27 | ARKANA

796 71 1
                                    

PLEASE VOTE. 

Hembusan angin menerpa kulit gadis cantik yang sedang terduduk diam menikmati malam yang indah. Nadira, sejak tadi ia berada di rooftop rumah sakit, memikirkan banyak hal dan salah satunya adalah sang ibu.

Air mata yang sedari tadi ia bendung akhirnya keluar juga, ia tak tahan lagi, sudah banyak kesedihan yang dialami ibunya, dan sekarang ia harus berbaring di rumah sakit karena dirinya. harusnya Nadira sadar diri, jangan menaruh hati pada Arka, karena ia dan Arka bagaikan langit dan bumi. Tidak sama, level Arka jauh diatasnya

Jika saja dari awal ia tidak jatuh cinta pada Arka maka diva tak akan berbuat apa-apa pada dia dan keluarganya.

Drrrttt drrtt

Handphone Nadira berdering, menandakan telepon masuk

Nadira merogoh tas kecilnya dan melihat nama Arka tertera di layar, namun ia memilih untuk menekan tombol merah yang artinya menolak panggilan Arka

Drrrttt drrtt

Lagi-lagi handphone Nadira berdering, masih dengan nama yang sama, yaitu Arka

Karena tak mau di ganggu lagi, Nadira akhirnya mengangkat telpon dari Arka

"Lo dimana?" Tanya Arka dari sebrang sana

"Jangan telpon gua lagi!!"

"Lo dimana" tanya Arka lagi

"..." Nadira tak menjawab, hati nya menyuruh untuk jujur, namun otak dan pikirannya memaksa Nadira untuk jangan melakukan itu

"Gua nanya. Lo dimana" 

"Gu-gua di rumah Resya" ucap Nadira berbohong

"Bohong. Gua di belakang Lo" Nadira membalikkan badannya dan melihat Arka sedang berjalan mendekati nya

"Kenapa harus bohong hmm?" Tanya Arka dengan nada lembut.

"Arka.." Arka tersenyum dan memegangi pundak Nadira, menunggu kata-kata selanjutnya "gu-gua mau... kita jangan pernah ketemu lagi" senyum di wajah Arka kperlahan menghilang berganti dengan wajah datar nan dingin seperti yang Nadira lihat Waku pertama kali

"Kenapa?" Tanya Arka

Nadira menundukkan kepalanya tak bisa menatap wajah Arka yang menatap nya lekat

"Nad.. gua sayang sama Lo, tapi kenapa Lo malah nyuruh gua untuk menjauh?"

"Hiks.. gua... Gua mau hidup gua tenang Ar, tolong jangan kaya gini hiks.." ucap Nadira di sela-sela tangisan nya

Arka menarik tubuh Nadira ke dalam dekapan nya, memeluknya erat seakan tak mau Nadira pergi

Nadira memukul dada bidang Arka, berusaha untuk melepaskan pelukannya namun usahanya sia-sia kekuatan Arka lebih banyak daripada Nadira

"Lepas..." Arka masih membiarkan Nadira untuk terus memberontak, namun ia tak merasakan pukulan Nadira lagi.

Arka melepaskan pelukannya dan menatap wajah Nadira yang dibanjiri air mata, sudut bibirnya sedikit sobek pipinya pun terlihat merah

-nadira kenapa- batin Arka

Arka memegang wajah Nadira dengan kedua tangannya, menatap nya intens

"Nadira...?"

"Please Ar, gua ga mau perasaan gua terlalu jauh"

"Kenapa? Lo juga sayang kan sama gua? Kita bisa jalani ini sama-sama nad"

ARKANA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang