalasan dengan menjahili Nila--mengejeknya hingga membuat wajah Nila memerah, lalu menertawakannya hingga puas. Dan hari pertama berlalu begitu saja.
Di hari kedua, Lia merasa bosan sampai mati. Ia sendirian, sedangkan kakaknya keluar bersama calon tunangannya. Sebenarnya ... Lia diajak. Tapi, kesannya sudah berubah! Apa iya, dirinya harus jadi obat nyamuk lagi. Jika seperti itu, mending di rumah saja.
Di tengah kebosanannya itu, Lia memungut ponselnya yang sebelumnya ia taruh sembarangan setelah memblokir nomer Dafka. Kafka menghubunginya melalui itu, menyebalkan. Setelahnya, ponselnya pun tenang, hanya ada Ara yang menghubunginya. Cewek itu memberitahu kalau selepas pulang akan mampir. Lia senang karena akan ada teman. Namun siapa sangka, dua saudara penguntit itu turut serta. Lia tidak sedang ingin melihat mereka, jadinya ia mengusir kedua cowok itu menggunakan sapu lidi. Dan ... ya, hari kedua juga berlalu.
Pada hari ketiga, Lia habiskan dengan bermalas-malasan. Yang dilakukannya hanyalah bangun tidur, makan, mandi, lalu tidur lagi. Ponselnya ia matikan dan tidak mau bertemu siapa-siapa. Bahkan Gama dan Nila tidak bisa membujuknya.
Akhirnya, skors itu selesai. Lia sudah berdandan rapih dengan rambutnya yang diikat menggunakan ikat rambut bermotif macan tul-tul. Setelah itu, Lia diantar oleh Gama menuju sekolah.
Seperti yang telah diprediksi selama perjalanan, sekolah pasti akan ramai akan omongan. Namun ketika Lia melewati mereka, omongan itu langsung berhenti. Takut, jijik, benci, entah apapun itu ... Lia bodoh amat.
Lia terus berjalan menaiki tangga. Setelah sampai di lantai dua, matanya bisa melihat Ara yang sedang berdiri di depan pintu.
"Yo, bebi." Lia langsung memeluk Ara.
"Diskors jangan tambah gila." Ara menyingkirkannya dengan menggunakan telunjuknya tepat di kepala Lia.
Lia berdecak. "Kok bisa, sih lo bisa jadi temen gue padahal dingin kayak gini."
"Itu juga yang gue pikirin." Ara terheran ketika Lia merentangkan tangannya. "Apa? Ketek lo basah?"
Lia mengulum bibirnya seraya menggeleng. "Lo bakal paham kenapa kita ditakdirkan bersama hanya dengan sebuah pelukan. Sini."
Ara memukul kepala Lia, kemudian berdecak.
Lia merenggut ketika mengelus kepalanya. Tanpa sengaja matanya menatap ke seberang, di sana ada sosok Jae. Ara pun ikut memperhatikan setelah melirik reaksi dari Lia.
Jae mulai berjalan mengitari koridor dan melewati beberapa kelas. Dan ketika ia sudah berhenti di hadapan Lia, cewek itu rupanya masih diam.
Jae nampak ragu ketika berbicara, "Bo-boleh bicara?"
Mata Lia mengerjap. Ia terlebih dahulu menoleh pada Ara sebelum mengangguk.
Baru beberapa saat Lia dan Jae pergi, saudara sepupu datang.
"Lia belum dateng?" tanya Kafka.
Ara telah berdiri di pembatas. Ia tidak menoleh ketika menjawab, "Tuh, Lia."
Mereka ikut menempel di pembatas itu hanya untuk melihat.
"Nggak mau nyusul?" Ara melirik.
Kafka menggeleng. Ia lantas berjalan ke kelas sambil menjawab, "Biarin aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [END]
Teen FictionFIKSI REMAJA! RECEH! BAHASA KASAR! COCOK DIJADIKAN HEALING SETELAH BACA NOVEL SAD __________ 19-8-20//25-1-21 Maaf... bukan cerita yang bagus brilian gemilang keemasan. Ini hanyalah cerita MAINSTREAM penuh dengan PLOT dan KONFLIK yang sangat ringan...