Chapter 3

27.3K 2.8K 159
                                    

Caitlin melangkah masuk ke perusahaan milik Ayahnya—Thomas Reynalds, yang sekarang sudah dipimpin oleh kakak kembarnya—Carlos Reynalds. Reyns Technology adalah perusahaan teknologi yang sangat besar, dengan ratusan cabang yang sudah menyebar hampir di seluruh negara di dunia. Sampai detik ini masih menduduki posisi nomor satu di dunia bisnis.

Caitlin kadang-kadang masih tidak percaya kalau hidupnya akan berubah sedrastis ini, dulu saat dia masih kecil sampai berusia tujuh tahun. Dia tidak pernah mengenal siapa Ayahnya, setiap kali bertanya pada Ibunya, beliau pasti sedih. Makanya dia dan Carlos tidak bertanya lagi.

Caitlin pikir dia dan Carlos akan menghabiskan sisa hidup ini tanpa mengenal siapa Ayah mereka. Dulu mereka sering dibully karena tidak memiliki orangtua yang lengkap. Tanpa diduga, Tom tiba-tiba hadir, mengaku sebagai Ayah mereka. Walau sudah menduga, tapi Caitlin dan Carlos tetap saja terkejut. He’s Thomas Reynalds, pengusaha paling kaya di dunia pada masa itu.

Hidup Caitlin berubah seratus delapan puluh derajat setelahnya. Hidup mereka menjadi sangat mewah, tetapi Tom tidak selalu memanjakan mereka, Ayahnya orang yang tegas. Kalau Tom sudah marah dan menegur mereka, walau suaranya tenang, Caitlin lebih memilih bersembunyi di balik selimut. Sikap tenang Tom sangat mengerikan.

Tom bilang walau hidup mereka lebih dari berkecukupan, mereka tidak boleh sombong dan harus selalu membudayakan hidup sederhana, tidak sering memboros, tidak boleh memandang orang-orang yang status sosialnya lebih rendah dengan sebelah mata. Walau tegas dan sedikit mengerikan, Caitlin sangat mencintai Ayahnya.

Setiap orang yang lewat dari hadapan Caitlin terus menyapanya, Caitlin hanya membalas dengan senyuman. Semua orang di gedung ini sudah pasti mengenalnya sebagai putri pertama dari Thomas Reynalds dan Alana Reynalds, sekaligus adik kembar atasan mereka saat ini.

Caitlin memasuki lift khusus dan langsung menekan tombol menuju lantai di mana ruangan Carlos berada, hanya ada dia sendiri di ruangan kecil tersebut. Ketika pintu lift terbuka, Caitlin langsung keluar dan disambut oleh seseorang.

“Miss Reynalds,” sapa Richard Mclain—asisten sekaligus sekretaris Carlos.

“Richard, ada kakakku di dalam?” tanya Caitlin.

“Ya, ada juga Mr.Reynalds—Ayah Anda.” jawab Richard.

“Sudah kuduga.” gumam Caitlin.

Sampai di pintu ruangan yang dituju, Caitlin langsung masuk tanpa mengetuk, membuat Ayah dan anak yang sedang mendiskusikan sesuatu itu menoleh ke arah Caitlin. Carlos menghela napas melihat kedatangan adiknya, sedangkan Tom tersenyum.

“Ada keperluan apa kamu ke sini?” tanya Carlos to the point, tidak biasanya Caitlin datang, kalau tidak perlu sesuatu darinya.

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin menemui kalian. Hari ini aku free dan bosan di apartemen sendirian.” jawab Caitlin. Tanpa dipersilahkan, dia langsung duduk di sofa.

“Kami sedang banyak pekerjaan.” kata Carlos, berniat mengusir Caitlin.

“Lanjutkan saja, lagipula kenapa aku tidak boleh dengar? Kalian pasti membahas tentang acara ulang tahun perusahaan nanti,” balas Caitlin, Tom mengangguk.

“Ya, sebenarnya semua sudah selesai. Carlos saja yang pusing.” kata Tom.

Caitlin mengernyit. “Ah... apa karena Taylor? Carlos mengundangnya kemarin, mereka bertemu di butikku karena Taylor dikejar orang-orang akibat Carlos juga. Mungkin dia ingin membuat pesta ini sempurna untuk Taylor.” balas Caitlin, tersenyum menggoda pada saudara kembarnya.

Hidden In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang