24 | 𝑻𝒐𝒏𝒈𝒌𝒓𝒐𝒏𝒈𝒂𝒏

23.5K 2.7K 397
                                    

"Jadi mau ngomongin apa?" suara Jeno yang terdengar pertama kali diruangan ber AC didalam gedung kedai kopi bermerk milik ayahnya Chenle.

Yang lainnya langsung menatap Renjun meminta penjelasan yang jelas juga.

Renjun ngangkat kedua tangannya, mengisyaratkan untuk teman-temannya tenang dulu.

"Gue mau ngajak ke pantai libur nanti, nginep di villa milik tante gue yang letaknya gak jauh dari pantai."

"Seriously?" Haechan langsung kegirangan, sampai hebohnya Haechan reflek mukul lengan Jaemin yang kebetulan duduknya memang deketan.

Lantas yang dipukul langsung meringis dan menatap bengis Haechan, namun laki-laki itu cuma mesam-mesam.

"Gratis fasilitas nih?"

Renjun mengangguk dengan senyum yang mengembang "Tapi gue gak ada kendaraan, Chenle lo ada mobil nganggur gak?" tanya Renjun intens.

Kenapa Renjun langsung nanya ke Chenle gak ke yang lain, ya karna Renjun tau kalau Chenle anak sultan.

Chenle dengan santainya mengangguk "Ada dua nganggur dirumah, masalahnya gue gak punya Sim bang, yang punya siapa?"

"Mark punya, ajak dia ya? gakpapa kan?"

Renjun langsung diam, bukannya gimana-gimana, tapi Renjun nanti sama siapa kalau semuanya berpasangan? (yang mau jadi pasangannya renjun cepat merapat woi, kasian anaknya sendirian mulu).

"Terus gua sama siapa maemunah?? Ganjil gitu." ini mah Renjun yang ngajak malah Renjun yang kelabakkan karna bakal jadi kambing congek pastinya.

"Ajak kak doy aja jun."

Renjun langsung mendelik "GAK!! Pasti dia gak mau ngikut kita!"

"dih, dia suka sama lu bego. Pasti mau diajakin, udah titik nanti gue yang chat dia buat ikut."

Renjun langsung melotot ke arah Haechan yang dengan seenak udelnya ngajakin Doyoung yang berstatus kakak kelasnya namun kini sudah lulus dan masuk dunia perkuliahan, pernah menyukai Renjun bahkan mungkin sampai detik ini Doyoung masih memiliki perasaan aneh itu.

"Kamu ikut gak Na?" Jaemin ngangguk dengan mantap.

"Tapi nanti yang ijin ke bunda, kamu ya Jen?"

Jeno ngangguk terus ngacak rambut Jaemin sampai berantakkan, kebiasaan memang.

"Gitar mana gitar?" Haechan yang nanya sambil celingak-celinguk buat mencari keberadaan gitar milik Chenle yang seringkali dipakai Haechan maupun Jeno kala bermain disana.

"Abang punya mata gak?" Jisung dengan muka sengak nya nanya ke Haechan sambil dagunya sedikit diangkat gitu.

Haechan dengan nyolotnya melebarkan matanya bulat-bulat, menatap Jisung dengan melotot "Lu tau gak ini apa?" tanyanya yang ngedeketin muka Haechan ke Jisung dan tentunya dengan mata yang melotot.

"Bibir bibirmu."

"Goblok nih anak ya, sekolah dari paud ngapain aja sung? nyabutin rumput?"

"Ya lu liat napa bang itu gitar segede itu dipojokkan, masih aja lo nanya gitar dimana." ujar Jisung, gak bermaksud ngegas sih cuma ya kalau sama Haechan memang lebih enak ngegas soalnya Haechannya aja kalau ngomong suka ngajak ribut.

Yang lain cuma asik nontonin adu bacotnya Jisung sama Haechan.

Haechan tanpa babibu lagi langsung mengambil gitar yang tersimpan rapi dipojok ruangan.

"Nih Jen, mainin. Gue bagian nyanyi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 || Nomin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang