Chapter 14

21.1K 2.3K 103
                                    

Caitlin sudah sangat mabuk, dia berjalan dengan sempoyongan ke dance floor. Caitlin benar-benar frustasi memikirkan segala sesuatu yang menimpanya, apapun itu termasuk masa lalu dan fakta yang baru dia ketahui. Kenapa hidup dia menjadi miris seperti ini? Sejak kepergian Frans tanpa kabar tiga belas tahun yang lalu, hatinya membeku.

Caitlin meneguk cairan vodka terus-menerus, dia sudah berada di tengah kerumunan manusia yang sedang menikmati musik DJ. Caitlin bergerak tak tentu arah, sesekali dia terkikik kecil. Caitlin bahkan tidak sadar kalau dia sudah menarik perhatian para kaum adam di sana.

Salah satu pria mendekati Caitlin, wanita itu tidak peduli kalau botol vodka yang dia pegang diambil dan ditukar dengan gelas kecil yang berisi cairan bening. “Siapa namamu?” tanya pria asing di depan Caitlin dengan keras, karena suara dia teredam musik.

Caitlin menatap orang itu sekilas. “Barbara,” jawabnya asal. Walau sudah mabuk, ternyata masih ada sedikit kesadaran dalam dirinya.

Have fun,” balas pria itu, Caitlin cukup bersyukur karena orang ini tidak mengenalinya yang kerap tampil di televisi sebagai bagian dari keluarga Reynalds.

Caitlin tersenyum lebar, lalu meneguk cairan yang diberikan oleh orang asing tersebut begitu saja, tanpa curiga sama sekali. Caitlin terus bergerak, menikmati musik DJ. Pertama kalinya Caitlin bertindak seperti ini, saking frustasi dan stress–nya memikirkan semua hal.

Tak berapa lama, Caitlin mulai gelisah karena merasakan panas yang menjalar di sekujur tubuhnya. “Panas....” gumam Caitlin.

What?” tanya pria asing yang memberikan minuman tadi pada dia, pura-pura tidak tahu apa yang terjadi pada Caitlin.

“Panas... tubuhku panas.” kata Caitlin, mulai ingin menjauh dari kerumunan manusia itu. Tapi pria asing tersebut menahannya.

Caitlin tidak tahu betapa banyak orang yang mengincar dia sejak tadi, apalagi setelah mereka melihat Caitlin menampar seorang pria di meja bar tadi. Ditambah kecantikan dan bentuk tubuh Caitlin yang sangat ideal, para pria hidung belang tentu saja tergoda.

“Aku akan membawamu ke tempat yang hangat, kau akan menikmatinya.” bisik pria itu, Caitlin tidak mendengar dengan jelas, hanya samar-samar, karena kesadarannya juga tersisa beberapa persen.

Pria itu hendak membawa Caitlin masuk ke dalam lift, menyewa salah satu kamar di nightclub eksklusif ini. Caitlin masih tidak tahu nama club yang dia datangi ini. Dia hanya asal masuk saja.

Sebelum pria asing itu berhasil membawa Caitlin masuk ke dalam lift, sebuah tarikan keras pada bajunya membuat dia langsung tersungkur ke atas lantai dan melepaskan pegangannya pada Caitlin. Caitlin nyaris terjatuh kalau tidak ada pintu lift yang menopang tubuhnya.

Shit!” umpat pria asing itu. Lalu dia mendongak, melihat siapa yang berani-beraninya menarik dia.

“Kau sebaiknya menyingkir dan pergi jauh-jauh dari sini, sebelum aku memotong bagian-bagian tubuhmu dan memberi makan hewan peliharaanku.” kata Frans tenang, namun aura dominan dan mengintimidasinya sangat kental.

Para pengunjung yang lain mulai tertarik karena ada Frans di sana, selaku pemilik nightclub besar ini. Caitlin membuka mata perlahan, mencoba memfokuskan pandangan—melihat apa yang terjadi. Dia tidak tahu kalau ada Frans di sana, tubuhnya sudah sangat panas entah karena apa.

Frans hendak berbalik mendekati Caitlin setelah memperingati pria tadi, tapi pria asing itu malah balik menyerang Frans. Frans dengan sigap menahan serangan itu dan balik melayangkan sebuah pukulan keras ke wajah pria tersebut hingga kembali tersungkur ke lantai.

Hidden In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang