22 | 𝑴𝒊𝒔𝒕𝒂𝒌𝒆

27K 3K 107
                                    

Jeno dengan tenang membersihkan luka-luka pada wajah Jaemin, sunyi tak ada yang membuka suara.

Jeno sungguh merasa gagal dalam menjaga Na Jaemin, ia marah kepada dirinya yang lengah dalam menjaga Jaemin.

Untuk kedua kalinya Jaemin terluka karna Jeno.

Apa Jeno hanya suatu kesalahan untuk Jaemin??

Apa Jeno hanya seseorang pembawa sial??

"Aww, Jen- sakit." protes Jaemin ketika Jeno tidak sengaja menekan luka dipelipis si manis.

Jeno panik, ia langsung menjauhkan tangannya dari wajah Jaemin.

"Pelan-pelan Jen."

"Maaf Na!!" Jeno menghembuskan nafas gusar, ia benar-benar merasa gak bisa menjaga Jaemin.

Jeno menundukkan kepalanya, gak berani buat sekedar menatap kedua netra kekasihnya.

Mengerti situasi, Jaemin yang duduk disamping Jeno langsung memeluk pria bertubuh lebih besar itu dari samping.

Kali ini Jeno ragu untuk membalas pelukan Jaemin walaupun pada akhirnya Jeno membalas pelukan si manis, mengusap punggung Jaemin.

"Aku takut Jen, jangan tinggalin aku!!!" Jaemin semakin mempererat peluknya.

Jeno mencium luka dipelipis Jaemin, sebelum tangan kanannya beralih mengelus pipi Jaemin dengan hati-hati.

"Aku gak akan niggalin kamu Na, maaf- aku gagal." katanya lirih, suaranya bergetar.

Jeno merasa bersalah karna telah gagal untuk kedua kalinya, Jaemin selalu celaka akibat dirinya.

Lantas Jeno sedikit menarik dagu Jaemin dengan hati-hati, melihat kemerahan di kulit leher putih Jaemin yang sudah ia pastikan kalau itu bekas cekikkan.

"Hyunjin nyekik kamu Na?" tanya nya dengan nada yang sedikit emosi.

Jaemin gak berani bersuara, ia hanya menjawab dengan sebuah anggukan yang tentu membuat Jeno kembali kebakaran jenggot ketika mendapat jawaban dari Jaemin.

Hyunjin sialan.

"Pasti sakit banget kan, aku gak akan biarin Hyunjin kali ini." air muka Jeno berubah, bahkan Jaemin jadi teringat bagaimana marahnya Jeno ketika melihat Hyunjin yang dengan santai nya menyiksa Jaemin.

Jaemin menggeleng seraya mengeratkan peluknya "Aku gak mau kamu berurusan sama dia lagi Jen, plis ya. Aku liat juga tadi Hyunjin benar-benar udah sekarat."

Biar bagaimanapun Jaemin hanya tidak ingin Jeno terlibat kekerasan lagi dengan Hyunjin, Cara Hyunjin yang sangat psycho, dan Jeno yang tidak menerima pengampunan untuk Hyunjin.

Jeno udah terlanjur murka.


Jeno mengelus kepala belakang Jaemin, kembali mendaratkan bibirnya di luka Jaemin seolah berperan sebagai obat sakitnya.

"Apapun permintaan kamu Na, tapi kalau soal Hyunjin aku gak bisa janji."





































"Heh, kamu ngapain pakai seragam??"

Jeno yang sedang menyiapkan sarapan pagi langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Jaemin yang sudah duduk dikursi makan.

"Ya kamu pikir kalau pakai seragam sekolah mau ngapain Jen? Dugem?" ejek Jaemin, kemudian mengambil segelas air yang berada di atas meja.

Jeno mengambil ransel Jaemin yang tadi disimpan sang empu dikursi kosong sebelahnya lantas membuat Jaemin melebarkan matanya.

𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 || Nomin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang