Chapter 21

20.6K 2.1K 93
                                    

Beberapa minggu sudah berlalu sejak Frans menemui Caitlin di kamar hotelnya. Selama itu pula Frans tidak menemui Caitlin lagi karena ada pekerjaan yang harus dia urus. Frans sedang berada di Milan sekarang, walau begitu dia tidak melepaskan pengawasannya dari Caitlin.

Setiap hari Frans selalu melihat keadaan wanita itu melalui berbagai rekaman CCTV yang dia retas, salah satunya yang berada di butik Caitlin. Caitlin sudah kembali bekerja, masih di Paris. Caitlin sendiri juga tahu kalau Frans sedang berada di Milan, dia tidak mengatakan apapun tentang hal itu. Mungkin Caitlin senang karena Frans tidak mengganggu dia lagi.

Saat ini Frans sedang mengerjakan pekerjaannya di markas besar The Eight yang ada di Milan—pusatnya. Frans merupakan pemimpin paling utama dalam The Eight, mereka berdelapan juga merupakan pemimpin. Tidak ada yang membedakan, hanya saja Frans perlu tahu apapun yang terjadi di semua tempat-tempat milik mereka.

Siang hari seperti ini Frans selalu menghabiskan waktunya di markas, menyusun rencana pembalasan dendamnya, mengamati pengikut The Eight yang sedang bekerja, melakukan transaksi gelap, dan kalau ada waktu luang, dia akan memperhatikan aktivitas Caitlin yang terpampang di layar laptopnya sampai berjam-jam.

Frans tersenyum kecil mengingat apa yang sudah dia lakukan, konyol. Dia bisa saja kembali ke Paris dan bertemu wanita itu, tapi pekerjaannya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Frans mungkin akan memfokuskan diri untuk menyusun rencananya.

Frans berniat meninggalkan dunia gelap ini setelah urusannya selesai, agar bisa hidup damai—well, kalau dia masih hidup setelahnya. Dia harus menuntaskan balas dendamnya, membuat Tua Bangka itu semenyesal mungkin. Frans tidak akan memberikan kematian yang mudah seperti yang biasa pria tua itu lakukan pada musuh dia. Frans tidak sebaik itu.

Kalau Frans masih hidup setelah semuanya selesai, dia bertekad akan kembali kepada Caitlin. Persetan wanita itu menyukainya atau tidak, Frans tetap akan menjadikan Caitlin miliknya, hanya wanita itu yang dia inginkan dalam hidup ini. Frans lebih baik mati kalau dia tidak bisa hidup bersama Caitlin.

Hanya wanita itu yang bisa membuat hidup Frans yang gelap menjadi terang. Caitlin, satu-satunya tujuan hidup Frans. Dia sudah kehilangan semangat hidup sejak Ibunya pergi untuk selamanya, lalu Caitlin datang membawa cahaya di hidup dia. Frans akhirnya menemukan alasan untuk bertahan.

Hanya Caitlin Reynalds yang Frans punya di dunia ini—tidak sepenuhnya, dia akan mendapatkan wanita itu nanti. Walau Frans mempunyai teman-teman yang setia, yang sudah menemani dia selama satu dekade lebih ini. Caitlin tetaplah memiliki arti paling penting dalam hidup dia.

Jangan kira itu berlebihan karena bagi Frans, Caitlin sangat berarti dan berharga. Mungkin karena dia sudah pernah merasa kehilangan dan tidak mau merasakannya lagi.

“Ehem,” suara dehaman itu membangunkan Frans dari lamunan dia. Rex sedang duduk di salah satu sofa yang ada di sana, menatap Frans dengan sebelah alis terangkat. “Aku bertanya-tanya, mau sampai kapan kau akan terus tersenyum seperti orang bodoh?” tanya Rex.

Frans kembali memasang wajah datarnya. “Kau suka sekali merusak suasana hatiku yang sedang baik.” balas Frans sinis, kembali melanjutkan pekerjaannya, fokus pada layar laptop yang menampilkan ratusan file-file rahasia. Setelah selesai, Frans akan membersihkan seluruh file itu dari laptopnya agar tidak ada yang berhasil meretas.

“Kau sedang memikirkan wanita pujaanmu yang tidak bisa kau jangkau?” tanya Rex, sambil tersenyum miring.

“Aku bisa menjangkaunya kapan saja kalau aku mau, tapi semua benda-benda sialan ini harus aku selesaikan dulu, baru aku bisa menemuinya lagi. Pekerjaan kita semakin padat saja setiap hari,” jawab Frans, selain fokus pada laptop, dia juga harus fokus pada beberapa berkas yang ada di hadapannya. Dia bukan pekerja kantoran, tapi laporan-laporan rahasia itu harus tetap dia periksa.

Hidden In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang