8 [REVISI]

253K 26.4K 1.8K
                                    

Absen asal kota kalian dulu disini👉

Absen asal kota kalian dulu disini👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧༺༻✧

Malam hari ini, Agatha sedang termenung di balkon kamarnya yang bersebrangan dengan kamar Bara. Mata Agatha beralih ke kamar Bara yang masih terlihat terang menandakan pemuda itu belum tertidur.

'Kalo gue loncat nyampe nggak ya?' pikir Agatha

Lalu menatap ke bawah dengan ngeri, jaraknya memang hanya tiga meter dari balkon kamar Bara, tapi jarak ke bawahnya lebih dari sepuluh meter.

'Kalo jatuh pasti langsung mati, nggak jadi ah ntar kalo gue mati keenakan cewek yang bakal gantiin gue jadi istri Mas Bara,' batin Agatha.

Pandangannya beralih ke atas menampakan bintang yang bersinar terang. Agatha menatap salah satunya yang terlihat paling terang diantara yang lain.

"Sirius..." lirih Agatha sambil tersenyum. Lalu dia menemukan bintang kedua yang terterang.

"Canopus...." Terus melihat kearah bintang yang terterang ke tiga.

"Arcturus...." Dan keempat.

"Alpha Centauri...."

Agatha menghela nafasnya, "diantara banyak bintang yang terterang, apakah gue bisa jadi bintang Sirius di hati lo Albara?" gumam Agatha bertanya tanya.

Kalau ditanya soal perasaan, Agatha juga ragu apakah dia mencintai Bara?

Kalau suka mungkin iya, kagum? sudah pasti, siapa yang tidak kagum dengan paras tampan lelaki dingin itu.

"Gue harus pastiin dulu perasaan gue, gue nggak mau kalau nantinya dia udah cinta tapi ternyata gue yang nggak cinta," monolog Agatha.

Tiba-tiba angin berhembus kencang, membuat bulu kuduk Agatha meremang kedinginan.

"Uhuk...uhukk...."

Agatha memegang dadanya yang terasa sesak sampai membuatnya terbatuk. Dia memutuskan untuk masuk ke kamar karena cuaca malam yang semakin dingin.

Setelah menutup pintu balkon dan jendela kamar, Agatha membuka laci nakas untuk mengambil obatnya.

"Uhukk...uhukk!"

Semakin lama dadanya semakin sesak. Sebenarnya dia bukan alergi cuaca dingin, ini semua karena seharian ini Agatha lupa meminum obatnya.

"Uhukk...dimana sih?!"

Tangan Agatha mencari cari obatnya, dan satu tangan lain memegang dadanya. Semakin lama batuknya semakin parah sampai mengeluarkan darah.

"Shh...." Agatha meringis dengan mulut penuh cairan merah. Setelah menemukan obatnya, Agatha segera meminumnya tanpa perduli kalau darahnya kembali tertelan.

ALBARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang