Happy reading...
Sudah 3hari Nadira menghindar dari Arka hal ini membuat ia semakin frustasi belum lagi memikirkan pertunangan nya dengan Diva yang tak bisa dibatalkan, orang tua nya itu memang kejam.
Seperti sekarang ini, Arka di paksa memilih pakaian untuk acara pertunangan nya nanti. Padahal Arka maunya sama Nadira bukan sama diva
"Ini ada 3 pilihan mamah, dan kamu tinggal pilih satu, mau nya yang mana"ucap Amara
"Terserah" setelah mengucapkan itu Arka langsung pergi kedalam kamarnya
"Mah mending pertunangan di batalin deh mah, kasian bang Arka" ucap Azril
"Mamah cuma mau yang terbaik buat Arka"
"Yang tau baik atau buruknya itu cuma bang Arka mah, dia yang jalanin kehidupan dia sendiri. masalah jodoh aja masih mamah yang atur, apa mamah tau batin bang Arka kaya gimana, apa mamah tau mental nya bang Arka gimana, mamah bahagia, tapi bang Arka? Mamah sama papah tuh terlalu egois!" Ucap Azril tegas, walaupun sebenarnya ia merasa takut
Amara terdiam memikirkan kata-kata anak bungsu nya itu
"Mamah gatau harus apa zril"
"Penyesalan akan datang di akhir mah, dan jangan sampai mamah ataupun papah menyesali perbuatan yang udah mamah lakuin ke bang Arka" Azril pergi meninggalkan Amara. Sekarang Amara benar-benar gugup, tidak tahu harus melakukan apa, ia hanya ingin yang terbaik untuk anaknya dan menuruti kata-kata suaminya hingga ia lupa akan kebahagiaan anaknya
"Assalamualaikum mah.." Amara mendongakkan kepalanya menatap orang yang mengucapkan salam, ternyata anak sulung nya -azka
"Waalaikum salam.." balas Amara
"Loh mamah kenapa? Mamah habis nangis?" Tanya Azka bingung
"Engga ko mamah ga habis nangis" Amara memaksakan untuk tersenyum
"Azka ga bisa di bohongin mah, mamah kenapa?"
"Hikss... Zka mamah salah... Mamah salah mendidik anak zka"Azka memeluk sang mamah untuk menenangkan nya
"Mamah ga pernah salah ko mah, emang ada apa si?"
"Arka... Hikss" Azka mengeratkan pelukannya, ia paham yang dimaksud dengan mamahnya ini. Apalagi kalau bukan ke-egoisan Arka -pikirnya
"Mamah ga perlu perduliin dia lagi mah, dia egois"
"Engga sayang, dia ga egois... Dia seperti itu karna mamah dan papah." Azka menghela nafasnya, lalu mengelus punggung sang mamah
"Mamah tenangin diri dulu yaa, soal Arka biar Azka yang urus"
"Kamu ga akan berantem lagi kan?" .
"Hahaa.. engga mah, emang nya Azka sama Arka anak kecil apa?" Akhirnya Amara berhenti menangis dan pergi kedalam kamarnya. Azka menaiki tangga dan hendak masuk ke dalam kamar Arka namun pintu kamar itu lebih dulu terbuka, menampilkan sosok Arka dengan jaket hitam nya
"Mau kemana Lo?" Tanya Azka dingin
"Bukan urusan Lo" jawab Arka tak kalah dingin, bertepatan dengan itu Azril keluar dari kamarnya dan melihat perdebatan kedua kakaknya.
"Ini urusan gua karena Lo adik gua"
"Gua ga pernah anggap Lo abang gua tuh"
"Jangan bersikap kekanak-kanakan Arka." Ucap Azka dan langsung memukul wajah Arka
"Bang udah!" Azril menahan tangan Azka agar tak kelewatan
"Cih. Yang kemarin bilang ke gua cuma bisa nya pake kekerasan sekarang jilat ludah sendiri ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA [REVISI]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] [Jadwal update part yang sudah di revisi setiap Jumat] Arka seharusnya bisa tumbuh dewasa seperti anak remaja yang lainnya, dapat kasih sayang, memiliki banyak teman dan mungkin, kekasih? Namun, sebuah peristiwa di masa lalu membuat...