43

200K 19.8K 2.9K
                                    

HAPPY READING 🧡
.
.
.
.
.
.
.
.
💚💚💚💚💚💚

Seminggu berlalu, Agatha masih harus di rawat sampai kondisinya benar benar membaik. Tubuhnya semakin kurus, pipinya yang chubby juga menirus. Bibirnya yang pink, kini terlihat pucat dan pecah pecah.

Selama seminggu, banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari Renata yang kembali seperti semula, Aryo yang mengatakan bahwa perusahaannya yang sempat menurun, kini semakin maju

Namun ada juga yang tak berubah, yaitu kondisi Agatha. Malah dokter bilang kalau kondisinya semakin menurun, membuat mereka semua uring uringan tak jelas

Bara sudah mencari orang yang bersedia mendonorkan paru-paru untuk Agatha, dengan imbalan yang tidak sedikit. Namun sampai sekarang belum ada yang cocok

Memang ada beberapa orang yang sudah mengajukan diri, namun pasti ada saja halangannya

Bara sampai frustasi memikirkan kemungkinan kemungkinan buruk yang akan terjadi jika ia terlambat sedikit saja

Sekarang Bara sedang menyuapi Agatha bubur khas rumah sakit. Setelah Agatha sadar waktu itu, Bara langsung menjelaskan semuanya tanpa ada yang di tutup tutupi

Agatha percaya karena dia sudah sering melihat gelagat orang yang berbohong. Pada saat itu dia hanya terlalu emosi, jadi dia tak mendengar penjelasan Bara, malah langsung pergi

Dan sekarang Agatha menyesali tindakannya, karena itu Bara menjadi tau soal penyakitnya. Memang benar kata orang, kalau jangan mengambil keputusan saat marah karena akan berujung penyesalan

"Udah. Kenyang" Kata Agatha serak

Bara mengangguk dan mengambilkan air putih untuk di minum gadis itu. Agatha meneguknya perlahan

"Cepet sembuh Tha. Kalo lo sakit, gue lebih sakit" Lirih Bara mengusap sudut bibir Agatha

Gadis itu tak menjawab, melainkan meraih tangan Bara dan mengusap ngusapnya lembut

"Lo nggak malu punya pacar kaya gue? Gue udah jelek, kurus, bau, penyakitan lagi" Kata Agatha tetap dengan senyum tipisnya dengan mengelus tangan Bara

Bara menatap Agatha tegas. Terlihat jelas cinta di matanya begitu besar, Agatha melihat ketulusan itu di mata Bara

"Mau gimanapun lo, gue tetep cinta sama lo. Malah bagus kalo lo jelek, nggak ada yang suka sama lo. Dan jangan bilang lo penyakitan, gue yakin kalo lo pasti sembuh" Kata Bara dengan tangan yang berpindah mengelus pucuk kepala Agatha

Agatha terkekeh "Bara, gue boleh minta tolong" Kata Agatha tersenyum

Bara mengangguk "Lo mau apa? Makan lagi, atau minum? Apa lo pegel, gue pijitin mau?" Tanya Bara beruntun

Agatha masih tersenyum dan menggeleng "Boleh minta tolong, ambilin gue tas itu" Tunjuk Agatha pada tas yang berisi baju bajunya yang di bawakan Agam

Bara mengangguk dan mengambilkan apa yang di bilang Agatha. Perlahan tangan Agatha membuka resleting tas itu

Mengambil sebuah buku cukup tebal bergambar spiderman. Bara berniat mengintip, namun buru buru Agatha menutup bukunya

"Apaan itu isinya, kenapa di tutupin?" Tanya Bara pura pura kesal, hanya untuk menghibur Agatha

Agatha menggeleng dan tersenyum. Ah, kenapa gadis ini terus tersenyum aneh. Bara seperti tak puas melihat senyum Agatha, seakan itu adalah senyuman terakhir yang bisa dia lihat

Walaupun senyuman kali ini terasa aneh, bukan senyum manis, senyum mengejek, atau senyum menyebalkan yang biasa Agatha tampilkan

Namun senyuman ini terlihat sangat teramat tulus, tangan Agatha meraih bolpoin dan menulis huruf huruf di dalam buku itu, tetap mempertahankan senyumnya

ALBARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang