9 [REVISI]

237K 26.6K 2.7K
                                    

Absen asal kota kalian dulu disini👉

Absen asal kota kalian dulu disini👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧༺༻✧


Agatha berjalan santai di koridor dengan mulut yang senantiasa mengunyah permen karet. Jangan heran kalau Agatha tidak pernah lupa dengan makanan kesukaannya itu. Permen karet adalah separuh hidupnya.

Sampai di kelas, Agatha langsung duduk di bangkunya yang sudah terdapat banyak coklat dan bunga di laci mejanya. Tidak heran memang beberapa hari ini Agatha selalu mendapatkan hadiah dari para penggemarnya.

"Banyak bener. Kalo gue jual bisa nambah kaya nih," gumam Agatha saat melihat banyaknya coklat yang harga nya diatas dua puluh ribu. Ada sekitar sepuluh coklat batangan.

"Satu, dua, tiga, empat,... sepuluh," ucap Agatha menghitungnya.

"Kalo satu aja dua puluh ribuan, berarti gue bisa dapet dua ratus ribu sehari. Gila, kalo sepuluh hari gue gini bisa dapet dua juta," ucap Agatha berangan angan.

Sedang asik-asiknya berkhayal, tiba tiba ada yang melempar tas kearahnya sampai membuat gadis itu terkejut. Ternyata di sana ada Bara dengan wajah datarnya.

"Mas Bara ngagetin aja!" kesal Agatha.

Bara tak menghiraukan ucapan gadis itu dan memilih duduk di kursi samping Agatha. Gadis itu tengah melihat lihat coklatnya sambil berpikir mengenai keuntungan yang dia dapat kalau menjual coklat itu.

"Besok aja ah gue jualnya, sekarang gue makan dulu kayaknya enak," ucap Agatha lalu membuka salah satu bungkusan coklat itu.

Tanpa menghiraukan Bara yang menatapnya aneh karena berbicara sendiri. Lelaki itu memilih diam tak ambil pusing karena bukan hal aneh lagi kalau gadis di sampingnya ini memang sedikit tidak waras.

"Mas Bara mau nggak?" tawar Agatha menyodorkan satu bungkus coklat yang masih utuh.

Dulu Bara juga selalu mendapat coklat dan berbagai hadiah dari penggemarnya, namun lama kelamaan dia risih dan mengancam orang yang mengotori mejanya akan berurusan dengannya.

Terbukti setelah itu, tidak ada lagi yang mengirimkan coklat-coklat itu padanya. Berbeda dengan Agatha, gadis itu dengan senang hati menerima apa yang mereka kasih, menurutnya sayang nggak terima gratisan.

"Nggak," tolak Bara.

"Ouh yaudah bagus, sebenarnya gue juga nggak niat nawarin. Cuma buat basa basi aja, untungnya Mas Bara nggak terima hehe," ucap Agatha jujur.

Bara yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Gadis itu melanjutkan acara makannya dengan telinga yang di sumpal dengan headset dan kepalanya mengangguk angguk mengikuti irama lagu.

ALBARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang