31 | ARKANA

893 63 0
                                    

Happy reading...

"Kenapa ayah kesini?" Tanya Fajar. Mereka kini berada di ruang keluarga, suasana sangat canggung ditambah lagi Fairuz yang ditatap intens oleh anaknya, Fajar

"Ayah salah. Ayah minta maaf"

"Baru sekarang nyadar nya? Kemarin-kemarin kemana aja?" Tanya fajar yang tersulut emosi

"Maaf..." Hanya 1 kata itu yang bisa Fairuz ucapkan sekarang

Fajar masih belum bisa menerima semua ini, ia membuang mukanya ke arah lain tak mau menatap sang ayah

"Walaupun aku bukan anak kandung ayah, tapi aku juga bisa ngerasain gimana rasanya di tinggal gitu aja, merasa ga di peduliin lagi, berasa ga punya ayah padahal kedua orang tua masih ada" ucap Nadira yang mewakili perasaan fajar

"Ka-kamu sudah tau?" Tanya fairuz

"Iya.. aku udah tau, makasih ya yah udah mau nolong aku 8 tahun yang lalu, kalau aja ayah ga nolongin aku mungkin aku ga akan bisa sampe kaya sekarang" Fairuz mengeluarkan air matanya, mengingat kejadian 8 tahun yang lalu

"Kamu tumbuh dengan baik Nadira.. walaupun kamu bukan anak kandung ayah, tapi kamu masih menghargai ayah.. ayah  menyesal sudah meninggalkan keluarga ini" Santi pun ikut menangis. Tak bisa lagi menahan agar terlihat kuat, bertahun-tahun ia menanggung semua beban itu sendiri

"Berbeda dengan Amel anak kandung ayah.. dia berada di pergaulan yang salah, sekarang dia hamil diluar nikah...." Santi cukup terkejut mendengar ucapan Fairuz

"Ayah benar-benar menyesal, ayah telah gagal menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak ayah... Hiks" fajar menepis semua rasa benci nya terhadap sang ayah, ia memeluk tubuh ayahnya erat, melepaskan segala rasa kerinduan yang selama ini ia rasa kan

Sama halnya dengan Nadira, ia tak tahan menahan air matanya, walaupun mereka bukan keluarga kandung namun setelah tinggal lama bersama mereka rasanya Nadira benar-benar ikut merasakan kesedihan yang sama

Fajar menangis dalam pelukan sang ayah hingga handphone Fairuz berdering membuat keduanya melepaskan pelukannya

"A-ayah angkat telepon dulu yaa" fajar mengangguk dan tersenyum, Fairuz keluar untuk mengangkat telpon itu 

Tak lama Fairuz kembali lagi dengan tatapan panik

"Ayah kenapa?" Tanya fajar

"A-amel... Amel ditemukan sudah tak bernyawa sama warga.." ucap Fairuz membuat semua nya ikut terkejut

"Ko bisa??" Tanya fajar

"Ayah ga tau, ayah mau ke rumah sakit sekarang"

"Biar aku anter yah.." ucap fajar dan di angguki oleh sang ayah

"Kamu jaga ibu di rumah ya, abang mau antar ayah ke rumah sakit" Nadira mengangguk dan mereka pun pergi ke rumah sakit

•••

Malam harinya pukul 11 lewat 30, fajar baru kembali ke rumah nya. Nadira yang belum tidur lantas menghampiri nya karena merasa penasaran dengan hal yang terjadi pada adik tirinya.

"Bang Fajar, Amel kenapa?"

"Ini bener-bener miris banget, bang Fajar sampe ga bisa berkata-kata.."

"E-emang nya apa yang terjadi sama Amel?"

Fajar menghela nafas nya sebelum menceritakan semua hal yang terjadi

"Amel hamil anaknya Fathur, tapi Fathur ga mau tanggung jawab, Amel maksa Fathur dan mengancam untuk nyebarin berita itu ke keluarga nya Fathur. Fathur marah dan ga terima, terus Fathur mukulin Amel biar kandungan Amel keguguran, tapi hal yang dia lakuin malah bikin Amel tewas... Fathur yang ngerasa ketakutan langsung buang jasad Amel berharap kalo orang lain ga tau.  hingga warga nemuin Amel yang udah ga bernyawa lagi" Nadira menutup mulutnya tak percaya, Setega itu? Padahal kan yang buat Amel hamil dia sendiri kenapa harus melakukan hal itu

"Te-terus kondisi ayah dan Tante Anita  gimana?"

"Ayah dan Tante Anita shock berat, bahkan Tante Anita sedari tadi selalu nyebut nama Amel sambil melamun.. ayah pasti terpukul banget" fajar menundukkan kepalanya meneteskan air mata nya namun berusaha untuk menahan Isak tangis nya, Nadira menyenderkan kepala fajar di bahunya, memeluknya sambil mengusap punggung fajar, memberikan kekuatan pada sang kakak...

•••

Ke esokan harinya Nadira berangkat kesekolah bersama tata dan Resya keduanya juga sudah tau semua hal yang terjadi pada keluarga Nadira, keduanya sama-sama dibuat terkejut dari berita bahwa Nadira adalah saudara kandung diva sampai berita Amel yang di bunuh oleh Fathur, semuanya terjadi begitu saja, karena semua ini hanya tuhan lah yang tau

Mereka sampai di sekolah dan langsung ke kantin untuk sarapan, berita tentang Amel yang dihamili oleh Fathur dan Fathur yang membunuh Amel menyebar luas seantero sekolah, semuanya membicarakan berita itu bahkan di ruang guru pun sama halnya

"Nad.. tapi si Fathur udah di tangkap polisi kan?" Tanya tata

"Iya, udah.."

"Gua takut Lo kenapa-kenapa nad, ka-karena Fathur juga kan suka sama Lo"

"Gua juga berpikir kaya gitu, tapi ya udahlah kita serahkan semuanya sama tuhan aja" ucap Nadira

Saat sedang mengobrol tiba-tiba diva datang menghampiri Nadira

"Mau apa Lo?" Tanya Resya sewot

Bukannya menjawab, diva malah langsung memeluk tubuh Nadira erat membuat Nadira sedikit terkejut dengan perlakuan diva padanya, tata dan Resya bungkam, tak bisa berkata apa-apa. Hal itu juga di saksikan oleh penghuni kantin yang cukup ramai dan salah satunya Arka, ia tersenyum melihat diva yang memeluk nadira berbeda dengan abay yang belum mengetahui apa-apa, ia terlihat bingung sekaligus takut, takut jika diva mau berbuat jahat lagi pada Nadira.

"Di-diva.." Nadira memanggil nama diva pelan

"Maafin gua.. hiks.. gua salah, gua minta maaf.." Nadira tersenyum kecil

"Gua udah salah nilai Lo, ternyata Lo baik Lo masih mikirin gua, gu-gua udah bersikap bodoh... Maafin gua, gua nyesel" Nadira perlahan membalas pelukan diva, mengelus punggung diva untuk menenangkan nya

"Engga apa-apa semua udah terjadi Lo ga perlu merasa menyesal.." diva melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya

"Ma-makasih... Alya"

•••

ARKANA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang