"Ketika aku menutup mata, hal yang selalu aku harapkan adalah, kehadiran mu saat mataku terbuka.." –Bogor, 22 Juni 2022
***
"Hei kamu kenapa?" tanya gadis kecil yang menghampiri Arka
Arka yang tengah duduk sendirian, mendongakkan kepalanya menatap anak itu.
"Di tanya malah diam aja. Kamu kenapa ko enggak ikutan main di sana?" tanyanya lagi sambil menunjuk kearah anak-anak yang sedang bermain. Arka hanya menggeleng dengan ekspresi datar.
"Kenapa?" Arka lagi-lagi menggelengkan kepalanya
"Dari tadi geleng-geleng kepala terus, ngomong dong!" kesal gadis itu "nama kamu emang siapa?" Arka tetap diam dan enggan menjawab.
"Kenalin nama ku Alya" anak yang ternyata bernama Alya itu mengulurkan tangannya, tapi Arka yang masih diam, membuat Alya menarik tangan Arka untuk berjabat tangan dengannya.
"Kamu mau gak jadi teman aku?" tanya Alya "mau yah? Kalo kamu mau aku kasih hadiah"
"Apa?" tanya Arka yang akhirnya membuka suara.
"Uhm bentar, tara!!" Alya mengeluarkan permen coklat yang ada di kantong bajunya, antusias.
"Ini.. mau gak?" Arka tersenyum tipis dan menerima permen itu menggunakan tangan kanannya.
"Kita jadi temen kan sekarang?"
"Iya" jawab Arka "nama ku Arka" Alya mengangguk kemudian terkekeh, mereka akhirnya menikmati permen coklat itu bersama di ayunan, Alya seakan tak kehabisan kata-kata untuk terus berbicara mesti Arka hanya mendengarkan. Hingga tak terasa langit mulai memperlihatkan kegelapan malam, bulan pun kini menampakan dirinya dengan samar-samar.
"Sayang, ayo pulang!" ucap seseorang membuat mereka berdua beralih melihat ke sumber suara.
"Mamah!" mata Alya berbinar kala melihat wanita itu, ia segera berlari dan memeluk tubuhnya.
"Kamu sama siapa sayang?"
Alya melepaskan pelukannya, menunjuk Arka lalu berkata, "Ini teman baru aku mah, namanya Arka. ganteng yah?" Ucapan Alya barusan berhasil membuat semburat merah terbit di pipi Arka.
"Iya sayang Arka ganteng, tapi ini udah sore kita pulang yuk, besok lagi mainnya." bujuk wanita itu pada anaknya, Alya mengangguk menurut dan kembali menghampiri Arka untuk berpamitan.
"Arka besok kita main lagi yah, hari ini udah sore. Besok aku bakal bawa permen coklat lagi mau kan?"
"Iya, aku mau."
"Yeayyy! Yaudah aku pulang dulu ya, besok jangan lupa!" Alya melambaikan tangannya, dan mereka pergi meninggalkan Arka sendiri di ayunan. Melihat Alya yang dijemput oleh sang ibu, membuat hati mungilnya terenyuh. Terkadang ia juga ingin dicari saat tak pulang ke rumah, di jemput ke tempat bermain seperti anak-anak yang lain tapi, Arka lupa kalau dirinya adalah anak kedua yang harus dewasa seperti sang kakak dan mengalah demi sang adek.
•••
"Jangan! Jangan pergi please gue mohon jangan pergi!" teriaknya lalu terbangun dari tidur dengan napas yang memburu, dia Arkana Dylan Mahardika, laki-laki yang tak pernah tidur dengan nyenyak sejak beberapa tahun belakangan ini.
Arka menghela nafasnya dan berusaha menenangkan diri, "Mimpi itu lagi.." gumamnya. Ia berdiri dan memasuki kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
"Alya... Aku kangen" ucapnya pada pantulan cermin yang ada di tembok.
Saat di lihat jam baru pukul 3 pagi, Arka memutuskan untuk kembali ke tempat tidurnya dan berusaha untuk menutup matanya lagi.
"Ketika aku menutup mata, hal yang selalu aku harapkan adalah, kehadiran mu saat mataku terbuka.."
TBC.
Update : 18 November 2020
Revisi : 22 Juni 2022
Follow Instagram
@dewiatikah_932
Untuk info mengenai cerita lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA [REVISI]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI] [Jadwal update part yang sudah di revisi setiap Jumat] Arka seharusnya bisa tumbuh dewasa seperti anak remaja yang lainnya, dapat kasih sayang, memiliki banyak teman dan mungkin, kekasih? Namun, sebuah peristiwa di masa lalu membuat...