Chapter 30

17.5K 1.8K 48
                                    

Ashton sudah masuk ke dalam mall, dia berlari dengan kecepatan maksimal, menaiki eskalator nyaris melompat untuk mempercepat langkah. Dia baru mendapat misi dari Tom atau Felix beberapa saat yang lalu. Dominic Lance ini lepas dari pantauannya, jadi dia tidak tahu sama sekali. Selama ini Ashton pikir tidak ada orang yang memiliki keberanian melawan Carlos.

Ashton hampir menarik seluruh perhatian orang-orang yang ada di sini, karena kecepatan berlarinya yang setara dengan atlet lari jauh. Dia sedang diburu waktu, terlambat sedikit saja bisa ada korban jiwa. Yang pasti dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Sampai di lantai paling atas, Ashton berhenti, mencari-cari seseorang. Tidak ada penjaga keamanan seorang pun, kemungkinan sudah dibius atau disekap oleh para penjahat ini.

Orang pertama yang Ashton lihat adalah Taylor dan seorang wanita yang tak lain merupakan mantan istri Carlos. Taylor sedang dalam bahaya, dia hendak melangkah ke sana. Tapi tatapannya tertuju ke butik Caitlin yang pintunya tertutup dan juga keadaan di dalam sana tidak bisa dilihat Ashton dengan jelas.

Ashton memutuskan untuk menuju butik Caitlin terlebih dahulu, sambil mengeluarkan sebuah bola baja kecil. Yang Ashton tahu lemparannya cukup bagus, tidak perlu pistol untuk menumbangkan lawan. Dia yakin tangannya memiliki tenaga yang kuat.

Ketika membuka pintu butik Caitlin, tatapannya langsung menangkap seorang pria asing yang sedang menodongkan pistol ke kepala Caitlin. Langsung saja Ashton melempar bola baja kecil itu hingga mengenai kepala bajingan tersebut.

Caitlin terkejut bukan main melihat apa yang baru saja terjadi. Pria yang menodongkan pistol ke arahnya jatuh pingsan, kepalanya mengeluarkan darah, diiringi pekikan pegawai Caitlin. Ashton mendekati pria itu dan mengambil senjata dia.

Caitlin mengembuskan napas panjang, dia pikir hari ini adalah akhir hidupnya. Caitlin sedikit kecewa karena yang menyelamatkannya bukan penyelamat misteriusnya. Tunggu, bagaimana Ashton tahu kalau ada bahaya di sini?

Yang pasti Caitlin tidak pernah berpikir kalau Ashton adalah penyelamat misteriusnya. Penyelamat misterius itu memiliki warna mata berwarna biru, sedangkan Ashton berwarna hijau.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Ashton, sambil melihat keadaan Caitlin.

“Ya.... Selamatkan Taylor, Ash!” kata Caitlin, berubah menjadi panik saat teringat Taylor.

“Itu tujuanku ke sini, aku sedang mencari bajingan itu.” balas Ashton, mengeluarkan pistolnya sendiri dan keluar dari butik Caitlin. Caitlin mengikutinya.

RUN!” Ashton dan Caitlin mendengar teriakan itu. Tatapan Ashton langsung terfokus pada satu orang yang sedang mengarahkan senjata ke arah dua wanita yang sedang berdiri di dekat eskalator.

DOR!

Peluru Ashton meluncur dan mengenai punggung orang tersebut. Orang itu terkejut dan nyaris tumbang, tapi dengan cepat dia juga mengeluarkan pelurunya, hingga letusan peluru kedua terdengar.

DOR!

Shit!” umpat Ashton, mendekati orang itu dan menghajarnya habis-habisan.

Caitlin bahkan tidak bisa berteriak atau menjerit saking terkejutnya. Jantungnya berdetak sangat kencang, kalau dia tidak berhasil menemukan pegangan pada pintu butiknya. Caitlin yakin dia sudah jatuh ke lantai. Dia menoleh ke arah lain dan melihat Taylor terjatuh. “No, No....” lirih Caitlin.

Tidak, Taylor tidak boleh terluka, dia sedang hamil. Kepanikan Caitlin semakin menjadi, kakinya sangat sulit digerakkan. Dia melihat Ashton berhenti, lalu berjalan menuju ke arah yang berlawanan ketika melihat seseorang yang diincarnya. Di saat yang bersamaan, Carlos tiba bersama segudang penjaga keamanan.

Hidden In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang