34 | ARKANA

984 64 0
                                    

Happy reading...

Fyi: Nadira udah ganti nama jadi Alya

Diva keluar dari mobil dengan keadaan basah kuyup, ia berjalan masuk ke dalam rumah nya dan di sambut oleh ibunya-vania

"Astaga diva kamu ko basah gini, kamu habis hujan-hujanan?" Tanya Vania yang khawatir

Diva tersenyum kecil "iya tadi kehujanan mah"

"Yaudah kamu langsung mandi ya biar ga sakit. Nanti mamah buatkan teh hangat" div mengangguk dan pergi menuju kamarnya

Di dalam kamar mandi diva terduduk dengan air shower yang menyala, menutup matanya dan membiarkan air matanya keluar

"Gua terlalu egois hiks.. gua selalu pengen dapetin apa yang gua mau, kenapa gua se- menyedihkan ini...hiks, gua kurang bersyukur sama apa yang udah gua punya hiks..."

"Diva.. udah selesai belum mandi nya sayang?? Ini teh nya udah mamah buatkan" ucap Vania dari luar kamar diva, diva yang mendengarnya pun langsung menyudahi mandinya dan keluar untuk menghampiri sang mamah

"Ini sayang" Vania menyerahkan teh hangat itu pada diva

"Makasih mah.."

"Iya sayang.. emang nya kamu habis dari mana sih kok bisa keujanan padahal pake mobil"

"Tadi diva ketemu sama abay mah"

"Wah dia apa kabarnya sekarang, udah lama mamah ga ketemu sama dia. Terakhir ketemu pas acara kemping kamu"

"Dia baik ko mah, nanti kapan-kapan aku ajak dia ketemu mamah deh" ucap diva. Vania tersenyum dan mengelus rambut diva

"Kamu pakai baju kamu sana, nanti ke bawah ya Bi sari udah masakin buat makan malam, ajak Alya juga" diva mengangguk dan Vania turun kebawah lebih dulu.

•••

Diva Vania dan Alya kini tengah makan malam bersama.

"Tadi mamah ke butik bareng Tante Amara buat beli baju pertunangan kamu, ada 3 model nanti kamu tinggal pilih aja ya yang mana yang kamu suka" ucap Vania. Diva melirik Alya yang menampilkan ekspresi tak nyaman, dalam hati diva merasa sangat tak enak

"Emm iya mah, nanti aku pilih" setelahnya tidak ada lagi yang membuka suara, semuanya fokus untuk menyantap makanan nya.

Setelah makan malam selesai Vania menyuruh kedua anaknya untuk duduk di ruang keluarga, ia ke kamarnya untuk mengambil baju yang tadi ia beli di butik bersama Amara

"Ini baju untuk kamu pakai ke pertunangan nya diva dan Arka" Vania memberikan 1 totebag besar pada Alya

Alya mengangguk dan tersenyum  pada Vania

"Dan yang ini.. kamu bisa pilih mau yang mana" Vania memberikan 3 totebag besar pada diva

Ia tersenyum senang dan langsung memilih baju mana yang akan ia gunakan

Pilihan diva jatuh pada baju berwarna putih berenda

"Pilihan kamu bagus sayang, mamah juga suka yang itu" ucap vania

"Iya mah, diva suka yang ini"

"Pertunangan nya akan diadakan 2hari lagi jadi besok kamu ikut mamah ke salon ya"

"Iya mah. Emm kak Alya ikut juga ya" ajak diva

"Eh tapi-"

"Udah pokoknya kakak harus ikut juga, temenin aku please yah??"

"Hemm iya deh..."

"Yaudah kalian tidur gih, udah malem" Alya dan diva mengangguk dan pergi ke kamarnya masing-masing

•••

Jam 10 pagi diva Vania dan Alya sudah berada di salah satu mall yang ada di Jakarta, mereka langsung menuju salon yang ada disana

Ketiganya sama-sama melakukan perawatan wajah. Cukup lama waktu yang mereka habiskan di mall, akhirnya mereka pulang dengan barang belanjaan nya masing masing

Alya pergi ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di atas kasur, ia melihat ponselnya yang tidak ada notif sama sekali

"Kenapa gua berharap Arka ngechat gua? Gua ga boleh mikirin Arka terus, besok adalah hari pertunangan diva jadi gua harus bener-bener lupain Arka" Alya memilih untuk memblokir kontak Arka, setelah memblokirnya Alya mulai tertidur..

Pukul 8 malam Alya terbangun karena merasakan haus di tenggorokan nya, ia berniat mengambil air di bawah.

Saat akan kembali lagi ke kamar, Alya mendengar bel berbunyi, lantas Alya langsung membuka pintu utama itu

"Alya..."

"Arka... Emm Lo mau nyari diva? Gua panggilin bentar-" orang itu adalah Arka, ia datang dengan motor kesayangan nya.

Grep

Arka membawa tubuh Alya ke dalam dekapan nya, tak membiarkan Alya untuk terlepas karena Alya terus memberontak

"Please.. sebentar aja" bisik Arka membuat Alya perlahan diam, membiarkan Arka memeluknya

Seakan sadar bahwa yang dilakukannya salah, Alya langsung mendorong tubuh Arka untuk menjauh

"Brengsek!!" Umpat Alya

"Ya, gua sayang sama Lo"

"jangan gini.Lo besok tunangan sama diva Ar"

"Gua ga peduli, gua cuma sayang sama Lo"

"Egois!" Setelah mengucapkan itu Alya membalikkan badannya untuk masuk, betapa terkejutnya Alya melihat diva sedang berdiri memperhatikan ia dan Arka dengan pandangan yang sulit diartikan

"Div..diva" diva berjalan mundur dan berlari menaiki tangga, menghiraukan panggilan dari Alya, ia terus berlari hingga masuk ke dalam kamarnya

Alya menatap Arka kesal "ini semua gara-gara Lo!"

Arka menatap Alya dingin lalu berjalan menjauhinya

"Arka Lo harus bujuk diva!!" Teriak Alya.

Arka menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya

"Buat apa? GUA GA CINTA SAMA DIVA, HARUSNYA DIA MIKIR KENAPA GUA BERSIKAP DINGIN. GUA CUMA CINTA SAMA LO ALYA, GUA PENGEN KITA BERJUANG SAMA-SAMA. TAPI LO?? LO SELALU MENYUDUTKAN GUA UNTUK NERIMA SEMUA INI. GUA TAU LO CINTA SAMA GUA TAPI KENAPA LO SELALU MENTINGIN ORANG LAIN DARI PADA PERASAAN LO SENDIRI? LO NYURUH GUA BUAT NERIMA DIVA, LO MAKSA GUA,DAN SEKARANG, LO MENJAUH DARI GUA. DISINI SIAPA YANG EGOIS LYA? SIAPA?!!!" teriak Arka, mengatakan semua perasaan nya pada Alya.

Alya yang mendengar ucapan Arka langsung berlari dan memeluk Arka, Arka tak membalas, ia sudah terlalu kecewa dengan semua ini.

Tanpa disadari keduanya, diva sedang melihatnya dari balkon, ia ikut menangis mendengar ucapan Arka. "Kenapa gua jahat banget?!! Kenapa!!! Hikss.. gua memisahkan 2 insan yang saling mencintai cuma karena keegoisan gua!! Hiks.."

Dibawah sana. Alya melepaskan pelukannya dari Arka, Alya mengelus air mata yang keluar dari kedua mata Arka

"Maaf.." lirihnya

"Ga ada yang perlu di maafin, semua nya udah terjadi" jawab Arka sambil melepaskan tangan Alya

"Gua salah Ar..."

"Iya Lo salah sampe bikin gua kecewa!"

"Maaf.."

"Gua ga suka Lo minta maaf kaya gini Lya!" Alya menundukkan kepalanya tak sanggup untuk menatap mata Arka yang menatapnya tajam

"Engga ada yang bisa kita lakuin selain menerima semua ini." Ucap Alya

"Mungkin Lo bisa nerima, tapi engga untuk gua.. hati gua cuma buat lo Ya, cuma ada Lo disini!!" Ucap Arka sambil menunjuk dadanya

"Kalo Lo ga mau nerima, gua bakalan benci sama Lo."

"Alya!!"

"Selamanya!!"

•••

ARKANA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang