Tiga belas tahun yang lalu....
Tom masuk ke dalam mobilnya, Frans menyusul. Sepertinya Tom mau berbicara serius dengan dia dulu, baru memutuskan apa yang pantas didapat Frans. Frans yakin itu adalah kematiannya, entah Thomas pernah membunuh atau tidak.
Mereka berdua terdiam cukup lama. Frans sesekali melirik Tom yang menarik napas dan diembuskan secara kasar. Frans mengusap darahnya yang sudah mengalir sampai ke mata, dia bahkan tidak peduli dengan luka di kepalanya. Dia menolak untuk diobati karena tadi terlalu khawatir dan sekarang sepertinya tidak perlu lagi. Frans akan segera mati.
“Luka di kepalamu perlu diobati.” kata Tom yang tidak Frans duga lagi, alih-alih memarahi dan menghajarnya habis-habisan. Apa yang sedang dipikirkan Tom?
Tom menatap Frans lama. “Lukamu perlu diobati nanti, kalau kau masih ingin hidup.” kata Tom lagi, dia pikir Frans tidak mencerna ucapannya dengan benar karena tidak membalas.
“Aku....” Frans tidak tahu apa yang harus dia katakan. “Aku minta maaf.” lanjutnya, hanya itu yang bisa dia keluarkan.
Tom menghela napas. “Syukurlah keadaan Caitlin baik-baik saja, walau aku belum melihat seberapa parah kondisinya. Aku menyeretmu ke sini untuk meminta penjelasan, dan kuharap kau memberikan informasi sedetail mungkin, beserta kronologis kejadiannya.” kata Tom.
Frans menatap Tom. Dia lalu menarik napas dan memulai ceritanya tanpa membantah. Dimulai dari Caitlin yang nyaris ditangkap, hingga kecelakaan yang dia yakin disengaja. Lalu mereka berakhir seperti ini. Frans masih belum bisa tenang karena Caitlin belum sadar, dia sangat khawatir. Apalagi setelah mengetahui perempuan itu ternyata hamil dan keguguran. Demi Tuhan itu adalah anaknya, darah dagingnya.
Frans sudah pernah menduga, tapi dia tidak menyangka kalau Caitlin benar-benar hamil, mereka baru melakukannya satu kali. Frans juga menceritakan bagian ini pada Tom, tapi tidak secara detail, dia tidak akan melakukannya. Begitu juga Tom yang tidak perlu tahu detail itu, karena dia tidak bodoh.
“Dan pelakunya... itu Ayahku.” Frans mengakhiri ceritanya, dia menunduk—menatap kedua kakinya dengan pandangan kosong.
Rahang Tom mengeras, tapi dia berhasil menahan emosi. “Dan... kenapa dia mau mencelakakan putriku? Dia tidak setuju kau bersama Caitlin, karena sudah ada perempuan yang dia pilihkan untukmu?” tanya Tom, Frans menggeleng pelan.
“Dia membenciku. Dia tahu aku bersama Caitlin, dia tahu kelemahanku. Karena keinginannya tidak terkabul, dia menjadikan Caitlin sebagai targetnya.” jeda Frans sejenak, emosi dalam dirinya bercampur aduk. “Dia selalu merenggut orang-orang yang aku sayangi.”
“Oh ya? Tidak heran melihat tabiat Chaiden Salvatore yang seperti itu,” balas Tom, sambil melihat ke depan.
Frans mendongak terkejut, dari mana Tom tahu kalau Chaiden adalah Ayahnya? Frans yakin dia belum menyebutkan nama belakangnya ataupun nama bajingan itu. “Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Frans.
“Siapa Ayahmu? Well, aku selalu menyelidiki semua orang yang berhubungan dengan anggota keluargaku. Termasuk dirimu, jangan pikir aku tidak tahu kalau selama ini kau berhubungan dengan Caitlin. Aku tahu semuanya. Selama ini aku hanya berpura-pura tidak tahu, karena aku tidak pernah melihat Caitlin sebahagia itu. Dia bahkan sampai harus berbohong padaku agar bisa keluar bersamamu, luar biasa.” balas Tom sinis.
Frans kembali menunduk, seharusnya sejak awal dia tidak pernah meremehkan Thomas Reynalds. Pria ini sangat luar biasa dan Frans tidak pernah menduga kalau Tom akan seteliti itu, bahkan sampai menyelidiki latar belakang dia.
“Kalau aku boleh tahu, siapa saja orang-orang yang kau sayangi itu? Yang berhasil Chaiden renggut,” tanya Tom, menggunakan kata ‘musnahkan’ terdengar terlalu kejam, jadi Tom tidak akan mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden In The Dark
Romance{Dark Romance} Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu tersimpan kenangan yang baik atau buruk. Namun bagi Fransisco Salvatore, masa lalu telah mengubah dirinya, menjadi sangat gelap. Fransisco tidak ingat lagi bagaimana dirinya yang ceria...